Berita Viral

Tegas Dedi Mulyadi Beri Aturan Larang Permintaan dan Pemberian THR: Hidup Rileks Saja

Editor: Torik Aqua
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ATURAN DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tak kuasa menahan tangis ketika melihat alih guna lahan di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat. Dedi Mulyadi beri aturan agar Pemerintah Provinsi Jawa Barat tak meminta maupun memberikan THR.

TRIBUNJATIM.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kini mengeluarkan aturan baru untuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang melarang permintaan dan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) oleh atau kepada siapa pun.

Aturan itu dikeluarkan melalui surat edaran.

Dedi Mulyadi mengambil langkah setelah maraknya surat permohonan THR yang diajukan oleh berbagai organisasi masyarakat (ormas) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) kepada lembaga pemerintah maupun perusahaan swasta.

Hal tersebut seperti yang dikutip oleh Kompas.com.

Baca juga: Dedi Mulyadi Kaget Temui 15 Orang Tinggali 1 Gubuk Reyot, Tanah Milik Negara, KDM: Hidup Begini Amat

“Kami tegaskan bahwa hari ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengeluarkan edaran yang mengatur hal ini,” ujar Dedi, Selasa (18/3/2025).

Edaran ini mengandung beberapa poin penting, salah satunya adalah larangan bagi seluruh aparatur pemerintah di Provinsi Jawa Barat, dari tingkat gubernur hingga RT/RW, untuk meminta atau memberikan THR kepada siapapun dengan alasan apapun.

Tidak hanya itu, Gubernur Dedi Mulyadi juga mengingatkan bahwa seluruh lembaga usaha, baik yang berada di bawah naungan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun perusahaan swasta, dilarang memberikan THR kepada pihak manapun.

“Jangan sampai kita ini aneh-aneh—saat puasa tidak puasa, tapi saat lebaran malah sibuk mencari THR ke mana-mana,” tambahnya dengan tegas.

Gubernur Dedi Mulyadi juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjalani hidup dengan lebih santai dan penuh rasa syukur.

“Yuk kita jalani hidup ini dengan rileks-rileks saja, apa adanya,” ujar Dedi.

Dengan diterbitkannya edaran ini, diharapkan dapat mengurangi praktik permintaan dan pemberian THR yang berpotensi menambah beban bagi pihak lain.

Gubernur juga menegaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan suasana Idul Fitri yang lebih damai dan penuh makna tanpa adanya tekanan atau kewajiban yang tidak seharusnya.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengajak masyarakat untuk menjalani Hari Raya Idul Fitri dengan penuh kekhusyukan tanpa saling membebani, dan berharap edaran ini dapat membawa kedamaian serta mempererat rasa kebersamaan di antara warga Jawa Barat.

Aturan di Sekolah 

Permintaan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk tak menjadikan sekolah sebagai tempat rumpi ibu-ibu menjadi sorotan.

Gubernur Dedi mengatakan, perkumpulan ibu-ibu tersebut bisa mengintervensi guru.

Selama ini, kata dia, ibu-ibu yang antar anaknya ke sekolah kerap berkumpul di depan kelas.

Sejak pagi hingga jam pulang siswa, sekolah ini seakan-akan dijadikan tempat rumpi para ibu-ibu.

"Saya gak mau ke depan anak dianter oleh orang tuanya ke sekolah, orang tuanya ngumpul di depan kelas," kata Dedi Mulyadi dalam unggahan media sosialnya, Minggu (16/3/2025), dikutip dari Tribun Bogor.

Dia khawatir perkumpulan ibu-ibu ini bisa mengintervensi guru sehingga nantinya menimbulkan keributan.

Baca juga: Dedi Mulyadi Kaget Temui 15 Orang Tinggali 1 Gubuk Reyot, Tanah Milik Negara, KDM: Hidup Begini Amat

"Saling ngomongin, nanti bikin klub kelas mengintervensi gurunya, nanti ngatur, ribut," kata Dedi.

"Awewe-awewe euweuh gawe sia teh, lain cicing di imah pasakeun salaki maneh, karah ngedeluk we nguruskeun budak di sakola (ibu-ibu gak punya kerjaan, bukannya diam di rumah masak buat suami, malah ngumpul di sekolah)," sambung Dedi.

Dedi meminta kepada orang tua untuk mempercayakan urusan pendidikan di sekolah kepada para guru.

Bahkan Dedi meminta sekolah agar memasang pagar yang tinggi dan dikunci gembok demi menghalau para ibu-ibu ngumpul di sekolah.

Dedi juga beralasan, ibu-ibu yang berkumpul ngerumpi di sekolah akan mengganggu proses pembelajaran siswa.

"Udah, sekolah itu udah urusan guru, nanti sekolahnya kasih pager yang tinggi, kasih gembok, gak boleh keluar selama pembelajaran," katanya.

LARANG IBU RUMPI - Gubernur Dedi Mulyadi meminta orangtua siswa khususnya ibu-ibu tak menjadikan sekolah tempat rumpi. Ia meminta sekolah pasang pagar dan kunci gembok, Minggu (16/3/2025). (Instagram/dedimulyadi71)

"Kolot nage teu meunang asup (orang tuanya juga gak boleh masuk), gak boleh lagi ada tumpukan motor di depan, suruh pulang. Karena apa? mengganggu," sambung Dedi.

Dedi pun menyindir kebiasaan para emak-emak ketika berkumpul.

Dia khawatir terjadi pertengkaran antar ibu-ibu ketika mereka ngumpul di sekolah.

Karena menurutnya, pasti ada ibu-ibu yang merasa iri ketika melihat ibu-ibu lain mengenakan pakaian yang lebih bagus atau jadi ajang pamer.

Ketika hal itu terjadi, maka suaminya yang akan menjadi korban.

Ketika keuangan pas-pasan, akhirnya suami terpaksa meminjam uang lagi dan lagi.

"Unggal poe euweuh gawe tiisuk di sakola nungguan budakna (setiap hari gak ada kerjaan dari pagi nungguin anaknya)," kata Dedi.

"Nanti bertengkar, paalus-alus baju (saling pamer baju). Siapa yang korban? salakina (suaminya). Kunaon? Isukna nganjuk deui nganjuk deui, pamijakanna panas (Kenapa? besoknya minjem duit lagi dan lagi, karena istrinya panas)," ungkapnya.

Baca juga: Nasib Kades yang Sebut Dedi Mulyadi Otoriter, Akhirnya Balik Dukung, KDM: Kan yang Kebanjiran Bapak

Sebelumnya, Gubernur Dedi mengeluhkan nasibnya saat ini.

Usai banjir melanda sejumlah wilayah di Jabodetabek, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ikut membersihkan sampah hingga temukan kutang nenek-nenek.

Belakangan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi konsen dengan masalah sampah, kondisi sungai hingga banjir di wilayah yang dipimpinnya.

Orang nomor satu di Jabar itu tak risih turun langsung membersihkan sampah di kolong jembatan.

Di sela-sela membersihkan sampah di kolong jembatan Sungai Margahayu, Kabupaten Bandung, Dedi Mulyadi mendadak curhat.

Dedi Mulyadi sangat menyayangkan perilaku masyarakat Bandung yang belum sadar akan bahaya membuang sampah sembarangan.

Ia juga tak menyangka menjadi Gubernur Jabar akan sesulit seperti ini.

Beberapa hari lalu, Dedi Mulyadi bahkan menemukan kutang nenek-nenek saat turun langsung melihat permasalahan sampah di Sungai Citarum.

Temuan itu diposting dalam unggahan Instagramnya pada Senin (3/3/2025), seperti dikutip dari Wartakota, Kamis (6/3/2025).

Baca juga: Kadis Pariwisata Keluhkan Wisata Turun Gegara Larangan Study Tour Dedi Mulyadi, Sepi Pengujung

Saat turun ke sungai bersama rombongannya, Dedi Mulyadi mencoba membersihkan beberapa sampah di sungai tersebut.

Dedi Mulyadi bersama yang lainnya juga menemukan sampah-sampah mengejutkan seperti kasur hingga pakaian dalam wanita.

Ia mendapati tumpukan sampah di Sungai Citarum.

Demi membersihkannya, Dedi Mulyadi sampai turun langsung ke sungai.

"Nyontohin," kata Demul saat turun ke aliran sungai di Margahayu, Kabupaten Bandung.

Sembari mengangkut sampah di sungai, Dedi memerintah Kepala Dinas Sumber Daya Air untuk mempekerjakan warga demi memantau kebersihan aliran sungai tersebut.

"Pak Kadis hitung panjang sungai ini berapa kemudian kita cari penduduk setempat, kita gaji setiap bulan menjadi petugas sungai, tugasnya setiap hari patroli dari ujung ke ujung jalan kaki mapai sungai bersihin sungai," kata Dedi Mulyadi.

Petugas itu juga bertugas memperingatkan rumah-rumah yang ada di sisi sungai untuk tidak membuang sampah sembarangan.

"Sambil peringatkan rumah-rumah, yang buang sampah ditandain, diumumkan di media sosial ini lho nama orang-orang yang suka buang sampah ke sungai," katanya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Berita Terkini