"Kami tidak mau kejadian ini berkembang liar. Karena itu kami minta tim independen untuk meneliti, terdiri dari tim geologi, ahli teknik sipil dan ahli hukum," paparnya.
Ternyata jalan yang ambrol ini dulunya adalah bekas sungai yang diuruk oleh warga hingga atasnya, dengan posisi melintang berubah menjadi jalan.
Di titik itu juga ditemukan 7 sumber mata air yang memicu longsoran dan pahatan.
Karena itu, Dinas PUPR memikirkan alternatif untuk mengubah jalan di titik yang rusak menjadi konstruksi jembatan.
"Kalau tetap dibangun talut seperti sebelumnya, pasti akan ambruk lagi. Pakai tros 3 meter saja masih ambles," ucapnya.
Dinas PUPR masih menunggu hasil kajian untuk menentukan konstruksi yang pas.
Sebelumnya sudah dilakukan tes sondir tanah untuk mengetahui daya dukung tanah dan kedalaman lapisan tanah keras.
Hasilnya, hingga kedalaman 24 meter belum ada tanah keras.
"Mungkin solusi sementara, itu akan coba kami uruk terus dengan area yang melebar. kalau longsor uruk lagi, seperti proses yang dilakukan di JLS (jalur lintas selatan)," ungkapnya.
Berdasarkan rencana PUPR, proses kajian akan selesai di 3 bulan awal 2025.
Hasil kajian akan menentukan konstruksi yang pas untuk Jalan Desa Samar yang putus. Hasil kajian ini juga akan dilaporkan ke bupati terpilih, untuk diambil keputusan.
Jalan Desa Samar putus di titik yang disebut warga sebagai Gunung Tugel pada Rabu (20/11/2024) silam.
Lokasi ini pernah putus pada pertengahan 2022, kemudian diperkuat dengan talut jalan yang baru.
Namun ternyata kembali terjadi longsor saat hujan deras melanda kawasan ini.