Jalannya Sidang Isbat akan dimulai dengan pemaparan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi.
Acara dilanjutkan dengan verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di Indonesia.
Setelah itu, Kemenag bersama pihak terkait akan melakukan musyawarah dan mengambil keputusan terkait penetapan awal Ramadhan 2025 untuk diumumkan ke publik.
“Kita berharap umat Islam di Indonesia bisa mengawali Ramadhan tahun ini secara bersama-sama,” jelas Abu Rokhmad.
Terpisah, Peneliti Utama bidang Astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin mengatakan, awal Ramadan 2025 secara hisab jatuh pada Sabtu (1/3/2025).
Hisab diartikan sebagai penghitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi Bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriah.
Baca juga: Kumpulan Ucapan Islami Awal Ramadan 1446 H untuk Menyambut Bulan Puasa 2025
Thomas menjelaskan, perkiraan awal Ramadan 2025 secara hisab didasarkan pada terpenuhinya kriteria MABIMS di wilayah Aceh.
MABIMS adalah kriteria visibilitas hilal yang ditetapkan oleh Menteri Agama Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Singapura.
Kriteria visibilitas hilal menurut MABIMS yang ditetapkan pada 2021 berada di 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
“Namun rukyat ada potensi gagal sehingga ada potensi 1 Ramadan jatuh pada 2 Maret (2025),” ujar Thomas kepada Kompas.com, Kamis (13/2/2025).
Meski awal Ramadan 2025 bisa diperkirakan, Thomas tetap meminta masyarakat untuk menunggu hasil Sidang Isbat yang digelar Kemenag.
Kapan awal Ramadan 2025 menurut Muhammadiyah?
Sementara itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan awal Ramadan 2025 dalam Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 Hijriah.
Maklumat tersebut diumumkan saat konferensi pers di Kantor Cik Ditiro Yogyakarta, Rabu (12/2/2025).
PP Muhammadiyah menetapkan awal Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu (1/3/2025).