Bahkan, ia sampai dikabarkan pingsan saat mendengar hasil tes yang menghancurkan hatinya.
Kasus ini menimbulkan pertanyaan emosional dan moral yang mendalam, bagaimana seharusnya seorang pria bersikap setelah mengetahui bahwa anak yang dibesarkannya selama bertahun-tahun ternyata bukan darah dagingnya?
Pakar keluarga menyatakan bahwa hubungan antara ayah dan anak tidak semata-mata ditentukan oleh ikatan biologis.
Baca juga: Kondisi Makam Dorce Gamalama Kini Amblas, Konflik Keluarga Rebutan Warisan Makin Memanas: Tes DNA
Banyak pria yang tetap mencintai dan membesarkan anak yang bukan hasil dari darah mereka sendiri karena sudah terjalin ikatan emosional yang kuat.
“Anak-anak membutuhkan stabilitas dan kasih sayang. Jika hubungan antara ayah dan anak sudah dibangun dengan cinta, sebaiknya itu tetap dijaga meskipun ada kenyataan pahit di baliknya,” kata seorang konselor keluarga.
Namun, keputusan akhir tetap bergantung pada kondisi emosional dan psikologis masing-masing individu.
Sang ayah juga disarankan untuk mencari dukungan dari keluarga, teman, atau tenaga profesional agar dapat mengatasi trauma dan membuat keputusan terbaik untuk masa depan dirinya dan anak tersebut.
Kisah ini menjadi peringatan bahwa kejujuran dan komunikasi dalam keluarga adalah fondasi penting, dan ketika kepercayaan dihancurkan, dampaknya bisa sangat dalam.
-----
Artikel ini telah tayang di TribunMedan.com
Berita Jatim dan berita viral lainnya.