Berita Viral

Hotman Paris Sindir Juru Bicara GRIB Jaya Razman Nasution, Minta Hercules Cari yang Berkualitas

Editor: Torik Aqua
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SARAN - (kanan) Pengacara kondang Hotman Paris memberikan saran untuk ketua umum GRIB Jaya, Hercules.

TRIBUNJATIM.COM - Pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea kini meminta agar Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, Hercules agar lebih selektif dalam memilih juru bicara.

Diketahui, organisasi masyarakat (ormas) GRIB Jaya menunjuk Razman Nasution untuk menjadi juru bicara.

Hal ini membuat Hotman Paris Hutapea mengingatkan Hercules soal masalah yang pernah dialami oleh Razman Nasution.

Menurut Hotman, sebaiknya juru bicara yang dipakai oleh GRIB Jaya adalah yang berkualitas.

Baca juga: Diminta Putrinya Tobat, Hotman Paris Percaya Diri Umur Panjang sampai 124 Tahun, Sudah Bahas Warisan

HARTA KEKAYAAN - Foto arsip Hotman Paris Hutapea ditemui Grid.ID temui di Bareskrim Polri, Senin (24/7/2023). Senin (17/2/2025). (Grid.ID/Devi Agustiana)

Dalam unggahan di akun Instagramnya, Sabtu (10/5/2025), Hotman Paris mengingatkan Hercules untuk tidak menggunakan pengacara yang memiliki catatan hukum buruk.

"Saran saya, jika kamu mau organisasimu GRIB maju, jangan memakai juru bicara yang penuh dengan masalah hukum," ujar Hotman.

Ia menekankan pentingnya memilih juru bicara yang tidak sedang menghadapi masalah hukum, seperti Razman Nasution yang saat ini menjadi terdakwa di pengadilan pidana.

Hotman Paris juga menyoroti protes yang sering diterima Razman Nasution dari para kliennya.

"Jangan pakai pengacara atau juru bicara yang banyak protes dari kliennya sehingga sering dipecat oleh kliennya."

"Jangan pakai juru bicara yang banyak mendapat protes di medsos dan gosip-gosip dari cewek-cewek," kata Hotman Paris.

Ia pun meminta anggota GRIB untuk mendesak Hercules agar memilih juru bicara yang lebih berkualitas dan dapat dipercaya oleh masyarakat.

"Demikian juga kepada para anggota GRIB, desak ketum kamu, Hercules, untuk menunjuk juru bicara yang berbobot, berkualitas, dan dipercaya masyarakat, banyak ada ribuan pengacara yang berkualitas."

"Jangan pilih jubir yang sudah tidak bisa bersidang, sehingga dia mau tidak mau mencari lahan lain karena sudah tidak ada pilihan lagi dalam hidupnya," ujar Hotman Paris.

Kontroversi Razman Nasution

Sebelumnya, Razman Nasution sebagai juru bicara GRIB terlibat dalam ketegangan Hercules dengan purnawirawan TNI, Sutiyoso dan mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo.

Razman Nasution ingin membela Hercules yang mendapatkan kritikan pedas dari Gatot Nurmantyo.

Ia pun menantang Gatot Nurmantyo.

"Kenapa Anda kepanasan? Kan tidak bilang seluruhnya purna-purna," ungkap Razman Nasution dalam sebuah program di YouTube baru-baru ini.

Ia juga mengkritik kinerja Gatot Nurmantyo saat menjabat Panglima TNI dengan menyinggung masalah keamanan di Papua.

"Emang kalau pak Gatot Nurmantyo ngomong, berhenti kriminal di negara ini? Bapak dulu mantan panglima TNI, KKB tak selesai tuh di Papua," ucap Razman Nasution.

Ia pun menantang Gatot Nurmantyo untuk dialog bersama secara live di televisi swasta.

Usai menantang Gatot Nurmantyo, Razman Nasution pun dimaki-maki oleh Jenderal Kopassus Yayat Sudrajat.

Setelah dimaki oleh jenderal kopassus, Razman Nasution kembali merespons melalui media sosial pribadinya.

Ia kemudian merespons melalui media sosial dengan menunjukkan bukti penghargaan yang diterima Hercules dari Kementerian Pertahanan, dan menyerukan untuk tidak saling menghina.

Dengan situasi yang semakin memanas, perhatian publik kini tertuju pada langkah Hercules dan GRIB dalam memilih juru bicara yang tepat untuk menghadapi tantangan hukum dan menjaga reputasi organisasi

Alasan GRIB Jaya masih terus dijaga

Organisasi Masyarakat GRIB Jaya yang menyatut nama Hercules si preman yang tak bisa mati sebagai ketua itu masih ramai dibicarakan.

Belakangan, masyarakat mempertanyakan apa sebenarnya alasan negara masih terus menjaga keberlangsungan ormas GRIB Jaya milik Hercules.

Hercules Rosario de Marshall yang didukung oleh para pejabat negara hingga penguasa itu padahal kerap membuat masyarakat geram.

Alasan negara masih pelihara ormas GRIB Jaya yang diketuai oleh Hercules si preman yang tak bisa mati belakangan terungkap.

Pengusaha asal Indonesia, Mardigu Wowiek Prasantyo, menyebut kekuatan dari GRIB Jaya itu sangat bergantung pada ketuanya, Hercules Rosario de Marshall. 

Pria yang akrab disapa Bossman itu mengatakan Hercules ialah mantan preman yang dulunya alat operasi militer.

Dengan latar belakangnya itu, Hercules seolah bergerak semaunya memerintah aparat sipil, berani membentak jenderal purnawirawan hingga menyentuh wilayah kekuasaan tanpa konsekuensi.

"Hercules Rosario de Marshall pimpinan GRIB Jaya bukan sekadar ormas instruktur bayangan shadow structure yang hidup di tengah sistem demokrasi.

"Publik hanya lihat baju loreng dan spanduk, maka jangan heran kenapa GRIB Jaya bisa berkibar bebas bahkan mengancam menggeruduk gedung sate dengan puluhan ribu orang," katanya seperti dikutip dari Instagramnya pada Rabu (7/5/2025). 

Mardigu melanjutkan ormas GRIB Jaya bukan sekadar kekuatan jalanan biasa.

Baca juga: Razman Dekati Hercules, Hotman Paris Sindir Ketinggalan Zaman, Sebut Dirinya Kenal Duluan: Bestie

Salah satu contohnya ketika mobil polisi dibakar massa oleh anggota GRIB di Depok. 

"Tidak ada manuver nasional yang berarti," katanya. 

Mardigu beralasan karena Hercules memegang kode barter keamanan. 

Selama dia bisa menjaga ketertiban dan membela penguasa, maka ia dilindungi. 

ASAL USUL HERCULES - Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB), Hercules (foto kiri) bikin murka Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat (foto kanan). Yayat Sudrajat sebut Hercules penakut dan tidak tahu diri. (KOLASE Tribun Jakarta - Youtube Hersubeno Point/GRIB JAYA)

"Tapi, masyarakat harus tahu struktur liar seperti ini adalah bom waktu. Bukan pelindung rakyat tapi pelindung kekuasaan yang siap berbelok arah sesuai pesanan," kata pria yang kini menduduki posisi sebagai Komisaris Utama Independen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB) tersebut.

Kenapa negara masih pelihara?

Mardigu pun membeberkan alasannya GRIB Jaya masih berdiri hingga kini dan tak kunjung dibubarkan. 

Dalam politik di Indonesia, Mardigu menyebut ormas GRIB Jaya dijadikan aset tak resmi oleh penguasa. 

"Kalau hari ini kita diam, maka besok kita akan dijaga oleh kekuatan yang tidak bisa kita lawan, tidak bisa kita pilih dan tidak bisa kita percaya. Ini bukan konspirasi, ini realitas operasional," katanya. 

Kehadiran ormas semacam ini berdampak buruk terhadap perekonomian Indonesia. 

Baca juga: Dulu Dikenal Atlet Judo, Pria ini Kini Laris Jadi Aktor Laga, Pernah Main Film Mortal Kombat

Apalagi, kata Mardigu, kemampuan daya beli masyarakat saat ini sedang mengalami penurunan. 

"Rakyat banyak pengangguran, perusahaan besar tidak ada yang berinvestasi di Indonesia karena semua sama. Isu premanisme yang mengganggu investasi sudah sampai pada tahap yang tidak bisa ditoleransikan lagi."

"Sehingga yang terbaik bagi pengusaha adalah pindah ke negara lain yang memang negaranya dan pejabatnya niat membangun ekonomi bagi rakyatnya," tulisnya. 

Kondisi ini membuat Indonesia memasuki masa gelap ekonomi. 

"Premanisme mengganggu kenyamanan berbisnis yang membuat pengangguran meningkat. Itu sebuah realita dalam 5 tahun ini dan semakin meningkat dalam 1 tahun terakhir," katanya. 

Sosok Abah Suta yang kini menghilang usai tantang Hercules duel (Tribun Medan)

Presiden Prabowo Subianto meminta organisasi kemasyarakatan (ormas) tidak mengganggu apalagi melakukan pemalakan yang dapat mengganggu.

Perintah Prabowo itu disampaikan Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional Jenderal (Purn) TNI Dudung Abdurachman usai sidang kabinet yang digelar Senin (5/5/2025). 

"Tadi juga Bapak Presiden menyampaikan masalah ormas, yang tertib, yang kemudian tidak mengganggu, apalagi memalak, dan sebagainya. Presiden sudah menekankan seperti itu," ujar Dudung di Istana, Jakarta, Senin (5/5/2024) dikutip dari Kompas.com. 

Dudung mengatakan, ormas dapat dimanfaatkan dalam memberi masukan dan mendorong pembangunan. 

Karenanya, ia mengungkap bahwa Prabowo ingin ormas dan pemerintah dapat bersinergi. 

"Jadi kalau misalnya ada ormas, silakan bersinergi dengan pemerintah, memberikan masukan, dan mendorong pembangunan pemerintah itu sendiri," ujar Dudung.

Berjasa di Mata BIN

M Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), menyatakan dukungannya terhadap Hercules Rosario de Marshal yang membela Presiden Joko Widodo dalam polemik ijazah palsu. 

Hendropriyono menilai Hercules sebagai pahlawan yang pernah berjuang untuk negara, dan meminta publik untuk tidak menghujatnya.

Ia menceritakan peran penting Ketua Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB), Hercules, saat dilibatkan TNI dalam operasi di Timor Timur.

Hendropriyono mengatakan Hercules diberi kepercayaan untuk memegang kunci senjata dan peluru dalam operasi tersebut.

Ia juga mengatakan, Hercules berkorban untuk negara Indonesia sampai kehilangan anggota tubuhnya.

Mantan jenderal bintang 4 tersebut pun meminta agar Hercules tidak dihilangkan, tapi sebaiknya dibina.

"Dulu, dia (Hercules) waktu di Timor Timur sebelum Timor Leste, dia itu kita percaya pegang kunci senjata dan peluru, dia yang pegang, jadi saking kita percayanya," kata Hendropriyono, dikutip dari YouTube Prof. Rhenald Kasali, Minggu (4/5/2025), dilansir TribunNews.

Baca juga: Kisah Penemu Jenazah Pendaki yang Jatuh di Gunung Saeng : Lantunkan Adzan saat Temukan Pertama kali

Hendropriyono menegaskan, Hercules bukanlah mantan teroris, melainkan mantan pahlawan.

Oleh karena itu, kata Hendropriyono, Hercules patut diberikan pembinaan.

Gatot mengatakan Hercules preman, karena tidak berjuang seperti para purnawirawan TNI.

Berbeda dengan Gatot, Hendropriyono merespons hal itu dengan kepala dingin.

"Kalau cuma soal Hercules, saya rasa kita juga harus berpikir dingin, walaupun hatinya mungkin panas," ujarnya.

Hendropriyono menilai, Hercules dan para prajurit TNI di tahun 70-an merupakan korban dari konspirasi global.

"Yang nyuruh kita ke Timtim dulu siapa? Amerika. Dia mau balas kekalahannya di Vietnam. Tahun 74 dia kalah, 75 saya bulan Februari masuk operasi Seroja. Di perbatasan sana tanya spanduk viva Amerika, tapi 98 kita diusir," kata dia.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkini