TRIBUNJATIM.COM - Sehari sebelum melaksanakan salat Idul Fitri masyarakat Muslim akan menandai malam harinya dengan bertakbir.
Malam takbiran menjadi penanda berakhirnya bulan Ramadan.
Umat muslim pun menggemakan lafaz takbir Idul Fitri untuk menyambut 1 Syawal.
Umat muslim disunnahkan bertakbir sejak Matahari terbenam di akhir bulan Ramadan hingga dimulainya salat Idul Fitri.
Adapun waktu-waktu utama untuk membacanya adalah seusai salat-salat fardhu, baik di rumah maupun di masjid.
Takbiran Idul Fitri juga dibaca ketika menunggu saat dimulainya salat Ied.
Baca juga: Mokel atau Sengaja Tak Puasa Ramadan Meski Hanya Sehari, Bagaimana Hukumnya? ini Penjelasannya
Tak hanya sebagai perayaan semata, takbiran juga menjadi salah satu syiar Islam yang dilakukan oleh umat muslim pada malam dan Hari Raya Idul Fitri.
Takbiran adalah melantunkan kalimat "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar) sebagai ungkapan rasa syukur dan pengagungan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya.
Adapun, hukum membaca lafaz takbir Idul Fitri adalah sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan dan tidak boleh ditinggalkan tanpa alasan yang syar'i.
Berikut bacaan takbir Idul Fitri dalam dua versi, dikutip dari Tribun Priangan.
Baca juga: Malam 27 Ramadan 1446 H, ini Tata Cara dan Niat Itikaf di Masjid untuk Raih Kemuliaan Lailatul Qadar
Takbir Versi Pendek
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillahil hamdu.
Artinya:
"Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya."
Takbir Versi Panjang
Untuk lafaz takbir Idul Fitri versi panjang, umat muslim dapat melanjutkannya dengan zikir.
Caranya yakni membaca takbir Idul Fitri sebanyak 3 kali kemudian dilanjutkan dengan bacaan zikirnya.
Adapun lafaz dzikir yang dibaca adalah:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Allahu akbar kabira, walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila, la ilaha illallahu wa la na'budu illa iyyahu mukhlishina lahud dana wa law karihal kafirun, la ilaha illallahu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa hazamal ahzaba wahdah, la ilaha illallahu wallahu akbar
Artinya:
Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore, tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya, dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafiq, orang-orang musyrik membencinya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dengan keesaan-Nya, Dia dzat yang menepati janji, dzat yang menolong hamba-Nya dan memuliakan bala tentara-Nya dan menyiksa musuh dengan keesaan-Nya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com