Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Tuah Dewi Triangga (40) warga Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, berhasil menciptakan terobosan baru dalam dunia fashion sekaligus memperkaya ragam oleh-oleh khas Kediri.
Dengan memadukan tenun ikat dan batik khas Kediri ke dalam desain kaus, tas, dan outer, Tria, sapaan Tuah Dewi Triangga, membawa nuansa tradisional ke dalam gaya modern.
Produk-produknya tidak hanya menjadi pilihan fashion yang stylish, tetapi juga menjadi oleh-oleh yang memiliki nilai budaya tinggi.
Awal mula Tria terjun ke dunia fashion berawal dari pengalamannya mendampingi suami yang berdinas sebagai Kapolres di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Di sana, ia terlibat dalam program pemberdayaan UMKM yang digagas oleh ibu Bhayangkari.
Tria kemudian melihat potensi besar dari tenun-tenun buatan mamak-mamak (ibu-ibu) di Rote Ndao.
Namun sayangnya, pemasaran produk mereka masih terbatas.
Hal ini mendorong Tria untuk membeli tenun-tenun tersebut dan memulai langkah kecil dengan memberdayakan para perajin.
Pengalaman tersebut membawa Tria ke panggung yang lebih besar.
Ia terpilih untuk memamerkan desain busananya di ajang pameran nasional yang diadakan oleh ibu Bhayangkari se-Indonesia di Jakarta tahun 2024 lalu.
Baca juga: Di Balik Kain Tenun Tradisional Banyuwangi, Tersimpan Kisah Panjang Siami dari Desa Jambesari
Dengan membawa sekitar 300 produk, Tria berhasil menjual seluruhnya dalam waktu singkat.
Kesuksesan ini menjadi titik balik baginya untuk serius menekuni bisnis fashion berbasis tenun dan batik.
"Tidak menyangka, kemarin juara dua dengan pakaian yang saya desain dari hasil perajin pelaku UMKM di Rote Ndao," jelasnya saat ditemui di Butik miliknya di Jalan Sutomo Ngeblek, Desa Pelem, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa (4/2/2025).
Kembali ke kampung halamannya di Kediri, Tria melihat peluang baru.
Ia menyadari selama ini oleh-oleh khas Kediri identik dengan olahan makanan seperti tahu.
Namun, Tria yakin produk fashion juga bisa menjadi alternatif oleh-oleh yang menarik.
Dengan kreativitasnya, ia mendesain ulang tenun ikat dan batik Kediri, lalu mengaplikasikannya ke dalam kaus, tas, dan outer.
"Kami desain sendiri dan ada koneksi di sini, jadi tidak kaus ditempel begitu saja," imbuhnya.
Tria tidak hanya fokus pada produk, tetapi juga pada pemberdayaan UMKM lokal.
Ia menggandeng perajin tenun dan batik di Kediri untuk menyediakan bahan baku, kemudian memprosesnya di konveksi miliknya sendiri.
Dengan begitu, Tria tidak hanya menciptakan produk berkualitas, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.
Salah satu produk unggulan Tria adalah kaus dengan motif tenun ikat di bagian tengah.
Kaus ini dirancang untuk semua kalangan, baik laki-laki maupun perempuan, dengan harga terjangkau mulai dari Rp 185.000.
"Di sini juga menawarkan paket keluarga, di mana orang tua dan anak bisa mengenakan pakaian dengan desain yang serasi," ungkapnya.
Tidak hanya kaus, Tria juga memproduksi tas, selempang, dan outer dengan motif perpaduan batik dan tenun ikat khas Kediri.
Produk-produk ini tidak hanya menjadi pilihan fashion sehari-hari, tetapi juga menjadi oleh-oleh yang memiliki nilai budaya dan kearifan lokal.
Tria berharap, produk-produknya dapat menjadi ikon baru oleh-oleh khas Kediri.
"Saya ingin produk ini tidak hanya dikenal di Kediri, tetapi juga bisa dibawa ke luar daerah bahkan luar negeri. Selain itu, saya juga ingin membantu para perajin tenun dan batik agar produk mereka lebih dikenal dan bernilai ekonomi tinggi," ujarnya.
Dalam perjalanan satu tahun terakhir, Tria telah membuktikan kreativitas dan semangat pemberdayaan dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Produk-produknya kini mulai dikenal luas, ia pun terus berinovasi untuk menciptakan desain-desain baru yang menarik.
Ke depan, Tria berencana untuk memperluas jaringan pemasaran dan terus mengembangkan produknya.
Ia juga berkomitmen untuk terus memberdayakan UMKM lokal, terutama para perajin tenun dan batik.
Dengan semangat dan dedikasinya, Tuah Dewi Triangga tidak hanya menjadi sosok inspiratif di dunia fashion, tetapi juga menjadi pelopor dalam melestarikan dan mempromosikan budaya lokal melalui produk-produk kreatifnya.
"Semoga bisa menjadi pusat oleh-oleh di Kediri dan mereka yang membeli secara otomatis telah membantu UMKM di sini," ungkapnya.