Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Manajer PLN UPT Madiun yang juga membawahi Kabupaten Tulungagung, Ikhsan, mengaku berkepentingan untuk mencegah penerbangan balon udara.
Langkah ini dilakukan agar tidak terjadi pemadaman skala luas karena balon udara yang turun di transmisi PLN.
Ikhsan mengingatkan kejadian di tahun 2020, saat sesuatu yang disebutnya sebuah benda asing turun di trasmisi di Kabupaten Madiun arah ke Kabupaten Nganjuk.
Dampaknya terjadi pemadaman dalam skala luas hingga mencapai 8 wilayah Kabupaten.
"Delapan kabupaten terdampak saat itu, jadi memang sangat luas. Proses pemulihannya juga lama," ujar Ikhsan, saat di Polres Tulungagung, Kamis (10/4/2025).
Saat itu terjadi kerugian hingga ratusan miliar rupiah.
Kerugian ini bukan hanya karena daya listrik PLN yang tersalurkan, namun ada banyak pelanggan industri yang terdampak.
Semua industri di 8 kabupaten tidak bisa berproduksi karena terputusnya daya listrik dari PLN.
Baca juga: 39 Balon Udara Disita di Tulungagung, Ada yang Tingginya 25 Meter
"Kegiatan produksi terhenti, sehingga dampak kerugiannya juga semakin luas," tegas Ikhsan.
Sejak kejadian itu PLN secara intens bekerja sama denga kepolisian untuk melakukan pencegahan.
Selain dengan polisi, PLN juga menggandeng pemerintah desa untuk melakukan sosialisasi.
Dengan langkah ini, angka kejadian pemadaman karena benda asing terus menurun.
Pada momentum lebaran 2025 kemarin, ada 4 gangguan transmisi karena balon udara ini.
Masing-masing 2 kejadian di transmisi arah ke Kabupaten Trenggalek, 1 kejadian di transmisi arah Madiun dan 1 kejadian di transmisi arah Blitar.
"Terakhir ada 5 balon yang tersangkut di transmisi, namun karena kesigapan petugas di lapangan bisa dicegah, tidak sampai mengganggu," ungkap Ikhsan.
Baca juga: Balon Udara Berpetasan Jatuh ke Rumah Dokter di Trenggalek, Atap Jebol-Mesin Cuci Rusak Kena Ledakan
Baca juga: BREAKING NEWS - Petasan Jatuh dari Balon Udara dan Meledak di Tulungagung, Rumah serta Mobil Rusak
Setiap kali ada kejadian balon udara yang mengganggu transmisi, PLN kesulitan melacak.
Sebab balon udara terbang sangat tinggi, sehingga jatuhnya bisa di wilayah kabupaten lain.
Karena itu PLN lebih menekankan edukasi dan sosialisasi untuk menekan penerbangan balon udara.
Menjelang musim kemarau, PLN juga mengantisipasi kebiasaan warga menerbangkan layang-layang.
Sama seperti balon udara, layang-layang juga bisa mengganggu transmisi daya listrik PLN.
Bahkan skala gangguan bahaya layang-layang ini lebih luas dari balon udara.
"Kalau balon udara paling hanya ada di 4 kabupaten. Tapi kalau layang-layang, hampir di semua kabupaten ada," katanya.
Masih menurut Ikhsan, layang-layang menjadi bahaya saat turun di jaringan kabel transmisi PLN.
Karena itu warga yang menerbangkan layang-layang diminta untuk mengawasinya.
Masalah sering timbul karena layang-layang diterbangkan sampai malam hari tanpa ditunggui.
"Karena tidak ditunggui, jika layang-layang itu turun tidak ada yang tahu. Saat turun bisa mengenai jaringan transmisi," pungkasnya.