Sosok Kapolres Ponorogo AKBP Andin Wisnu Sudibyo, Anak Tamtama Sampai Tak Punya Sepatu Untuk Sekolah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ANAK TAMTAMA - Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo saat memimpin apel di halaman Mapolres Ponorogo, Jalan Bhayangkara, Kelurahan Banyudono, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim, Kamis (10/3/2025). AKBP Andin merupakan anak tamtama yang tidak pernah membayangkan 

Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum 

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Usaha tak pernah mengkhianati hasil. Pepatah itu seolah menggambarkan Kapolres Ponorogo AKBP Andin Wisnu Sudibyo.

Bagaimana kisah AKBP Andin Wisnu Sudibyo bisa menjadi Kapolres Ponorogo?

Pria yang lahir 41 silam itu tidak membayangkan bisa menjadi orang nomor satu di Polres Ponorogo. Apalagi background-nya hanya seorang anak Tamtama (pangkat terendah di kepolisian).

“Sekolah saja ndak pakai sepatu mbak dulu. Minum susu pakai air tajin dikasih garam. Ini sudah bisa jadi Kapolres,” ungkapnya sambil mengenang saat kecil, Kamis (10/4/2025).

Dia kemudian berkisah bahwa kondisi orang tuanya jauh dari kata mampu. Lantaran profesi bapaknya hanya pasukan, tamtama. Bahkan rumahnya masih tanah, juga berdinding gedek.

Baca juga: Polres Ponorogo Sita 15 Balon Udara Tanpa Awak, 23 Terduga Pelaku Diamankan, Ada yang di Bawah Umur

AKBP Andin mengawali pendidikan SDN Ngrami di Kabupaten Nganjuk, Jatim. Dia menghabiskan sekolah di Desa Ngrami, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jatim selama 5 tahun.

“Saya waktu di SDN Ngrami itu, sekolah tidak bisa pakai sepatu atau nyeker. Buku hanya satu,” kata suami dari Titut Andin Wisnu Sudibyo ini.

Bahkan, jelas dia, ketika ingin makan ikan, AKBP Andin mengaku harus berusaha dulu. Tidak seperti saat ini, yang tinggal beli kemudian makan.

Baca juga: Sosok AKBP Bobby Adimas Kapolres Jember yang Baru, Ini Sepak Terjangnya

“Mau makan ikan harus cari ikan dulu. Namanya Newu (menghabiskan air biar dapat ikan),” tegas AKBP Andin ketika diwawancarai di ruangannya.

Saat kelas 6 SDN, AKBP Andin berpindah ke SDN Ditrotunan Kabupaten Lumajang, Jatim. Saat itu, AKBP Andin ikut bapaknya yang berpindah tugas di Kabupaten Lumajang Jatim.

“Saat itu, saya baru sekolah dengan menggunakan sepatu. Lulus dari SDN Ditrotunan Kabupaten Lumajang, saya bersekolah di SMPN 3 Lumajang,” tegasnya.

Baca juga: Sosok Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan, Lulusan Akpol 2005, Pernah Tugas di Jambi dan Bandung

Pada SMPN 3 Lumajang, dia baru menghabiskan waktu 1 tahun. Lalu pindah ke SMPN 1 Nganjuk Jatim.

“Bapak dari Lumajang pindah ke Malang. Saya memilih kembali ke Nganjuk. Ngekos di rumah family. Kalau dari rumah jauh soalnya 7 kilometer,” tegasnya.

AKBP Andin mengklaim saat lulus dari SMPN 1 Nganjuk mendapatkan danem yang bagus. Sebenarnya, dia bisa mendaftar di sekolah favorit di Kabupaten Nganjuk Jatim.

“Tetapi telat daftar semua sekolah di Kabupaten Nganjuk tutup. Yang buka hanya SMAN 1 Bantur Malang,” urai bapak dua orang anak ini.

Perjuangan AKBP Andin untuk sekolah di SMAN 1 Bantur Malang juga tidak main-main. Dia berangkat dari daerah Gadang Kota Malang ke SMAN 1 Bantur Malang sekitar 2 jam.

“Harus sampai sekolah pukul 07.00 wib. Jadi jam 04.00 wib saya harus bangun, subuh mandi kemudian jam 05.00 wib harus jalan, dengan bus bersama ibu-ibu pasar,” ucapnya.

Dia mengaku, selama sebulan melakoni perjalanan jauh dari daerah Gadang Kota Malang menuju SMAN 1 Bantur Kabupaten Malang.

“Setelah sebulan saya ngekos. Lalu satu semester pindah ke SMAN 2 Nganjuk dan lulus dari SMAN 2 Nganjuk tahun 2002,” papar pria kelahiran Kabupaten Nganjuk ini.

Lulus SMA, AKBP Andin mendaftar diri Akademi Polisi (AKPOL) 2002. Baru sekali mendaftar, takdir langsung menempatkan AKBP Andin bisa ikut ke sekolah negara itu.

“Daftarnya dari Sukomoro Nganjuk ke Polda Jatim pakai bus sumber kencono. Tes juga saya lalui dengan sendiri. Latihan lari, renang dan psikolog sendiri,” bebernya.

AKBP Andin mengaku tertarik untuk mendaftar polisi tidak lepas dari perang bapaknya yang Tamtama Brimob. “Bapak itu pulang bawa roti TB bantem pasukan. Akhirnya pengen polisi. Tidak terlepas profesi bapak sebenarnya,” ucapnya.

Selama tes, dia pernah ditanya oleh panitia. Siapa orang tuanya? Saat itu AKBP Andin menjawab orang tuanya hanya panitia.

“Sempat disuruh pulang. Tapi itu justru itu menjadi motivasi saya. Bisa renang sejauh 25 meter, kan saya juga otodidak. Saya masuk 2002 dan lulus 2005,” tambahnya.

Awal bertugas dia ditempatkan di Polda Bangka Belitung. Dia ditempatkan selama 4 tahun di Polda Bangka Belitung.

“Mulai dari Polsek yang IDT (Inpres Data Tertinggal) sampai hanya menjadi Kapolsek persiapan Belitung Timur yang kapolresnya masih Kompol,” ujarnya.

Lalu diberi kesempatan sekolah PTIK 2012, dan diberikan penempatan di Polda Kalimantan Timur (Kaltim). Di Kaltim, semua jabatan pernah dilalui.

“Mulai dari kapolsek, kasatreskrim, Kabagops dan Wakapolres pernah dillalui. Kemudian sekolah Sespim dan bisa jadi kapolres di Ponorogo,” pungkasnya.

Berita Terkini