Berita Viral

Jeritan Bidan Tiba-tiba Dicekik Pria Berbaju Loreng saat Akan Memeriksa, Polisi Pastikan Bukan TNI

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BIDAN DICEKIK PRIA - Tangkapan layar aksi seorang pria berbaju loreng aniaya dan cekik bidan. Peristiwa terjadi pada Selasa (25/3/2025), sekitar pukul 09.30 WIB.

TRIBUNJATIM.COM - Video yang menayangkan kejadian seorang bidan dicekik dan dipukuli oleh pasien berbaju loreng, viral di media sosial.

Diketahui, peristiwa tersebut terjadi di Kelurahan Aek Paing, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara (Sumut).

Belakangan terungkap identitas pria berbaju loreng yang mencekik bidan tersebut.

Baca juga: Pantas Wildan Tak Takut Meski Disentil BI & Polisi Soal Sumber Tumpukan Uang Rp2 M: Bisa Dicek

Awalnya terlihat dalam video berdurasi singkat tersebut, seorang wanita sedang merekam aktivitasnya lewat kamera ponselnya.

Tampak wanita tersebut mengenakan baju merah dan jilbab kuning.

Sementara di belakangnya terlihat seorang pria berkaus loreng terbaring di atas tempat tidur pasien.

Tiba-tiba, pria tersebut bangkit dan menyerang.

Ia memukul bagian belakang tubuh korban lalu menendang hingga mencekiknya.

Wanita itu pun berteriak histeris meminta tolong.

Tak lama, pria tersebut berlari meninggalkan lokasi.

"Bidan dipukuli dan dicekik oleh pasien tanpa sebab di Aek Paing siang ini," demikian narasi yang diunggah akun tersebut.

Saat dikonfirmasi, Kepala Satreskrim Polres Labuhanbatu, AKP Teuku Rivanda Ikhsan mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Selasa (25/3/2025), sekitar pukul 09.30 WIB.

"Jadi korban ini bekerja sebagai bidan di praktik dokter tersebut. Tiba-tiba, pelaku mendatangi praktik itu," ungkap Rivanda kepada Kompas.com melalui telepon.

"Terus pelaku menganiaya korban lalu melarikan diri," tambahnya.

Ilustrasi korban penganiayaan (SHUTTERSTOCK/Pixel-Shot)

Rivanda menyampaikan, petugas telah mengamankan pelaku untuk diperiksa lebih lanjut.

Sejauh ini diketahui, pelaku mengalami depresi.

"Informasi dari kepala dusun, terduga pelaku ini ada depresi. Kadang-kadang kembung."

"Jadi datang ke praktik tanpa basa-basi langsung tidur di kasur dan menganiaya korban," sebut Rivanda.

Lebih lanjut polisi menyampaikan bahwa pria berbaju loreng yang videonya viral menganiaya bidan di Kabupaten Labuhanbatu bukan personel TNI.

"Terduga pelaku bukan personel TNI," kata Rivanda.

"Tapi dia warga biasa yang kebetulan mengenakan baju loreng," sambungnya.

Kini, polisi masih mendalami pula keterangan korban.

Rivanda menjelaskan, saat ini terduga pelaku masih diperiksa di Satreskrim Polres Labuhanbatu.

"Untuk informasi lebih lanjut nanti akan saya sampaikan," tutup Rivanda.

Baca juga: Damul Ibu Rumah Tangga Rela Jual Tanah Demi Pengobatan Epilepsi Anak, Bingung Tak Ada Dana: Berusaha

Sebelumnya, seorang sales mobil yang juga bekerja sebagai perawat di Puskesmas Babah Buloh, Kabupaten Aceh Utara, ditembak mati prajurit TNI AL Lhokseumawe, Kelasi Dua (KLD), DI. 

Jasad korban bernama Hasfiani alias Imam (37) ditemukan di semak belukar kawasan Gunung Salak, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, Senin (17/3/2025).

Terungkap kronologi kejadian prajurit TNI tembak sales mobil tersebut. 

Sepupu dari Imam, Tgk Mujirurrahman, menjelaskan kronologi yang diketahui keluarga berawal saat Jumat, 14 Maret 2025 sore.

Ditemui di lokasi pemakaman Desa Uteun Geulinggang, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Senin (17/3/2025), ia mengungkap kronologi kejadian.

Jadi, tiga hari sebelum jasadnya ditemukan, Imam didatangi oleh pelaku di sebuah showroom mobil tempatnya bekerja sampingan.

Saat itu, pelaku berpura-pura ingin membeli mobil dan meminta test drive Toyota Innova BL 1539 HW.

Imam pun menemani pelaku dalam mobil.

Namun saat mobil melaju menuju arah Medan, Sumatera Utara, terdengar suara tembakan yang diduga menewaskan Imam.

"Sekitar satu jam mereka keliling di Kompleks ASEAN (Aceh ASEAN Fertilizer). Lalu, terdengar suara letusan senjata," ungkapnya.

"Ramai warga yang mendengar, kami menyakini dibunuh di Kompleks ASEAN," imbuh Muji.

Namun, keluarga tidak mengetahui di mana suara tembakan tersebut.

"Entah di dalam mobil atau di luar mobil, kami tidak tahu. Setelah itu, kami tidak tahu kabar, dan hilang kontak," kata Muji.

Setelah kejadian, pelaku membawa kabur mobil tersebut.

Jasad Imam ditemukan di dalam semak belukar di kawasan Gunung Salak, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, Senin (17/3/2025). (DOKUMENTASI KELUARGA IMAM)

Imam pun menghilang, sementara nomor ponselnya masih aktif tetapi tidak diangkat.

Muji menyebutkan, nomor handphone korban sudah tidak aktif sejak Jumat sore.

Setelah itu, keluarga melaporkan kasus itu ke Polsek Dewantara dan Polres Lhokseumawe.

"Empat hari kami mencari korban. Polres bantu ikut cari," tutur Muji.

Kemudian, pada Senin, 17 Maret 2025 pagi, polisi memberi tahu keluarga bahwa Imam telah meninggal dunia.

Jasad pelaku diangkat dari Km 30 Gunung Salak Aceh Utara oleh tim medis, personel TNI AL, dan satuan reserse dan kriminal Polres Lhokseumawe, untuk dibawa ke Rumah Sakit Umum Cut Meutia, Aceh Utara.

Dijelaskan juga bahwa oknum TNI AL diduga sebagai pelaku pembunuhan.

Muji menjelaskan, Imam bekerja utama sebagai perawat dengan status tenaga sukarela di Puskesmas Babah Buloh, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara.

Setelah bekerja, korban juga berprofesi sebagai agen mobil.

"Itu bukan mobil dia. Dia hanya agen," kata Muji.

Imam meninggalkan satu istri dan tiga anak, masing-masing berusia 12 tahun, 4 tahun, dan 6 bulan.

Jenazahnya dimakamkan di Desa Uteun Geulinggang, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara.

Imam dimakamkan di Tempat Pekaman Umum (TPU) Desa Uteun Geulinggang, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Senin (17/3/2025). (KOMPAS.COM/MASRIADI SAMBO)

Pihak keluarga pun meminta dukungan rakyat Aceh untuk mengawal kasus tersebut.

Terlebih lagi, pelaku diketahui merupakan militer dengan pangkat kelasi dua berinisial DA.

"Saya minta seluruh rakyat Aceh kawal kasus ini. Kawan-kawan wartawan tolong bantu kami, keluarga, untuk mengawal kasus ini," kata Muji.

Dia meminta agar tidak ada barang bukti yang dihilangkan dalam kasus tersebut.

Sehingga kasus bisa dibuka terang benderang dan memberikan rasa keadilan pada keluarga korban.

"Jangan ada barang bukti yang dihilangkan," pintanya.

Keluarga, sambung Muji, meminta agar hakim pengadilan militer ke depan menggunakan nuraninya dan memberikan vonis seberat-beratnya pada pelaku sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Apakah kasus ini merupakan pembunuhan berencana?

Keluarga tidak mengetahui detailnya dan meminta penyidik Pomal menjelaskan kasus itu secara perinci.

"Soal apakah ini pembunuhan berencana atau tidak, kami tidak tahu persis. Harap ini diperjelas," tuturnya.

Tgk Mujirurrahman, sepupu dari Imam di lokasi pemakaman Desa Uteun Geulinggang, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Senin (17/3/2025). (KOMPAS.COM/MASRIADI SAMBO)

Sementara itu, Komandan TNI AL Lhokseumawe, Kolonel Laut (P) Andi Susanto, membenarkan bahwa pelaku merupakan prajuritnya.

"Terduga kini sudah diamankan di Pomal untuk penyidikan lebih lanjut," kata Andi saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon.

Ia juga menegaskan bahwa kasus ini akan ditangani secara transparan dan menyampaikan belasungkawa kepada pihak keluarga korban.

"Saya mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban dan memohon maaf atas kejadian ini," ujarnya.

Andi juga menyebut akan menggelar konferensi pers dalam waktu dekat untuk mengungkap lebih lanjut kasus tersebut.

Anggota DPR Provinsi Aceh, Tantawi, kepada Kompas.com, Selasa (18/3/2025), menyebutkan, kejadian ini sungguh membuat miris seluruh rakyat Aceh.

"Kami desak Danlanal atau pimpinan TNI AL tertinggi di Aceh lainnya untuk langsung datang ke rumah korban agar mental keluarga dan anak-anaknya pulih," kata Tantawi.

Dia juga mendesak pengadilan militer memvonis pelaku dengan hukuman maksimal atau hukuman mati.

Di sisi lain, dia meminta Kepala Staf TNI AL mengevaluasi secara menyeluruh personel TNI terkait penggunaan senjata api.

"Periksa juga urine personel. Jangan-jangan pengaruh narkoba sehingga nekat berbuat kejahatan luar biasa teganya," ujarnya.

Pemeriksaan urine secara rutin perlu dilakukan karena aparat negara dibekali senjata api.

"Kami khawatirkan (senjata) salah digunakan seperti kasus yang sekarang terjadi," ujarnya.

Hal yang sama disebutkan oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Lhokseumawe, Tgk Rizwan Haji Ali.

Menurut dia, pelaku pantas dihukum maksimal, yaitu hukuman mati.

"Ini kasus mirip dengan bos mobil rental di Tangerang, korbannya orang Aceh juga."

"Untuk itu, agar tidak terulang lagi terhadap anak bangsa lainnya, pelaku pantas dihukum maksimal, yaitu hukuman mati," tegas Tgk Rizwan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini