Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nurika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Menurut dr. Angela Dalimarta selaku ahli gizi klinik, olahraga lari telah menjadi pintu masuk seseorang memperbaiki pola hidup lebih sehat.
Pola kebiasaan hidup sehat yang telah terbentuk dapat mendukung performa prima dalam mengikuti serangkaian event olahraga, termasuk lari.
“Ini kan basicnya kita bangun, health habit d ulu, karena banyak orang habit harian makannya belum terlalu teratur. Kita ubah agar terbiasa makan dengan seimbang, kemudian komposisi yang tepat dan makanan apa yang harus dihindari,” sebut dr. Angela kepada TribunJatim di Balaikota Surabaya, Selasa (22/4/2025).
Baca juga: Surabaya Isoplus Marathon 2025, Ajang Lari Bergengsi yang Siap Kembali Digelar di Kota Pahlawan
Pembentukan kebiasaan sehat dampaknya bisa terasa di seluruh keluarga, apalagi sembari mempersiapkan long run.
dr. Angela memberikan rekomendasi membiasakan pola hidup sehat dari seporsi makanan.
Paling penting adalah kebiasaan jam makan yang teratur serta komposisi hidangan yang seimbang.
Sepertiga porsi nasi, lauk pauk dan sayur selaras dengan panduan “Isi Piringku” yang dikenalkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dinilai paling gampang untuk diikuti masyarakat.
“Hindari makanan ultra proses terutama yang banyak pengawet dan tambahan-tambahan adiktif karena membuat tubuh kita meradang. Takutnya nanti malah menjadi kurang optimal saat performa,” ujarnya.
Saat mempersiapkan lari jauh, pembiasaan pola latihan hidup sehat ini dapat dilakukan dua hingga tiga minggu.
Tujuannya agar tubuh dapat menyesuaikan untuk mempersiapkan daya tahan optimal.
Baca juga: Usung Gaya Hidup Sehat dan Edukasi Kesehatan, ISOPLUS Gelar Surabaya Marathon 2025, ini Kategorinya
Saat race, dr. Angela menyarankan agar para pelari dapat mengambil jeda waktu menghidrasi tubuh dengan minum pada jarak 2.5 kilo meter.
Mengambil jeda untuk minum itu penting, untuk menghidrasi tubuh. Hidrasi tubuh sangat mempengaruhi sel-sel tubuh yang membantu kerja optimal.
“Mungkin kalau yang lari 21K dan 42K sudah terbiasa tapi kalau pemula tetap minum saja, ambil jeda minum sedikit, supaya energinya tetap terjaga,” sebut dokter spesialis gizi RS Mitra Keluarga Kelapa Gading tersebut.
Pemulihan pasca race, lanjut dr. Angela, perlu untuk tetap menjadi makanan tetap bergizi.