Material kardus yang terlihat hanyalah alat bantu dalam proses pencetakan.
"Ornamen ini dibuat dari resin dan fiberglass, yang memang umum digunakan untuk patung luar ruangan karena ketahanannya terhadap cuaca ekstrem. Kardus yang terlihat dalam video hanyalah media cetak sebelum bahan utama dikeringkan dan diperkuat," jelasnya.
Lebih lanjut, Imran menyebutkan bahwa jika patung tersebut benar-benar berbahan kardus, tentu tidak akan mampu bertahan lama di lingkungan terbuka, apalagi dengan kondisi cuaca pesisir yang ekstrem.
"Kalau benar terbuat dari kardus, tentu sejak awal sudah hancur terkena hujan dan panas," ujarnya.
Selain itu, Imran juga menyayangkan tindakan pengunjung yang sering menaiki patung tersebut untuk berfoto.
Hal ini, menurutnya, turut mempercepat kerusakan struktur ornamen.
Telanjur viral di media sosial, Dedi Mulyadi langsung menanggapi kondisi tersebut.
Dedi Mulyadi bahkan tak segan ingin mengaudit pihak proyek yang menangani pembangunan patung tersebut.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengomentari video viral yang memperlihatkan kondisi patung penyu rusak di Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau Alun-alun Gadobangkong, Sukabumi.
Patung yang disebut bernilai Rp 15 miliar itu terlihat rusak dengan bagian tempurung yang robek dan penyok.
Dalam video disebutkan patung tersebut terbuat dari kardus.
“Mengenai ramainya patung penyu yang isinya kardus, saya tidak akan memberikan komentar terlalu panjang. Saya sudah meminta inspektorat provinsi Jawa Barat untuk turun ke lapangan mengaudit kegiatan proyek tersebut,” ujar Dedi dalam akun Instagramnya @dedimulyadi71, Kamis (6/3/2025), seperti dikutip TribunJatim.com via Kompas.com.
Dedi mengungkapkan, setelah audit selesai, pihaknya akan segera mengumumkan agar masyarakat mendapat penjelasan yang objektif, tidak bersifat dugaan.
“Saya akan senantiasa berbuat objektif bagi kepentingan masyarakat dan akan senantiasa mengedepankan prinsip-prinsip akuntabilitas,"
Berjanji akan transparan ke masyarakat, Dedi Mulyadi meminta agar bersabar menunggu hasil audit.