Berita Viral

Dedi Mulyadi Geram Masih Lihat Anak-anak Jalanan Mengemis, Ancam Tutup Dinas Terkait Jika Tak Benahi

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GERAM ANAK JALANAN - Tangkapan layar unggahan kanal YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL, Kamis (10/4/2025). Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengancam akan menutup dinas karena geram permasalahan anak kecil yang masih banyak yang minta-minta mengemis di jalan belum juga teratasi.

TRIBUNJATIM.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali dibuat geram saat melihat kondisi di jalanan.

Dedi Mulyadi prihatin banyak anak-anak yang mengemis di jalan ini justru dimanfaatkan orang tuanya sendiri.

Ia miris masih marak anak kecil yang minta-minta dan mengemis di jalanan.

Baca juga: Janggalnya Rahma 4 Hari Hilang Ditemukan di Lokasi yang Sama, Padahal Sungai Sudah Disisir SAR

Hal itu dikatakan Gubernur yang akrab disapa KDM tersebut saat menemui perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Keluarga Berencana (Dinas PPA).

Ia menanyakan soal anak-anak kecil yang mengemis di perempatan jalan.

"Kenapa masih banyak anak-anak di perempatan?" tanya KDM, seperti dikutip dari unggahan media sosialnya, Rabu (9/4/2025).

"Yang minta-minta, tidak sekolah, diperalat oleh orang tuanya, kenapa dibiarkan?" sambung KDM.

Dedi pun meminta dinas terkait segera membenahi masalah tersebut.

Bahkan Dedi tak segan-segan memberi ancaman kepada dinas terkait untuk tutup saja jika permasalahan tak segera dibenahi.

Wanita dari perwakilan Dinas PPA kemudian membantah ada pembiaran.

"Enggak dibiarkan pak," jawab wanita dari Dinas PPA.

Namun hal itu dibantah kembali oleh Kang Dedi Mulyadi.

"Ah enggak, enggak ada tindakan sampai sekarang," timpal KDM sambil menahan rasa geram.

Wanita dari Dinas PPA itu pun mencoba menjelaskan panjang lebar.

Tangkapan layar unggahan akun Instagram Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, Rabu (9/4/2025). Ia mengancam akan menutup dinas karena geram permasalahan anak kecil yang masih banyak yang minta-minta mengemis di jalan belum juga teratasi. (Instagram/dedimulyadi71)

Namun perkataannya mendadak dipotong oleh Dedi Mulyadi.

"Kita kan banyak kerja sama pak..." kata wanita dari dinas tersebut yang kemudian omongannya dipotong KDM.

"Enggak, enggak, enggak. Ngomongnya jangan administratif sama saya, ngomongnya teknis, kenapa dibiarkan?" timpal KDM kembali bertanya.

KDM mengaku bahwa dirinya sudah memberikan contoh, seperti ketika menemukan orang kesusahan di jalan.

Salah satunya seorang ibu yang sudah KDM bawa dari jalanan, kemudian kini bekerja menjadi tukang sapu di Gedung Pakuan.

"Lakukan itu," kata Dedi.

"Siap pak," jawab perwakilan Dinas PPA tersebut.

"Jadi kalau hanya kita kerja sama, kita kerja sama, kita ini, kita itu, enggak akan selesai."

"Malu pak, ada Dinas pemberdayaan Perempuan, anak kecil di kolong jembatan dibiarkan," timpal KDM.

Dedi pun mengancam akan menutup dinas tersebut jika mereka tidak bisa menuntaskan permasalahan yang dimaksud Dedi ini.

"Kalau itu tidak bersih, saya tutup dinasnya," tegas KDM.

"Kalau di Kota Bandung saja masih banyak anak-anak yang minta-minta, masih banyak yang diperalat oleh orang tuanya mencari uang, dinasnya kita tutup aja, serius saya," pungkasnya.

Baca juga: Polisi Pamer Kelamin ke Siswi SMP Dibela Istri, Minta Keringanan Penahanan Aipda II: Anak Malu

Sementara itu kejadian di tempat lain, Sunadi (48) tak kapok jadi pengemis di Ponorogo, Jawa Timur, meski bolak-balik masuk panti rehabilitasi sosial.

Pasalnya, kakinya cacat akibat kecelakaan kerja yang dialami saat menjadi pekerja migran di Malaysia pada tahun 2015 silam.

Menjadi pengemis terpaksa dilakukan Sunadi karena tidak ada pilihan lain.

Sunadi terlihat berjingkat saat ditemui di Rumah Singgah Dinas Sosial Ponorogo pada Rabu (14/3/2025).

Satu tangan menopang kaki kanannya yang mengalami pengecilan. 

Diketahui, Sunadi berangkat ke Kuala Lumpur pada tahun 2014 silam, untuk bekerja sebagai tukang pasang keramik. 

Namun setelah satu tahun, ia memilih kabur dan bekerja sebagai tukang cat borongan, meskipun statusnya menjadi TKI ilegal.

"Saat saya kerja di lantai 3 itu saya jatuh, karena sabuk pengaman hanya saya pakai buat gaya saja," ungkapnya.

Pengemis berinisial S (bermain handphone) warga Kota Blitar Jatim dan DU warga Kabupaten Sragen Jateng daat dibina di Kantor Dinsos P3A, Jalan Gondosuli, Kelurahan Nologaten, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim, Selasa (11/3/2025). Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo kembali menertibkan pengemis. (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

Akibat kecelakaan tersebut, kedua kaki Sunadi mengalami pengecilan.

Selain itu, ia juga mengalami mati rasa di kaki kanannya.

"Dulu selalu dikompres es batu karena rasanya panas sekali," tutur Sunadi.

"Namun akhirnya harus kuat nahan sampai tidak lagi pakai es, biarin saja," lanjutnya.

Selama masa pemulihan, Sunadi kehilangan kontak dengan keluarganya dan hanya bisa terbujur di ranjang.

"Saya sudah dianggap mati saat dipulangkan oleh Disnaker karena saya hanya terbujur kaku," ungkapnya.

Setelah pulih, Sunadi mencoba berbisnis dengan menyewakan sepeda motor.

Namun usaha tersebut berujung bangkrut.

Lalu ia sempat beralih ke usaha ternak kambing.

"Perjanjiannya bagi hasil, tapi setiap bulan ada yang mati kalau beranak. Lama-lama modal saya malah habis," ceritanya.

Kemudian, Sunadi beralih mengemis di perempatan jalan Ponorogo.

Saat diamankan, ia membawa uang sebesar Rp400.000 dan empat buah HP.

"Yang lainnya ya saya simpan. Itu kan HP punya teman-teman. Ada yang gadai dan ada sebagian punya saya," ujarnya.

Sunadi mengaku rutin mengirimkan uang belanja kepada anak dan istrinya di Blitar.

"Anak saya mau menikah setelah Lebaran. Sedih kalau ingat anak, hidup masih begini saja," ucapnya sambil menahan tangis.

Meskipun telah menjalani pembinaan selama tiga hari, Sunadi mengaku akan tetap jadi pengemis.

"Orang sini itu loman, sering memberi meski kadang hanya Rp500. Sehari saya bisa mendapat Rp90.000."

"Mungkin mulainya dari perempatan yang berada di luar kota yang tidak terjangkau oleh petugas," ujar Sunadi.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkini