TRIBUNJATIM.COM - Di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, ada salah satu masjid yang menggelar salat tarawih kilat.
23 rakaat salat tarawih plus witir di Ponpes Al-Quraniyah biasa dikerjakan hanya dalam waktu 7 menit.
Pada masa pandemi Covid-19, salat tarawih bahkan lebih cepat lagi menjadi hanya 6 menit saja.
Baca juga: Pantas Tenant Pilih Cabut sebelum Rans Nusantara Hebat Tutup, Keluhkan Sepi Pembeli: Menurun
Adapun salat tarawih 7 menit ini dilakukan di masjid Ponpes Al-Qur'aniyah, Desa Dukuhjati, Kecamatan Krangkeng.
Karena pengerjaannya yang super kilat, salat tarawih kilat di Ponpes Al-Qur'aniyah ini selalu menjadi sorotan setiap tahun.
Hanya saja, pada Ramadan 2025 sekarang ini, salat tarawih kilat tersebut ditiadakan.
Alasannya karena pengasuh Ponpes Al-Qur'aniyah, KH Azun Mauzun, yang biasa menjadi imam salat tarawih, usianya tidak muda lagi.
Selain itu, tidak ada pengganti yang sanggup menggantikan KH Azun Mauzun.
"Ini karena kondisi, sedangkan kita cari penggantinya tidak ada," ujar KH Azun Mauzun kepada Tribun Cirebon, Minggu (2/3/2025).
Sedangkan terkait ditiadakan salat tarawih super kilat pada Ramadan tahun 2025 ini, diketahui bukan kali pertama.
Sebelumnya pada tahun 2022, juga sempat ditiadakan.
Saat itu pihak ponpes menindaklanjuti imbauan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Indramayu untuk meniadakan tarawih.
Azun juga tidak memungkiri, kala itu jumlah jemaah yang datang ke masjid untuk salat tarawih sedikit berkurang dari biasanya.
"Kita sempat istirahat satu tahun. Ternyata banyak masyarakat yang minta agar kembali diadakan," ujar dia.
Berbeda dengan sebelumnya, alasan ditiadakan salat tarawih kilat di tahun 2025 lebih karena faktor usia KH Azun Mauzun yang bertindak sebagai imam, kini sudah tidak lagi muda.
Selain itu, karena tidak adanya penerus untuk menggantikannya menjadi imam.
Kini salat tarawih di Ponpes Al-Quraniyah dilaksanakan normal seperti masjid-masjid pada umumnya.
Namun dengan durasi yang masih cepat walau tidak secepat sebelumnya, yakni antara 12-15 menit saja.
Azun sendiri bersyukur, pasalnya jemaah yang datang untuk salat tarawih masih banyak walau tidak sekilat sebelumnya.
Mereka tetap semangat untuk datang ke masjid menunaikan ibadah yang hanya ada di bulan Ramadan tersebut.
"Kami meminta kepada para jamaah tetap jalani ibadah seperti sedia kala, seperti sebelumnya."
"Jangan terpengaruh pada salat tarawih yang sudah dilaksanakan berpuluh-puluh tahun, tapi kini tidak ada," ujar dia.
Baca juga: Ahok Tidak Kaget Riva Ditangkap Korupsi Pertamina, Ungkap Sang Dirut Tak Takut Dipecat: Brengsek
Diketahui, salat tarawih kilat di Ponpes Al-Qur'aniyah sendiri sudah menjadi tradisi yang rutin dilakukan setiap tahun.
Awal mula salat tarawih kilat ini digelar sekitar tahun 2006 silam.
Tarawih kilat di Ponpes Al-Quraniyah, Desa Dukuhjati, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, juga diikuti warga sekitar pesantren yang merupakan laki-laki.
Hampir seluruh warga khususnya anak muda, memilih mengikuti salat tarawih kilat.
Ini sesuai dengan permintaan mereka yang ingin pelaksanaan salat tarawih berlangsung cepat.
Hal itu pun sejalan dengan tujuan dari pihak ponpes sendiri.
Mereka akhirnya memutuskan salat tarawih kilat karena ingin merangkul anak muda agar mau berangkat ke masjid.
Sebelumnya diberitakan, Azun Mauzun bercerita soal kebiasaan anak muda di sekitar lingkungan pesantren yang hobi menghabiskan waktu dengan nongkrong.
Mereka bermain gitar, bahkan konvoi motor.
Hal itu mengganggu jemaah lainnya yang tengah melaksanakan salat tarawih.
Sebagian lagi sibuk dengan urusan duniawi, seperti berdagang dan lain sebagainya, sehingga mengesampingkan berangkat ke masjid untuk salat tarawih.
"Ini alasannya karena permintaan dari anak-anak muda itu sendiri, kalau tidak cepat, mereka tidak mau tarawih," ujarnya.
Baca juga: Jeritan Mbah Juminah Uang Rp11 Juta Buat Tabungan Kematian Raib, dari Kerja Kumpulkan Gedebog Pisang
Azun Mauzun sendiri tidak memungkiri, sejak Ponpes Al-Quraniyah menggelar salat tarawih kilat, jumlah jemaah yang datang terus bertambah.
Bahkan tidak sedikit warga dari luar kampung yang juga ingin merasakan salat tarawih kilat di sana.
Dalam hal ini, Azun Mauzun yang sekaligus imam salat tarawih kilat meyakini bahwa salat tarawih kilat yang dilakukan di ponpesnya tersebut sah.
Meski cepat, tapi yang terpenting pelaksanaan salat tarawih sudah sesuai dengan syarat dan rukunnya salat.
Setiap bacaan salatnya, yakni biasa menggunakan surat pendek.
Sebagai informasi, salat tarawih menjadi salah satu ibadah yang dilaksanakan umat musim saat bulan Ramadan.
Ibadah tersebut dilaksanakan seusai salat Isya.
Masyarakat pada umumnya bisa mengerjakan salat tarawih secara berjamaah di masjid.
Di Ramadan 2024, rekaman jemaah salat tarawih di lorong minmarket demi mendapatkan malam Lailatul Qadar, sempat viral di media sosial.
Lailatul Qadar memang menjadi salah satu malam yang dinantikan umat Islam saat bulan Ramadan.
10 hari terakhir bulan Ramadan dipercaya terdapat malam Lailatul Qadar.
Tak mau melewatkan momen istimewa ini, warga di Kota Bogor rela salat tarawih di lorong minimarket pada malam 21 Ramadan 2024.
Pada malam 21, Masjid An Nur yang berada di Jalan Lolongok, Kelurahan Empang, Kota Bogor, dipenuhi jamaah.
Rupanya kegiatan ini sudah menjadi tradisi di setiap bulan Ramadan di sana.
Puluhan ribu jemaah dari berbagai wilayah di Indonesia tentu akan memadati masjid yang dibangun sejak tahun 1084 tersebut untuk buka puasa bersama dan salat tarawih.
Kegiatan ini dilakukan rutin oleh para ulama dan habaib untuk mendapatkan berkah malam Lailatul Qadar yang diyakini ada pada malam-malam ganjil di akhir Ramadan.
Saking padatnya, jemaah pun nampak mengular hingga ke tepi jalan.
Terlepas dari itu, sejumlah momen tak biasa terekam kamera seperti diunggah oleh akun TikTok @azharbbn.
Video berdurasi beberapa detik ini memperlihatkan momen saat salat tarawih.
Namun salat tarawih ini dilakukan di minimarket.
Terlihat para jemaah menempati lorong kosong di area minimarket.
Minimarket tersebut dipenuhi para jemaah yang salat tarawih.
Mereka memiliki alasan sendiri salat tarawih di minimarket.
Hal ini lantaran masjid untuk tarawih dipadati jemaah, bahkan jalanan sudah penuh sesak.
Warga yang lain pun terpaksa salat di minimarket.
"Semoga istiqomah," tulisnya, dilihat TribunnewsBogor.com, Rabu (3/4/2024).
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com