TRIBUNJATIM.COM - Apes nasib warga di sekitar Desa Parengan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto beberapa tahun belakangan.
Akses jalan untuk beraktivitas warga tak kunjung diperbaiki.
Jalan rusak di sekitar Kecamatan Jetis itu bahkan sudah menimbulkan korban.
Tetapi, pemerintah setempat masih belum bisa benar-benar memperbaiki jalanan rusak itu.
Lima tahun yang lalu, warga sebenarnya sudah patungan demi memperbaiki jalan, tetapi ternyata jalan tersebut kembali rusak.
Warga mengeluhkan jalan rusak sekitar 1 kilometer, di Desa Parengan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Tak pelak, akibat jalan rusak tersebut, menghambat aktivitas warga setempat, karena jalur itu merupakan akses utama yang menghubungkan Dusun Gondang, Desa Parengan, ke jalan raya menuju pusat ekonomi maupun ke Kota Mojokerto.
Dari pengamatan di lokasi, kondisi jalan rusak seperti aspal mengelupas menjadi jalan tanah bercampur kerikil, berdebu ketika dilewati.
Bahkan, jalan berlubang berubah seperti kubangan saat hujan.
Baca juga: Warga Takut Anak Babi Lahir Bermata Satu dan Lidah Menjulur, Pemilik Kaget, Polisi Beri Penjelasan
Yoyok (41) warga setempat, mengatakan, kondisi jalan rusak sudah sejak lima tahun yang lalu.
Perbaikan jalan aspal terakhir pada tahun 2010 silam.
Warga sempat patungan membeli tanah uruk untuk menambal jalan berlubang, agar tidak mencelakai pengguna kendaraan yang melewatinya.
"Dulu warga patungan buat memperbaiki jalan. Jalan rusak memicu kecelakaan, apalagi kalau pas hujan jalan berlubang digenangi air membahayakan warga yang melewatinya," jelasnya, Minggu (16/2/2025), kepada TribunJatim.com.
Menurut dia, akibat jalan rusak di Desa Parengan itu, beberapa kali memicu kecelakaan, korbannya pengendara motor yang terjatuh hingga korban mengalami patah tulang.
"Sering ada pemotor yang jatuh, ada yang tangannya sampai patah," ungkap Yoyok.
Warga Desa Parengan, Suwandi, mengatakan, jalan rusak ini merupakan akses utama warga saat berangkat maupun pulang kerja, terutama dilewati anak sekolah setiap hari.
Dirinya berharap pemerintah daerah dapat memprioritaskan perbaikan jalan di kampungnya tersebut.
"Harapan kami, ini jalan desa masuk wewenang Pemkab Mojokerto bisa segera diperbaiki," tandasnya.
Baca juga: 9 Jam Diblokade, Warga 3 Kabupaten Tak Bisa Jalan Imbas 1 Keluarga Tuntut Denda Rp 2 M ke Oknum TNI
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mojokerto, Rinaldi Rizal Sabirin, mengungkapkan, jalan di Desa Parengan sudah masuk ke usulan rencana perbaikan jalan.
"Sudah masuk usulan di tahun 2025, karena anggaran berkurang tidak masuk tahun ini. Tentunya akan kita usulkan lagi untuk prioritas tahun 2026," bebernya.
Menurut dia, perbaikan jalan rusak di Desa Parengan sudah diusulkan, namun karena adanya pengurangan anggaran, sehingga bakal masuk di tahun 2026.
"Sudah kita usulkan tapi anggaran kan banyak berkurang. Tahun 2024 sudah dikerjakan hampir satu kilometer, itu jalan kabupaten ruas Lakardowo-Parengan," ucap Rinaldi.
Ia menyebut, prioritas perbaikan jalan meliputi beberapa aspek, pertimbangan melalui usulan dari Musrencam, kondisi eksisting, kebutuhan anggaran, tingkat kesulitan medan, kondusivitas wilayah, jumlah penduduk, dan akses wisata atau ekonomi, dan lainnya.
"Tolok ukurnya bukan hanya kondisi yang parah, masih banyak indikator lainnya. Sebenarnya masuk prioritas sudah kita usulkan di 2025, tapi karena keterbatasan anggaran belum bisa diakomodir," pungkasnya.
Sementara itu, di Bondowoso, kejadian serupa juga berlangsung.
Bahkan, warga yang kelewat kesal mengutarakan kekecewaannya kepada para pejabat terpilih.
Warga di Dusun Gayam dan Dusun Tugu, Desa Purnama, Kecamatan Tegalampel bergotong royong memperbaiki jalan rusak.
Perbaikan jalan rusak ini telah dilakukan selama dua hari terakhir.
Seluruh bahan-bahan perbaikan, seperti semen dan pasir itu didapat dari hasil swadaya masyarakat.
Per kepala keluarga menyumbang Rp 50 ribu, jika ada yang punya rezeki lebih, mereka memberi Rp 100 ribu.
Sementara untuk pengerjaannya dilakukan sendiri oleh warga. Kemudian untuk makan selama bekerja, masing-masing rumah tangga menyumbang tiga bungkus nasi.
Baca juga: Usai Diviralkan, Jalan Rusak ke Sekolah Dikeluhkan Siswa SMK Kini Baru Diperbaiki Pemerintah
Demikian dituturkan oleh Herman, warga Dusun Gayam, Desa Purnama, Kecamatan Tegalampel.
"Ini dicor," ujarnya dikonfirmasi Tribun Jatim Network pada Kamis (23/1/2025).
Ia menjelaskan, jalan yang rusak ini pernah diperbaiki sekitar tahun 2009 lalu atau 16 tahun lalu.
Namun, sekarang sudah rusak dan banyak memakan korban.
Baca juga: Guru Capek Sering Kecelakaan Jatuh dari Motor Akibat Jalan Rusak, Ngadu ke Partai Gerindra: Ya Allah
Pihaknya lelah menunggu pemerintah daerah, pemerintah desa, hingga anggota dewan yang hanya memberi janji.
Namun tak kunjung diperbaki. Dulunya, kata Herman ada perbaikan jalan, namun tak sampai penuh ke atas.
"Itu yang di bawah diaspal dulu ada mau pas calon-calon dewan itu," ujarnya.
"Ingat kalau sudah coblosan ke kita. Seperti kata warga. Nanem padi e tanian, mun lah deddih ni benian (Menanam padi di depan rumah, kalau sudah jadi lupa, red)," katanya dalam bahasa Madura.
Baca juga: Pasca Kecelakaan Pikap Pengangkut Pekerja Kopi, Satlantas Polres Bondowoso Gelar Patroli
"Kalau sudah jadi. Ada rapat yang tak berhenti-berhenti. Malam ada rapat ke Banyuwangi, ke Bali," jelasnya menirukan alasan pejabat setiap minta ditemui.
Ia menceritakan satu-satu persatu warga atau pengendara yang pernah jatuh akibat jalan yang rusak ini.
Seperti, jika hujan di pagi hari anak-anak di dua dusun itu biasanya memilih tak sekolah. Karena, kalau sudah sampai di jalan rusak, roda dua tak bisa melintas.
Khawatir jatuh, karena jalanan licin dan berbatu. Kalau pun ada yang memaksa sekolah, mereka jalan kaki, dengan membuka sepatu. Resikonya, baju sekolah kotor karena lumpur.
Baca juga: Temuan Peninggalan Benda Prasejarah di Bondowoso Diwarnai Dugaan Pencurian
"Ya anak saya bawa sendal," ceritanya.
Kemudian, Herman mengaku beberapa kali pernah mengantar warga yang hendak melahirkan dengan pikap.
Dirinya tak pernah lupa bahwa pernah mengantar orang melahirkan sekitar 11 tahun lalu. Karena jalannya sulit, dan dirinya pelan membawa kendaraan roda empat. Akhirnya, melahirkan di jalan yang kini diperbaikinya bersama warga.
"Saya pernah dulu yang ngantar malam hari, orang terkena bisul di bokongnya. Mau suntik ke bidan. Belum sampai bidan, sudah meletus dulu bisulnya. Pak Sucip itu," ceritanya diikuti tawa orang-orang mengenang kejadian itu.
Paling mengerikan, kata Herman, pernah ada acara lamaran pernikahan yang membuat kendaraan pikap besannya terbalik. Hingga sampai keluarga calon mempelai itu mengalami patah tulang.
Baca juga: Ratusan Warga Geruduk Bank Pelat Merah di Bondowoso, Kritik Analisis Kredit, Minta Copot Mantri
"Lupa saya tahunnya. Sekitar 2019an," ujarnya.
Perbaikan jalan sendiri tak dilakukan di jalan rusak sepanjang 1,5 kilometer langsung. Hanya diambil titik terparah dulu. Karena anggaran hasil swadaya hanya cukup memperbaiki untuk dua titik, yakni titik pertama sekitar 30 meter, dan 150 meter.
Selanjutnya, masyarakat masih menunggu sumbangan lagi.
Masyarakat di dua dusun itu sebenarnya bisa melintasi jalan lain lewat Desa Purnama.
Namun, karena jaraknya hingga 3 kilometer. Maka masyarakat lebih memilih jalan yang melintas melalui Desa Locare, Kecamatan Curahdami.
"Disini kalau tidak bertindak sendiri masyarakatnya. Jangankan warga kota, warga desa disini pun bisa jatuh," terangnya.
Informasi dihimpun, gotong royong perbaikan jalan yang rusak sudah dilakukan sejak dua hari lalu.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com