Berita Viral

Pria di Pasuruan Pamer Uang Baru Rp2 Miliar, Ditumpuk di Ruko Pinggir Jalan: Yuk Merapat Bosku

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PAMER TUMPUKAN UANG - Tangkapan layar Instagram @pasuruanapik_, Senin (24/3/2025). Seorang pria menunjukkan tumpukan uang baru sejumlah Rp2 miliar di sebuah ruko Pasuruan, Jawa Timur.

TRIBUNJATIM.COM - Video seorang pria di Pasuruan, Jawa Timur, pamer tumpukan uang baru dengan berbagai pecahan, viral di media sosial.

Tampak dalam video yang beredar, tumpukan uang baru tersebut tersusun rapi di dalam plastik di sebuah ruko.

Pria dalam video mengatakan, uang tersebut berjumlah Rp2 miliar dengan pecahan uang kecil.

Baca juga: Respons Hotman Paris Soal Isu Dirinya Bakal Jadi Mualaf, sempat Dibongkar Ustaz Derry Sulaiman

Tak ayal video ini viral usai diunggah lagi di akun Instagram @palembangg Senin (24/3/2025).

Dalam video, terlihat pria berkaos hitam merekam berbagai pecahan uang kecil tersebut.

"Tanggal 19 Maret 2025, ini Rabu ya masuk 10 R ya, dua miliar, 10 R baru. Ini 5 R baru ya. 20 R ya," ucapnya.

"Terus seribuan baru. Dua ribuan ya," lanjut dia seraya menghitung tumpukan uang.

Pria berkaus cokelat tersebut lantas memberikan alamat ruko bagi yang ingin menukar uangnya.

"Alamatnya depan Hotel Adam ya, Bangil ya. Sampingnya POM Sidowayah. Yuk, merapat bosku," lanjutnya.

Pada video selanjutnya, pria tersebut kembali memamerkan jumlah uang yang kembali didapatnya.

Terlihat dari video yang beredar, ia berada di dalam mobil yang penuh dengan uang baru.

"Hari ini 21 Maret, ready 3 M ya," tutur pria tersebut.

Ia kemudian menunjukkan pecahan uang kecil senilai Rp20 ribu, yang berjumlah Rp1 miliar.

"20 R terbanyak 1 miliar ya bosku," ujarnya, melansir Tribun Jambi.

VIRAL TUMPUKAN UANG - Tangkapan layar Instagram @palembangg, Senin (24/3/2025). Viral tumpukan uang baru sejumlah Rp2 miliar di sebuah ruko Pasuruan, Jawa Timur. (Instagram/palembangg)

Namun belum diketahui, darimana pastinya asal pria tersebut mendapatkan uang baru dengan jumlah banyak tersebut.

Melihat dari kolom komentar postingan tersebut, tak sedikit netizen yang lantas menanyakan sumber uang tersebut.

Apalagi diketahui untuk penukaran di Bank Indonesia, tahun ini menggunakan aplikasi dan batas kuota.

Kolom komentar pun dibanjiri beragam reaksi netizen.

Belakangan diketahui, ruko yang menyediakan tumpukan uang kertas baru tersebut berada di Desa Sidowayah, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan.

Pemilik jasa penukaran tersebut bernama Wildan.

Dilihat dari akun TikTok-nya @rama.wildan, Wildan mengatakan punya beberapa cabang.

Tak hanya di Desa Sidowayah, Kecamatan Beji, ia juga membuka usaha jasa penukaran uang di sejumlah kota.

"Ada di Pasuruan Kota, ada di Bangil (Beji), ada di Surabaya, ada di Malang, tambah banyak di situ."

"Dan juga kota-kota lain," ujar Wildan di salah satu unggahan akun TikTok-nya.

Baca juga: Syamsudin Nekat Mudik Meski Uang Rp3,5 Juta Dicuri saat Salat, Hasil Jerih Payah Kerja Urus Bangunan

Menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah, jasa penukaran uang baru mulai menjamur, termasuk di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Para penyedia jasa penukaran uang baru, bisa dengan mudah dijumpai di sepanjang Jalan Basuki Rahmad Tuban.

Dengan kursi dan meja sederhana yang diberi banner, mereka menjajakan uang pecahan mulai dari Rp2 ribu, Rp5 ribu, Rp10 ribu, hingga Rp20 ribu.

Menurut Lina (46) selaku penyedia jasa penukaran uang baru yang mangkal di Jalan Basuki Rahmad Tuban, di tahun 2025 ini, minat penukaran uang baru di Kabupaten Tuban cukup sepi, dibandingkan tahun sebelumnya.

"Biasanya kalau puasa sudah hari ke-20, jasa penukaran uang akan ramai, tapi tahun ini masih sepi," ungkapnya, Sabtu (22/3/2025).

Lebih lanjut Lina menuturkan, sepinya penukar uang pada tahun ini, diduga karena naiknya tarif penukaran.

Jika di tahun 2024 per Rp100 ribu hanya Rp15 ribu.

Di tahun 2025, tarif penukaran uang per Rp100 ribu menjadi Rp20 ribu.

"Saat ini sehari cuma 10 orang, ini sepi dibandingkan tahun kemarin. Mungkin karena biaya tukar yang naik menjadi Rp20 ribu," jelas Lina.

Kemudian Lina menjelaskan, biaya tukar Rp20 ribu, tidak sepenuhnya menjadi keuntungannya.

Namun seluruh keuntungan akan dikumpulkan terlebih dahulu untuk disetorkan kepada bosnya.

Setelah diserahkan, ia akan menerima upah dari bosnya tersebut.

"Nanti setelah selesai, kita akan dapat upah dari pembagian untung penukaran uang," bebernya.

Lina berencana akan menjajakan uang baru sampai malam takbiran.

Hal ini ia lakukan guna menghabiskan stok uang yang ada.

Dan jika uang-uang ini masih tersisa, maka akan ia kembalikan lagi ke bosnya.

PENUKARAN UANG BARU - Lina, penyedia jasa tukar uang baru di Jalan Basuki Rahmad, Tuban, sedang menunggu penukar uang, Sabtu (22/3/2025). Dia mengatakan, tahun 2025 ini lebih sepi dibanding tahun lalu. (Tribun Jatim Network/Muhammad Nurkholis)

Jasa penukaran uang baru juga mulai menjamur di Kabupaten Ponorogo, berjejer di Jalan Protokol Bumi Reog.

Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, mengingatkan warga untuk tetap waspada.

Dimana tetap meneliti sebelum melakukan penukaran uang dimanapun berada.

"Diteliti dulu kalau mau ditukar. Dipastikan, diraba dan disandingkan dengan uang yang ada. Ada perbedaan bisa disampaikan ke kami," ungkap Andin, Minggu (23/3/2025).

Baca juga: Nasib Guru yang Bully Siswi SD Gegara Nunggak Bayar LKS Rp120 Ribu Bakal Pensiun, Disdik Tegas

Dia menjelaskan bahwa jajaran inteligen telah melakukan pendataan di Wilayah Hukum Ponorogo.

Ada berapa titik masyarakat yang membuka jasa menukarkan uang untuk persiapan Lebaran.

"Data telah ada, dari Satreskrim Polres Ponorogo akan melakukan sampling memastikan uang yang beredar di jasa penukaran uang asli," katanya.

Dia menghimbau masyarakat apabila menukar di jasa penukaran dicek betul.

Kemudian diraba, disandingkan dengan uang asli yang dibawanya.

"Ada perbedaan bisa disampaikan ke Polres Ponorogo. Ingin 100 persen yakin, silakan ke bank percaya pemerintah maupun swasta."

"Tetapi sampai sekarang tidak ada uang palsu," bebernya.

Selain itu, Andin juga lebih teliti dan jeli ketika akan bertransaksi tunai.

Karena memang aktivitas peredaran uang jelang lebaran selalu meningkat.

Selain itu, masyarakat juga harus paham terhadap ciri-ciri uang palsu dan bisa melakukan deteksi secara mandiri.

Baik melalui metode 3 D (Dilihat, diraba, diterawang) maupun menggunakan alat bantu seperti ultraviolet. 

"Kita juga bekerja sama dengan pihak bank, agar juga ikut memvalidasi," jelas Andin.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini