Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani
TRIBUNJATIM.COM, MAGETAN - Tiga pria asal Kabupaten Magetan, Jawa Timur, kompak menyampaikan protes kepada Ketua Mahkamah Konstitusi, Suhartoyo, saat Sidang Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) Pilkada Magetan 2024, Jumat (7/2/2025), pukul 13.30 WIB.
Mereka merupakan saksi fakta, yang dihadirkan oleh Kuasa Hukum Pemohon Paslon Bupati dan Wakil Bupati Magetan nomor urut 3, Sujatno-Ida Yuhana Ulfa, Wakit Nurrohman, dan Benny Wahyudi.
Rinciannya yakni pemilih yang tidak menggunakan hak suara karena kerja di luar kota, Tri Andi Riyanto, Budi sebagai ayahanda Wasis Bintoro PMI Magetan di Taiwan, serta Juriyono ketua RT yang mengetahui nama Galih Susanto dan Suryaningsih ada di daftar hadir, namun golput karena sedang bekerja di luar Magetan.
Tri Andi Riyanto mengungkapkan, saat pencoblosan pada 27 November 2024 lalu, dirinya sedang bekerja di Kota Kediri.
Hanya saja ketika mengutarakan hal tersebut, di depan Suhartoyo yang memimpin jalannya persidangan, Tri Andi tampak gugup dan terbata-bata.
“Saya tidak menggunakan hak suara di TPS 01 Desa Kinandang, Kecamatan Bendo, tapi ada nama saya, seolah ikut mencoblos,” ujar Tri Andi.
Selanjutnya, Suhartoyo bertanya kepada Tri Andi, terkait bagaimana ia bisa mengetahui persoalan tersebut.
Baca juga: Abah Gun Berharap Sanusi Kembangkan Potensi Malang, Singgung Soal Gugatan Hasil Pilkada
“Saya tahu dari orang tua saya yang mulia. Beliau melihat daftar hadir,” ucapnya.
Karena masih penasaran, Suhartoyo meminta Tri Andi membuat tanda tangan beberapa kali.
Tanda tangan itu dibawa Tri Andi, ke Suhartoyo.
Suhartoyo kemudian memanggil dan menunjukkan tanda tangan buatan Tri Andi, di depan kuasa hukum pemohon, kuasa hukum termohon alias KPU dan Bawaslu Magetan, Puji Muhammad Ridwan, dan kuasa hukum paslon 01 Nanik Endang Rusminiarti-Suyatni Priasmoro, Regginaldo Sultan.
“Apakah di kampung saudara ada nama yang sama dengan nama saudara. Berapa jumlah pemilih di TPS tersebut, apa anda kenal semua,” tanya Suhartoyo ke Tri Andi.
“Tidak ada nama yang sama di kampung saya, dari kecil saya tumbuh besar di sana. Satu TPS kenal beberapa saja. Jumlah yang nyoblos tidak tahu. Setahu saya tidak ada yang punya nama sama,” jelas Tri Andi.
Keterangan berikutnya disampaikan Budi.