Aksi juga dilakukan ratusan siswa SMKN 10 Medan.
Mereka kecewa, dengan sekolah yang gagal menginput data sehingga membuat siswa tak bisa mengikuti SNBP.
"Demonya tentang pengisian PDSS kami sama sekali belum tuntas, tetapi masalahnya selalu diputar-putar balik oleh pihak sekolah," kata Bernadetha saat diwawancarai di lokasi.
Dia menyampaikan, sejauh ini ada masalah dalam penginputan data rapor semester 5 siswa sehingga tak terbaca di PDSS.
"Jadi, sekolah menyatakan kami ini tetap bisa. Cuma mereka ini memutarbalikkan terus. Sampai sekarang belum ada kejelasan dari pihak sekolah," ujar Bernadetha.
Sementara itu, ratusan siswa kelas 12 SMA Negeri 17 Makassar memilih untuk mogok belajar sebagai bentuk kekecewaan mereka karena gagal mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.
"80 persen siswa kelas 12 tidak hadir," ujar Wakil Kepala Sekolah, Kartini Kurnia, di SMA 17 Makassar, Kamis.
Berdasarkan pantauan Tribun, suasana sekolah tampak sepi, dengan aktivitas di luar ruang belajar yang sangat minim.
Meski demikian, siswa kelas 10 dan 11 tetap mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa.
Kartini Kurnia mengaku memahami kekecewaan para siswa dan menegaskan bahwa pihak sekolah hanya bisa memastikan mereka tetap berada dalam pengawasan orangtua masing-masing.
"Itu keinginan mereka. Itu hak mereka untuk mengambil sikap. Mental anak harus kita jaga," jelasnya.
"Memang ada informasi bahwa orangtua memberi ruang bagi anak untuk mengambil sikap, dan orangtua tetap bertanggung jawab terhadap keberadaan mereka di rumah," tambahnya.
Sementara aksi mogok masih berlangsung, para guru memilih untuk mengirimkan tugas kepada siswa agar proses pembelajaran tetap berjalan.
Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id
Berita Viral dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com