Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ratusan personel kepolisian membubarkan massa demontrasi menolak Undang-undang (UU) TNI yang sempat ricuh di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (24/3/2025).
Pantauan TribunJatim.com di lokasi, pukul 18.35 WIB, massa aksi berhasil didorong mundur sejauh 1,5 km dari depan Gedung Grahadi hingga depan Gedung Plaza Surabaya, Jalan Pemuda, Surabaya.
Massa aksi sempat tertahan di Monumen Air Mancur depan Alun-alun Kota Surabaya atau Balai Pemuda, saat didorong mundur oleh barisan polisi.
Beberapa di antaranya masih berupaya melakukan perlawanan dengan melempari barisan polisi dengan bebatuan dan petasan, juga molotov.
Namun, upaya perlawanan massa aksi itu, tidak berlangsung lama.
Karena, barisan barikade polisi masih tetap berusaha mendorong mundur massa aksi hingga ke Jalan Pemuda.
Beberapa peserta aksi kocar-kacir berlarian di halaman bangunan hotel dan mal yang terdapat di sepanjang jalan tersebut.
Terpantau ada beberapa orang peserta aksi yang diamankan oleh barisan polisi berpakaian sipil.
Berdasarkan catatan hasil pengamatan dan dokumentasi TribunJatim.com, terdapat sekitar sembilan orang peserta massa aksi yang diamankan polisi berpakaian sipil atau yang berseragam.
Baca juga: Demo di Surabaya Ricuh, Polisi Amankan Sejumlah Mahasiswa yang Dianggap Memprovokasi Tindakan Anarki
Tapi, tidak seperti momen pada sore hari tadi. Kali ini petugas polisi cenderung berperilaku humanis selama menangkap peserta aksi yang kedapatan kabur berpencar memasuki area halaman parkiran mal, hotel, atau pusat perbelanjaan di sepanjang Jalan Pemuda.
Bahkan, di ruas Jalan Pemuda, terpantau Kabid Propam Polda Jatim, Kombes Pol Iman Setiawan yang turut terlibat dalam pengamanan aksi demontrasi tersebut, memberikan air minum kepada seorang peserta demontrasi yang berhasil diamankan.
Iman Setiawan berusaha menyuapi peserta demontrasi tersebut dengan memberikan air mineral botolan, agar dapat menenangkan diri, sebelum nanti dibawa oleh beberapa anggota polisi lainnya ke halaman Gedung Grahadi.
"Obati-obati, suruh duduk aja dulu," ujar salah satu anggota polisi berpakaian sipil lainnya, selama momen Iman Setiawan menyuapi air mineral botolan kepada peserta yang diamankan.
Sementara itu, pantauan terbaru TribunJatim.com, sekitar pukul 19.20 WIB, jalanan depan Gedung Grahadi Surabaya berhasil dibuka kembali dan bisa dilewati beberapa kendaraan mobil atau motor.
Menurut Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Luthfie Sulistiawan, massa aksi sudah berhasil dibubarkan dan jalanan depan Gedung Grahadi telah kembali dibuka setelah sempat diblokade oleh massa aksi sejak siang.
Ia tak menampik sempat ada beberapa insiden pelemparan dan perusakan selama jalannya aksi demontrasi tersebut. Namun, menurutnya, kondisi tersebut masih dapat dikendalikan.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat tetap bisa secara bijak menyampaikan aspirasi kepada pemerintah dan sebisa mungkin menghindari cara-cara yang melanggar peraturan.
"Tadi sempat ada lempar-lemparan tapi mudah mudahan, insyaallah tidak ada yang krusial. Kita imbau juga warga masyarakat yang tadi ikut terlibat kegiatan aksi malam ini silakan pulang kembali ke rumah masing-masing. Dan kembali melakukan aktivitas masing-masing," ujarnya di depan Gedung Grahadi, seusai membubarkan massa aksi.
Saat disinggung berapa jumlah pasti peserta aksi yang diamankan polisi selama berlangsungnya aksi demontrasi seharian tadi di depan Gedung Grahadi Surabaya. Luthfie mengaku belum dapat merinci secara pasti jumlahnya. Karena masih dilakukan pendataan oleh anak buahnya.
"Masih kami data. Kami masih melakukan pendataan. Nanti ya," kata mantan Direktur Ditreskrimsus Polda Jatim itu.
Termasuk saat ditanyai mengenai beberapa kerusakan ornamen di sekitar bangunan Gedung Grahadi Surabaya, Luthfie mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan, guna memastikan ada tidaknya unsur pelanggaran pidananya.
"Iya tentu sebagaimana yang saya sampaikan tadi tapi masih dalami. Apakah itu melakukan pidana atau tidak. Masih didalami," pungkasnya.
Di lain sisi, Andri, salah satu peserta aksi menyebutkan, terdapat tiga orang peserta aksi yang dibawa oleh beberapa anggota kepolisian berseragam sipil.
Pihaknya berupaya melobi beberapa petugas kepolisian yang menemui mereka agar segera membebaskan peserta aksi yang dibawa.
"Semua organisasi, iya tiga orang. Salah satunya dari Unair Surabaya. Iya ini mau negosiasi untuk dikeluarkan," ujar perwakilan massa aksi dari Unair, Andri, saat ditemui TribunJatim.com, di lokasi.
Sebelumnya, ribuan massa dari berbagai elemen organisasi menggelar aksi demonstrasi menolak Undang-undang (UU) TNI, di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, kawasan Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Senin (24/3/2025).
Juru bicara massa aksi, Jaya mengatakan, aksi demontrasi kali ini merupakan suara rakyat yang tidak menghendaki adanya orde baru kembali bangkit melalui UU TNI.
Oleh karena itu, menyampaikan aspirasi rakyat di Jatim, Jaya menyampaikan delapan tuntutan, di antaranya
1) Tolak revisi UU TNI yang sekarang.
2) Tolak fungsi TNI dalam ranah sipil.
3) Tolak fungsi TNI dalam operasi militer selain perang, terutama dalam ranah siber.
4) Bubarkan komando teritorial.
5) Tarik militer dari semua tanah Papua.
6) Revisi UU Peradilan Militer.
7) Kembalikan TNI ke barak.
8) Copot TNI dari jabatan-jabatan sipil.
"Jelas, revisi UU TNI kemarin akan semakin punya superbody dan itu akan melemahkan super masyarakat sipil. Itu yang kami khawatirkan. Ketika super masyarakat sipil sudah nggak ada atau dilemahkan, lalu apa yang bisa kita sebut kalau bukan fasisme," ujarnya pada awak media di lokasi depan Gedung Grahadi Surabaya, Senin (24/3/2025).