“Deflasi terjadi akibat adanya diskon 50 persen bagi pelanggan dengan daya listrik sampai dengan 2.200 VA di Januari 2025,” kata Amalia dikutip dari Kompas.com dari konferensi pers di kantor BPS, Senin (3/2/2024).
Menurutnya, dampak dari inflasi ini sejalan dengan panduan Consumer Price Index (CPI) manual, yang juga menjadi acuan kantor statistik dunia, juga termasuk BPS, dalam perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK).
Dimana harga diskon dapat masuk dalam perhitungan inflasi jika kualitas barang atau jasa tetap sama dengan kondisi normal, serta jika harga diskon tersebut tersedia untuk banyak orang.
“Dengan demikian, diskon tarif listrik sebesar 50 persen juga tercatat dalam perhitungan inflasi yang dilakukan BPS yang kami umumkan hari ini,” jelas Amalia.
Baca juga: Cara Mudah Memaksimalkan Diskon Token Listrik PLN 50 Persen, Pelanggan Tak Perlu Buru-buru Beli
Mekanisme Diskon Token Listrik PLN
1. Untuk Pelanggan Prabayar
Pelanggan prabayar akan mendapatkan kWh ekstra 50 persen saat membeli token listrik selama periode diskon. Artinya, pelanggan cukup membayar setengah dari harga normal untuk mendapatkan jumlah kWh yang sama. Token yang telah dibeli selama periode ini dapat digunakan kapan saja, bahkan setelah bulan Februari berakhir.
Namun, ada hal penting yang perlu diperhatikan: token listrik memiliki batas penggunaan. Token bisa kadaluarsa jika tidak digunakan dalam 50 kali transaksi berikutnya.
2. Untuk Pelanggan Pascabayar
Bagi pelanggan pascabayar, diskon 50 persen diterapkan secara otomatis pada tagihan bulanan. Diskon berlaku untuk pemakaian listrik selama Januari (dibayar pada Februari) dan Februari (dibayar pada Maret). Pelanggan tidak perlu melakukan pendaftaran atau prosedur tambahan, karena pemotongan langsung diterapkan oleh sistem PLN.
Artikel ini telah tayang di TribunPriangan.com
Berita Terkini dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com