Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Pelaku usaha restoran yang menjadi satu dengan perhotelan di sebuah tempat di Kota Malang memanfaatkan platform dalam jaringan untuk memasarkan produknya.
Upaya ini dilakukan untuk menghindari dampak buruk kebijakan efisiensi anggaran oleh pemerintah.
Jodi, seorang pelaku usaha restoran di penginapan Victoria mengaku mulai menggalakkan penjualan di dalam jaringan kepada pelanggannya.
Cara tersebut ia nilai cukup efektif untuk menjual produk ke konsumen.
Selama ini, biasanya restoran hanya berharap pada pelanggan yang menginap di hotel.
Menyadari pelanggannya tidak selalu tamu hotel, terlebih ada kebijakan efisiensi oleh pemerintah, berjualan dalam jaringan menjadi pilihan yang tepat.
Dalam sehari, beberapa produk bisa terjual.
Jodi mengatakan, pihaknya harus berinovasi untuk mempertahankan pemasaran produk kepada pelanggan.
"Habit pemerintahan yang sering kali rapat menggunakan hotel, sebetulnya sering di hotel berbintang. Biasanya memang ada pegawai pemerintah yang menginap di sini, tapi sekarang sedang tidak seramai biasanya. Kami menjual produk melalui platform dalam jaringan," ujarnya, Selasa (15/4/2025).
Penjualan makanan dan minuman di restorannya selalu tinggi ketika banyak tamu dari pemerintahan yang menginap.
Namun sekarang kondisinya berbeda, lebih sepi dari biasanya.
Dengan cara berjualan dalam jaringan, Jodi bisa tetap bekerja seperti biasa.
"Justru peluang balik modal kami bisa naik mencapai 30 persen," katanya.
Dengan potensi seperti itu, cukup mustahil karyawan yang bekerja terdampak kebijakan dirumahkan atau bahkan putus hubungan kerja.
Jodi mengatakan, penjualan dalam jaringan telah membuka peluang baru memasarkan produk-produk yang mereja jual seperti jenis minuman dan makanan.
Baghiz Firman Maulana (19), karyawan di penginapan Victoria mengaku belum merasakan dampak kebijakan efisiensi terhadap pekerjaannya.
Ia masih tetap bisa bekerja seperti biasa meskipun diakuinya jumlah pengunjung yang datang menurun.
Baca juga: Okupansi Hotel di Kabupaten Blitar Rendah Saat Lebaran, Pemudik Pilih Menginap di Rumah Kerabat
"Biasanya dalam sehari bisa mencapai 30 kamar, hari ini mungkin 8 saja," ujarnya.
Penginapan Victoria tidak terlalu terdampak efisiensi.
Berdasarkan pengalaman yang dihadapi Baghiz, tamu yang datang ke penginapan sebagian besar merupakan warga atau pihak swasta.
Memang ada tempat pertemuan di lantai atas, namun sangat jarang digunakan oleh pemerintahan. Hanya tamu-tamu pemerintahan saja yang biasanya datang untuk menginap.
"Jarang ada kegiatan pemerintahan. Adapun di atas itu ruangan digunakan oleh masyarakat umum," katanya.
Baghiz masih bekerja seperti biasa. Hak-haknya sebagai pekerja juga masih ia terima. Dalam sebulan, ia bisa bekerja selama 27 hari. Tidak ada pengurangan jam kerja yang ia alami sejauh ini.
"Tidak ada pengurangan jam kerja. Saya bekerja seperti biasa saja," katanya.
GM Hotel Alana, Sistho A Sreshtho mengatakan, okupansi bisnis hotelnya turun hingga hampir menyentuh 50 persen.
Dampaknya, berpotensi merumahkan karyawan untuk sementara waktu.
Menurutnya, kebijakan efisiensi telah mendatangkan kondisi yang sulit bagi pelaku usaha perhotelan, bahkan hampir mirip seperti saat pandemi Covid-19.
"Kami hampir 50 persen turunnya. Jabar dan Jateng, okupansinya turun 20 persen. Kalau biasanya okupansi bisa mencapai 90 persen, saat ini turun hingga sampai 50 persen," ujarnya.
Berkaca pada tahun lalu, sepekan setelah Lebaran hotel sudah ramai oleh acara rapat yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Pihak lain yang menyelenggarakan adalah perusahaan swasta.
Namun saat ini, satupun tidak ada acara di Hotel Alana yang diselenggarakan oleh pemerintah.
"Kalau tahun lalu ada acara dari pemerintah atau korporat, saat ini kami belum mendapatkan. Ya semoga tidak seperti kemarin, Maret. Kami berharap itu saja," katanya.
Dalam sekali menyelenggarakan rapat, pemerintah bisa mengeluarkan biaya antara puluhan hingga ratusan juga rupiah.
Dihadapkan kondisi sulit seperti saat ini, pihak Alana mencoba untuk mengurangi pengeluaran dengan cara seperti hemat energi, mengurangi porsi makanan, bahkan ada opsi terakhir yakni merumahkan karyawan.