TRIBUNJATIM.COM - Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia yang bekerja di Taiwan membagikan kisah pilu yang menjadi sorotan publik.
Lewat akun TikTok pribadinya, Nyi Plorok membagikan cerita kerasnya mengadu nasib di luar negeri.
Dalam salah satu unggahannya, dia merekam situasi dan kondisi pekerjaan yang dijalankan di sana.
Baca juga: Mbah Jubaedah Minta Tolong Presiden Tanah Warisan Terancam Dieksekusi, Leter C Diubah: Saya Beli
Nyi Plorok yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) membagikan momen ketika dia tengah membersihkan toilet.
Bukan tanpa alasan dia membersihkan toilet malam hari, rupanya Nyi Plorok melakukannya sebagai salah satu alibi.
Ya, dia membersihkan toilet malam hari sebagai salah satu trik mengelabui majikannya yang melarang Nyi Plorok berpuasa.
Untuk menyiasati aturan larangan tersebut, Nyi Plorok rela membersihkan toilet malam hari sambil santap sahur.
"Tempat persembunyian andalan," ujarnya, dikutip dari TribunnewsBogor.com, Rabu (12/3/2025).
Dalam video tersebut, TKW tersebut tampak menyantap sahur dengan ala kadarnya.
Terlihat pula dia telah menyiapkan botol minum berwarna hitam dengan ukuran besar.
Meski situasi dan kondisi sulit, TKW asal Indonesia tersebut tak menggugurkan kewajibannya menunaikan ibadah puasa di bulan suci Ramadan.
Sementara itu, Nyi Plorok sempat membalas komentar dukungan yang ditujukan kepadanya.
Nampak salah satu akun meneteskan air mata dengan kisah pilu yang dialami Nyi Plorok.
Berikut beberapa komentar dari netizen:
"Mbak semoga Allah lembutkan hati Ama yang Mbak jaga, agaar Mbak bisa ibadah dengan tenang dan khidmat ya," tulis riyasulasno.
"Aku Nangis loh mbak Lihat Viti Mu, Kadang aku yg kurang Bersyukur Udah Di Kasih Majikan Yg Ngizinin puasa Sahur Buka Loss, Tapi masih Aja gerutu," tulis Nila Moon.
Dalam balasan komentar tersebut, Nyi Plorok menyebutkan jika majikannya di Taiwan tidak suka dengan hal-hal tertentu.
"Amaku paling gak suka orang pakek jilbab.apalagi liet pakek mukena," jelas Nyi Plorok.
"Mbaaaaak mbaaaak, aku udh d wanti2 sama bos jgn smpek puasa," sambungnya.
Sementara itu, Nyi Plorok pun mengaku jika menunaikan salat dengan sembunyi-sembunyi.
"Aku boleh sholat tp gak boleh sampek nenek tau mbak.jdi nunggu orangnya tdr baru bisa sholat,itu juga sembunyi2," ungkapnya.
Seorang netizen juga merasa heran Nyi Plorok bisa makan sahur di toilet.
"Kok bisa ketelen makan di kmr mndi klo aku udh Gk bakal an ketelen," komentar netizen tersebut.
"Yaaa gmn lg mbaaak tp ini kamar mandi bru.cuma buat aku sama nenek aja.g ada orang lain yg makek. udah kebiasa gini dr th lalu," balas Nyi Plorok.
Baca juga: 5 Tahun Berlalu, Gilang Bungkus Diduga Kembali Beraksi usai Bebas, Berburu Korban Fetish Kain Jarik
Kisah lainnya datang dari pekerja migran Indonesia bernama Ribut Uripah yang telah hilang selama 19 tahun.
Kini sosoknya berhasil ditemukan dalam keadaan hidup di hutan Malaysia.
Kabar ini pun membuat keluarga Ribut Uripah bahagia.
Diketahui, kabar ini pertama kali tersampaikan oleh keluarga melalui sebuah video viral.
Dalam video menunjukkan seorang perempuan yang mengaku berasal dari Bawang, Batang, ditemukan tinggal di sebuah hutan Malaysia.
Sontak video yang memperlihatkan perempuan asal Indonesia yang tinggal di sebuah hutan Malaysia tersebut, viral di medsos.
Dalam video berdurasi 2 menit 18 detik, wanita tersebut mengaku bernama Sakinah dan berasal dari Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Ia juga menyebut mempunyai anak bernama Istianah.
Diketahui, ia telah tinggal di sebuah gubuk kayu di tengah hutan Malaysia selama 19 tahun.
Kepala Desa Candirejo, Ahmad Musafak, pun telah memastikan bahwa wanita yang berada di video tersebut memang merupakan warganya yang hilang sejak tahun 2006 silam.
Namun wanita tersebut telah berganti nama di Malaysia jadi Sakinah Anggraeni, yang mana nama aslinya adalah Ribut Uripah.
"Semalam sekitar jam 9 mendapat informasi terkait warga saya yang terlantar di Malaysia," tuturnya saat ditemui Tribun Banyumas, Kamis (6/3/2025).
"Kami sudah melakukan konfirmasi kepada pihak keluarga, ternyata betul itu salah satu kelurganya yang pergi ke Malaysia dan tidak pernah ada kabar," imbuhnya.
Usai memastikan warga Candirejo, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan berbagai pihak termasuk Muspika, Disnaker dan Dinsos.
"Kami juga sudah koordinasi dengan warga Bawang yang berada di Malaysia, dan alhamdulillah mudah dicari.
Saat ini Ribut sudah dilakukan evakuasi, keadaannya sehat dan telah berada di KBRI," ujarnya.
Musafak mengatakan, pemulangan Ribut saat ini masih dalam proses administrasi.
"Insya Allah harapannya dalam satu atau dua minggu bisa dipulangkan," jelas Musafak.
Musafak mengatakan, banyak pihak yang prihatin dan turut membantu kepulangan Ribut.
Satu di antaranya adalah Anggota DPR RI Yoyok Riyo Sudibyo yang juga merupakan warga Bawang Batang.
"Alhamdulillah terimakasih banyak pihak yang mau membantu, termasuk Pak Yoyok."
"Bahkan beliau tadi sudah berkomunikasi dengan keluarga Ribut, dan akan membantu pemulangan Ribut," tandasnya.
Sementara itu, keluarga juga langsung yakin bahwa perempuan dalam video viral adalah Ribut Uripah, meski sudah bertahun-tahun tidak bertemu.
"Pagi-pagi pada heboh, Pak Lurah ke sini ngabari tentang video yang viral itu," kata kakak ipar Ribut Uripah, Misni (60),
"Langsung yakin memang itu Ribut Uripah, apalagi menyebut anaknya Istianah," lanjutnya.
Dengan bantuan warga Candirejo yang bekerja di Malaysia, Ribut pun dapat berkomunikasi dengan keluarganya melalui video call.
Pihak keluarga berharap Ribut bisa segera pulang.
"Kalau bisa ya Lebaran sudah pulang, kalau tidak bisa ya gimana lagi, kami mendengar keadaan Ribut sehat sudah bahagia," tutur Misni.
Disebutkan Misni, Ribut Uripah pergi ke Malaysia sejak tahun 2006 silam, namun tidak pernah memberi kabar.
Misni lantas mengisahkan awal mula adik iparnya berangkat ke Malaysia.
"Dulunya ada orang ngajak kerja ke Malaysia, tetangga dulu yang ngajak," ungkap Misni, saat ditemui di rumahnya, Kamis (6/3/2024).
"Saat itu anaknya masih kecil, umur empat tahun, dan dirawat kakaknya sampai sekarang," lanjut Misni.
Misni mengatakan, pada tahun pertama kerja, 2006, Ribut Uripah masih sempat mengirim surat dan uang sekali.
Namun setelah itu kabar dari Ribut Uripah hilang begitu saja.
Keluarga mengira, Ribut Uripah pindah kerja atau tidak berkabar.
"Kami tanya ke agen, katanya tidak ada yang namanya Ribut Uripah, mungkin pindah atau namanya diganti," jelas Misni.
Di Malaysia, Ribut Uripah mengenalkan namanya sebagai Sakinah Anggraeni.
Keluarga pun terus berharap dan selalu menyebut nama Ribut dalam setiap pengajian, hingga kini sang TKW berhasil ditemukan.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com