Padahal nama PTPN sendiri berisi nama Perkebunan Nusantara.
"Ini PTPN kerjanya ngontrakin lahan aja terus, padahal judulnya PT Perkebunan Nusantara," ucap Dedi.
"PT Perkebunan Nusantara kerjanya ngontrakin lahan, berarti PTPN nanti mah berarti PT Kontraktor Lahan," sambung Dedi yang direspons tawa pekerja.
Kemudian Dedi menjelaskan para pekerja yang dia temuinya tersebut.
Mereka ini, kata Dedi, sangat rawan menjadi pengangguran karena mereka hanya kerja kuli harian lepas.
"Ini temen-temen ya, kawan-kawan ini dulu kerja sebagai kuli petik teh."
"Karena tehnya diabaikan, tidak diurus, akhirnya tehnya menurun produktifitasnya, akhirnya daya jualnya rendah, akhirnya dikontrak-kontrakin," kata Dedi.
"Dan mereka sebentar lagi jadi-calon pengangguran. Ada proyek ada kerja, tidak ada proyek tidak ada kerja," sambung Dedi.
Padahal, kata Dedi, kehidupan warga-warga pekerja ini bisa lebih baik jika mereka tetap menjadi pekerja pemetik teh.
Karena jika menjadi pemetik teh, mereka bisa mendapatkan penghasilan tetap, tidak seperti sekarang yang menjadi kuli harian lepas.
Baca juga: Jawaban Ketus Sekda Kabupaten Bogor saat Ditanya Warga Soal Tambang Ilegal Disorot, Kini Gembok Akun
Kemudian Dedi mencoba berbincang lagi dengan salah satu warga pekerja.
Kepada Dedi, pekerja tersebut mengaku, sebelumnya dia sampai 15 tahun bekerja sebagai pemetik teh.
Selain itu Dedi menambahkan bahwa dulu pekerja di PTPN dikenal gagah.
"Dulu mah orang perkebunan teh gagah, jaman tahun 80-an, 90-an, grup main bolanya bagus PTPN mah."
"Orang lain belum pernah naik mobil, PTPN mah udah naik mobil truk," katanya, dikutip dari TribunnewsBogor.com.