TRIBUNJATIM.COM - Seorang anak yatim piatu bernama Nadia belakangan ini viral, setelah dibantu polisi di Kota Cimahi, Jawa Barat.
Nadia ternyata setiap hari saat berjalan kaki pergi ke sekolah di bawah sinar terik matahari yang sudah biasa dirasakannya.
Hingga pada suatu hari, tiba-tiba Nadia mendapat tawaran tumpangan dari seorang anggota polisi Bripka Rizky Hikmat.
Baca juga: Uang Pensiunan Wagino Cuma Sisa Rp200 Ribu Gegara Terlilit Utang, Ditipu Istri TNI Jadi Buruh Tani
Momen Nadia dapat tumpangan dari polisi ini viral dibagikan Bripka Rizky Hikmat di Instagramnya, Senin (17/3/2025) lalu.
Bripka Rizky Hikmat awalnya berkendara berpatroli menyusuri jalan di sekitar Cimahi.
Anggota polisi Polres Cimahi ini kemudian melihat bocah perempuan berjalan kaki di tengah terik matahari.
Tampak bocah perempuan tersebut mengenakan gamis merah dan kerudung putih sembari membawa tas di punggungnya.
Melihat kegigihan bocah perempuan tersebut, Bripka Rizky Hikmat menghampirinya dan menawari tumpangan.
Mendapat tumpangan gratis, Nadia pun mau.
Wajah semringahnya disorot hingga membuat netizen terharu.
Diketahui, bocah perempuan tersebut bernama Nadia, siswi kelas 5 SD di Cimahi.
Kepada polisi yang mengangkutnya, Nadia mengaku sudah terbiasa berjalan kaki ke sekolah.
Saat ditanya alasan Nadia ke sekolah jalan kaki, polisi tersebut mendapati kisah pilu.
"Kenapa enggak dijemput sama mama papa?," tanya Bripka Rizky Hikmat.
Ternyata Nadia seorang anak yatim piatu.
"Mama sama papa saya mah sudah tidak ada," ujar Nadia.
Nadia menceritakan, orang tuanya meninggal dunia saat ia TK.
Kini Nadia tinggal bersama bibinya sejak usianya dua tahun.
Sebelum diantarkan pulang, ternyata Nadia mendapatkan kejutan.
Bripka Rizky Hikmat mengajak Nadia membeli perlengkapan sekolah.
Seketika raut wajah Nadia pun terlihat diam-diam semringah.
"Nadia kelihatan senang, meskipun senyumnya sedikit ditahan," tulis Bripka Rizky Hikmat.
Baca juga: Bantu Ortu Cari Uang, Kakak Adik Tak Malu Keliling Jualan Jamu Rp5 Ribu Naik Sepeda Pulang Sekolah
Saat mengantarkan Nadia pulang, Bripka Rizky juga memberikan sembako untuk sang bibi hingga uang jajan untuk Nadia.
Ternyata unggahan kisah haru Nadia tersebut viral dan menyita perhatian netizen.
Tak sedikit netizen yang berbondong-bondong ingin memberikan bantuan kepada Nadia.
Bahkan sejumlah netizen menyarankan agar membuka donasi membelikan Nadia sepeda untuk pergi ke sekolah.
Berikut beragam komentar netizen, melansir Tribun Jabar:
"Beliin sepeda pak"
"Nahan nangis g enak ya nad"
"Semangat Nadya, peluk jauh"
"Dia mau nangis pak tapi ditahan"
"Pak, mohon izin kami mau kirim sepatu untuk Nadia bisa pakai ke sekolah"
"Bapak… apakah ada contact keluarga nya nadia? Jika berkenan mohon izin barangkali aku bisa sedikit berbagi kebahagiaan dengan adik nadia, hatur nuhun bapak," tulis beragam komentar netizen.
Setelah kisah pilunya viral, kini nasib Nadia banjir bantuan.
Dalam unggahan terbaru Bripka Rizky Hikmat pada Kamis (20/3/2025), polisi tersebut kembali menemui Nadia.
"Siang ini saya mau menjemput Nadia pulang sekolah. Sekaligus saya mau kasih kejutan buat Nadia," kata Bripka Rizky.
Selama perjalanan, Bripka Rizky menanyakan, apakah Nadia memiliki sepeda untuk ke sekolah.
"Bisa (naik sepeda), tapi tidak punya," kata Nadia.
Kemudian Bripka Rizky mengatakan akan membelikan Nadia sepeda.
"Sama bapak cari sepeda, jadi adek sekolah enggak akan jalan kaki lagi," terangnya.
Namun, Bripka Rizky memberikan syarat jika nanti Nadia sudah memiliki sepeda.
"Adik harus rajin belajar. Salatnya jangan lupa. Hati-hati ya kalau naik sepeda, jangan di jalan raya," pesannya.
Sesampai di toko sepeda, Nadia berkeliling mencari sepeda kesukaannya.
Pilihannya jatuh pada sepeda warna pink.
Kemudian, Bripka Rizky mengajak Nadia membeli baju lebaran di pusat perbelanjaan.
Kejutan untuk Nadia tak hanya itu, Bripka Rizky kembali memberikan sejumlah uang tunai untuk membantu biaya sekolah sang bocah.
Kisah kuatnya perjuangan seorang anak yatim piatu juga dialami bocah bernama Afrianus Ronal (10) yang mengidap penyakit tumor ganas.
Ia berasal dari Wangkung, Desa Pota, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kedua orang tuanya telah lama pergi meninggalkannya.
Tak cukup atas kepergian ayah dan ibunya, Afrianus kini berjuang melawan penyakit tumor ganas yang mengharuskan kaki kirinya diamputasi pada 4 Maret 2025.
Paman Afrianus, Albertus, menerangkan bahwa ayah Afrianus meninggal dunia saat Afrianus berusia enam tahun.
Sementara ibunya menyusul dua tahun kemudian, setelah kelahiran adik laki-lakinya.
Sejak saat itu, Afrianus dan adiknya diasuh oleh kakek dan neneknya, Tarsisiun Panda dan Martina Gima.
Albertus menceritakan bahwa penyakit Afrianus berawal pada September 2024, saat ia bermain bola dan jatuh.
Kala itu, kaki kirinya mengalami keseleo yang kemudian membengkak.
"Pada suatu hari Afrianus kembali jatuh, kaki kirinya jadi bengkak," ungkap Albertus saat ditemui di Labuan Bajo, Jumat (14/3/2025) pagi, melansir Kompas.com.
Pada 14 Januari 2025, Albertus membawa Afrianus ke Rumah Sakit Siloam untuk mendapatkan perawatan medis.
Di rumah sakit tersebut, dokter melakukan tindakan dengan menyedot darah kotor dari lutut Afrianus.
Setelah menjalani perawatan, Afrianus diizinkan pulang pada 16 Februari 2025.
Namun, kondisinya terus memburuk, dan pada 27 Februari, dokter memutuskan untuk melakukan amputasi.
"Adik Afrianus pasrah harus kehilangan kaki kirinya. Tapi ia begitu kuat, tak mau meninggalkan adiknya untuk melalui hidup sendirian," kata Albertus.
Setelah menjalani amputasi, Afrianus diizinkan pulang ke rumah pada 4 Maret 2025.
Meski sudah kembali ke rumah, Afrianus kini membutuhkan bantuan dari pemerintah dan masyarakat untuk mendukung kehidupannya dan sang adik.
"Harus beli alat bantu supaya Afrianus bisa tetap sekolah," ungkap Albertus.
Saat ini, keluarga Afrianus merencanakan pertemuan untuk mengajukan permohonan bantuan biaya perawatan kepada pemerintah daerah melalui Dinas Sosial.
Mereka membutuhkan bantuan biaya untuk keperluan Afrianus.
"Kami ada rencana buat pertemuan dengan keluarga supaya hal ini kami laporkan ke Dinas Sosial."
"Karena memang benar sekali kami butuh biaya untuk proses pembelian sepatu dan perlengkapan lain dari rumah sakit agar dia bisa berjalan," ujar Albertus.
Albertus berharap pemerintah dapat mendengar keluh kesah keluarga mereka.
"Harapannya kalau nanti kami ajukan ke pihak pemerintah, mudah-mudahan pemerintah bisa dengar keluh kesah kami masyarakat," harapnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com