Wanita Tertabrak Kereta di Surabaya

Hasil Penyelidikan Tewasnya Wanita Penjual Kerupuk Usai Tersambar Kereta di Buntaran Surabaya

Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

EVAKUASI - Evakuasi wanita berinisial MSK, penjual kerupuk yang tewas tertabrak kereta api (KA) di perlintasan sebidang dua jalur (double track) di kawasan Jalan Buntaran, Manukan Wetan, Surabaya, Rabu (11/6/2025). Diduga, korban tidak menyadari kedatangan kereta di jalur sisi selatan yang sedang dilaluinya. 
EVAKUASI - Evakuasi wanita berinisial MSK, penjual kerupuk yang tewas tertabrak kereta api (KA) di perlintasan sebidang dua jalur (double track) di kawasan Jalan Buntaran, Manukan Wetan, Surabaya, Rabu (11/6/2025). Diduga, korban tidak menyadari kedatangan kereta di jalur sisi selatan yang sedang dilaluinya. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Anggota Polsek Tandes Polrestabes Surabaya menduga, tewasnya wanita penjual kerupuk berinisial MSK (48) usai tertabrak Kereta Api (KA) Ambarawa di rel perlintasan sebidang dua jalur (double track) tanpa palang, kawasan Jalan Buntaran, Manukan Wetan, Surabaya, Rabu (11/6/2025), sebagai insiden murni kecelakaan. 

Hal tersebut diungkap oleh Kanit Reskrim Polsek Tandes Polrestabes Surabaya, Iptu Jumeno Warsito, saat dihubungi TribunJatim.com, pada Rabu malam. 

Korban berjalan menyusuri tengah rel tersebut seraya menenteng dagangan kerupuk yang akan dijual dengan cara dititipkan di warung. 

Diduga, korban tidak menyadari kedatangan kereta di jalur sisi selatan yang sedang dilaluinya. 

Tak pelak, tubuh korban tersambar KA Ambarawa hingga terluka parah dan meninggal dunia seketika di lokasi kejadian. 

"(Diduga) Lalai korban berjalan di pinggir rel sambil membawa kerupuk. Tidak melihat dari belakang ada kereta api," ujarnya pada TribunJatim.com.

Menurut saksi mata, Parto (28), semula dirinya melihat korban berjalan tepat di tengah jalur rel double track sisi selatan. 

Dari kejadian, korban tampak berjalan tepat di tengah menyusuri rel tersebut dari arah timur ke barat, serata menenteng puluhan renteng kerupuk kemasan. 

Kerupuk kemasan plastik tersebut bakal dijajakan dengan cara dititipkan di hampir semua warung kopi (warkop) atau warung makan kawasan tersebut. 

Kebiasaan itu, lanjut Parto, selalu dilakukan oleh korban hampir setiap hari.

Waktu untuk pengiriman kerupuk itu, selalu dilakukan pada sore hari. 

Baca juga: Buk Minggir, Teriakan Penjaga Perlintasan Lihat Penjual Kerupuk Tertabrak Kereta di Surabaya

Informasi yang diketahui Parto, sore hari itu, sekitar pukul 16.00 WIB, korban berjalan sendirian mengantarkan dagangan kerupuknya. 

Sejak siang hari, korban memasak kerupuk dagangannya itu, dibantu oleh beberapa anaknya di rumah. 

Setelah rampung memasak dan mengemas kerupuk dalam wadah plastik untuk dijual secara 'rentengan,' korban mulai mengantarkannya ke warung-warung di kawasan Kelurahan Manukan Wetan. 

"Ibunya jalan sendirian bawa kerupuk. Kerupuk warna kuning. Hampir setiap hari jualan. Dan setiap sore selalu kirim kerupuk (ke warung-warung). Kalau enggak laku, diambil lagi," ujar penjaga swadaya perlintasan rel KA sebidang tanpa palang saat ditemui awak media di lokasi. 

Di lain sisi, terdapat KA Ambarawa yang melintas di lajur sisi selatan. Kereta tersebut melaju dari arah barat menuju ke timur. 

Sebenarnya posisi dan arah korban berjalan tampak berhadapan langsung dengan arah kedatangan kereta.

Namun, korban diduga terlambat menyadari adanya kedatangan kereta, dan terlambat menyadari jarak aman untuk segera berjalan menepi keluar dari jalur. 

Selain itu, ungkap Parto, kereta menyalakan klakson saat jarak antara lokomotif dengan tempat korban berdiri kian mendekat. 

Tatkala mulai menyadari arah kedatangan kereta, dan korban mulai berusaha mempercepat langkah kakinya menepi serta keluar dari jalur rel KA, ternyata upayanya itu terlambat. 

Laju kereta yang makin kencang dan membuat jarak aman di antara kedua objek tersebut makin pendek, tak pelak, tubuh korban tersambar kereta.

"Saya sudah teriak. 'Buk minggir, minggir.' Kan yang jaga saya dan ibu saya, dianya itu kurang dengar, karena kereta kencang. Saya sudah lihat ibu itu," pungkasnya. 

Pantauan TribunJatim.com, suami korban, Samsul, mengaku baru memperoleh kabar bahwa istrinya menjadi korban kecelakaan di rel KA tersebut saat mengantarkan kerupuk dagangan. 

Namun, ia belum dapat melihat kondisi sang istri yang diketahui sudah tidak lagi bernyawa.

"Saya baru pulang nukang, saya enggak tahu kondisinya gimana," ujar pria berkaus warna hijau itu kepada TribunJatim.com di dekat palang perlintasan sebidang. 

Pantauan TribunJatim.com di lokasi sekitar pukul 17.59 WIB, jenazah korban tergeletak di pinggiran rel KA. Jaraknya sekitar 25 meter dari titik perlintasan sebidang tanpa pos penjaga. 

Jenazah korban belum dievakuasi karena masih menunggu Anggota Tim Inafis Polrestabes Surabaya yang sedang menuju ke lokasi untuk melakukan visum dan olah TKP. 

Diketahui, korban tewas di lokasi tersebut, usai tersambar KA Ambarawa, Relasi Semarang Tawang-Pasar Turi, Surabaya, yang melintas sekitar pukul 16.00 WIB.

Kemudian, sekitar pukul 18.05 WIB, beberapa petugas Tim Inafis mulai mendatangi lokasi untuk melakukan olah TKP. 

Proses olah TKP dan visum luar terhadap jenazah korban berlangsung kurun waktu sekitar hampir 20 menit. 

Kemudian, jenazah diangkut menggunakan kantong jenazah untuk dibawa mobil ambulans lalu dievakuasi ke Kamar Mayat RSUD dr Soetomo Surabaya. 

Berita Terkini