TRIBUNJATIM.COM - Aksi pemuda kelabuhi dua wanita di aplikasi kencan ini menjadi sorotan.
Dari aksinya tersebut, si pemuda mendapatkan uang sebesar Rp10 juta.
Ia berpura-pura menjadi seorang dokter yang tengah magang di rumah sakit.
Pelaku adalah Widi Andrian (33).
Widi menjadi dokter gadungan dengan nama samaran dr Damar Mangkuluhur Sardijt.
Dengan profesi samaran itu, WA menipu dua wanita dan menguras uang korban sebesar Rp10 juta.
Baca juga: Ternyata 2 Minggu Siti Belanja di Kios Intan Pakai Uang Mainan, Pemilik Ikhlas, Tak Jadi Polisikan
Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto mengatakan bahwa kasus dokter gadungan ini terungkap saat salah satu korban merasa curiga dengan identitas pelaku yang mengaku tengah magang di salah satu Rumah Sakit di Kota Bandung.
"Berawal dari kecurigaan korban, korban ngecek di Rumah Sakit ternyata data yang bersangkutan tidak ada, terus minta pendampingan ke Polres Cimahi. Alhamdulillah 3 Januari (2025) kurang dari 5 jam kita amankan pelaku di Alfamart di daerah Melong Kota Cimahi," kata Tri di kantor Polres Cimahi, Senin (6/1/2024), dikutip dari Tribun Cirebon.
Tri mengungkapkan, Widi melakukan penipuan sejak Desember 2024.
Widi menyasar korban dengan berkenalan di aplikasi kencan.
Untuk memuluskan aksi jahatnya, Widi mengunggah foto maupun identitas palsu di aplikasi tersebut.
Bahkan, Widi membuat seragam dengan nama dr. Damar Mangkuluhur Sardijt.
"Dia mengaku sebagai mahasiswa kedokteran yang sedang magang. Pelaku mencari korban dari medsos Tinder dan lain-lain. Kemudian korban didekati, dia punya seragam dengan nama palsu, KTP Palsu hingga identitas palsu lain," jelas Tri.
Widi kerap mengelabui korban dengan mengatakan bahwa dirinya tengah membutuhkan uang untuk keperluan magang sebagai dokter.
Sejauh ini, ada dua wanita yang telah tertipu dengan kerugian hingga Rp10 juta.
"Pendekatannya bujuk rayu, meminta bantuan kiriman uang untuk memperkaya sendiri. Pura-pura ada keperluan magang dan lain-lain," tegasnya.
Widi dijerat dengan pasal 372 dan 378 KUH Pidana dengan ancaman maksimal 4 tahun penjara.
Sementara itu, seorang PSK di Kabupaten Karawang Jawa Barat meninggal akibat ditusuk oleh calon pelanggannya.
PSK berinisial RV (40) itu meninggal akibat dibunuh oleh MH (43) yang mengajak kencan.
MH semula berharap untuk bisa kencan dengan RV.
Namun ajakan dari pelaku malah ditolak korban hingga berujung maut.
Korban tewas ditusuk menggunakan pisau dapur di warung kopi, Desa Kertasari Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Alasan pembunuhan terhadap RV tidak mau diajak kencan, tetapi malah melayani lelaki lain.
Kapolres Karawang AKBP Edwar Zulkarnain mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, MH melihat RV bersama seorang lelaki lain.
MH langsung menenteng pisau dapur dan langsung menusukkan pada bagian bawah ketiak RV.
Darah langsung mengucur deras dari tubuh RV hingga kemudian roboh.
Warga yang melihat kejadian tersebut langsung menolong RV.
Baca juga: Nanang Murka Sertifikat Rumahnya Digadaikan Kades, Uang Rp5 Juta Juga Tak Dibayar, Syok Ditagih Bank
Namun karena darah banyak mengucur akhir korban dibawa ke Rumah Sakit Hastien.
"Korban tidak tertolong meninggal saat dibawa ke rumah sakit," kata Edwar.
Polisi menangkap MH selang beberapa waktu setelah pembunuhan terjadi.
MH tidak melawan saat ditangkap di tempat persembunyiannya di Desa Rengasdengklok.
"Sekarang pelakunya masih menjalani pemeriksaan," kata Edwar.
Motifnya, kata Edwar, MH cemburu karena RV tidak mau diajak kencan, tapi malah melayani lelaki lain.
Alasan RV tidak mau karena MH dalam kondisi mabuk.
"Saat dini hari MH kembali datang, RV sedang bersama lelaki lain," ujar Edwar.
Nasib seorang wanita ditemukan tewas di lemari baju, Rabu (25/9/2024).
Wanita yang ditemukan meninggal di Jambi itu bernama Resti Widia.
Baca juga: Supervisor Minimarket Bingung Uang Rp40 Juta di Brankas Hilang, Rupanya Ditilap Karyawan untuk Judol
Ia ditemukan meninggal dalam kondisi tangan terikat ke belakang.
Resti Widia diketahui merupakan warga asal Subang, Jawa Barat berusia 30 tahun.
Menurut temannya, Aulia, sebelum ditemukan tewas dengan cara tak wajar, sempat berkomunikasi dengan almarhum.
Namun, Aulia tak menceritakan secara rinci mengenai isi pembicaraan tersebut, akan tetapi Resti Widia sangat ingin pulang kampung.
Sehari sebelum meninggal, warga sekitar tempat kos Resti Widia sempat melihat almarhum beraktivitas.
Setelah itu, mereka tidak mengetahui keberadaannya.
Selama berhari-hari handphone korban tak aktif dan tak diketahui kabarnya.
Aulia lalu mendatangi tempat kos Resti Widia. Alangkah kagetnya dia, karena temannya sudah tak bernyawa.
Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jambi, Muhamad Aulia Nasution, mengatakan teman korban semakin curiga melihat pintu kamar terkunci dari luar dan ada bekas congkelan.
"Jadi teman-teman korban sempat mencari tau keberadaan korban dengan cara berkomunikasi lewat handphone, namun karena handphone korban tidak aktif, teman korbanpun merasa ada yang aneh, sehingga mencari tahu sampai ke kosan korban," paparnya, Kamis (26/9/2024), dikutip dari Tribun Jambi.
Menurut keterangan temannya, Aulia, Resti Widia sempat komunikasi hendak balik kampung halaman.
Tapi saat teman korban hendak komunikasi lagi, ponsel sudah tidak pernah aktif lagi.
"Dari keterangan teman korban, (Resti) sempat mau balik kampung halaman. Namun nahas, korban malah ditemukan meninggal mengenaskan dalam lemari yang saat ini masih dalam penyelidikan," kata Aulia.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com