Berita Viral

Nasib Polisi Aiptu F Videonya Diduga Main Judi Sabung Ayam Viral, Tampak Girang saat Menang

Editor: Torik Aqua
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SABUNG AYAM - Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) F, yang bertugas di Kepolisian Sektor (Polsek) Mollo Utara, Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga terlibat judi sabung ayam.

TRIBUNJATIM.COM - Viral video polisi Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) F diduga terlibat judi sabung ayam.

Diketahui, Aiptu F merupakan anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Mollo Utara, Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pada video yang viral itu, tampak Aiptu F masuk ke dalam arena sabung ayam dan melepas ayam yang diikat.

Video yang viral itu terdapat tiga video.

Baca juga: Jawaban Peltu Lubis Soal Jatah Kapolsek Rp 1 Juta Tiap Izin Buka Judi Sabung Ayam, Rencana Meningkat

Dalam video pertama yang berdurasi 2 menit 10 detik, terlihat F mengenakan topi, masker, kaus hitam dan celana pendek serta sepatu hitam, memegang ayam merah. 

Ayam yang dipegang F akhirnya menang saat diadu.

Selanjutnya, video kedua yang berdurasi 52 detik, F yang masih mengenakan pakaian yang sama, memegang ayam berwarna putih.

Saat diadu, ayamnya menang.

F terlihat beberapa kali melompat kegirangan.

Kemudian, video yang ketiga berdurasi 49 detik.

Dalam video itu, F memegang ayam merah.

Saat diadu, ayamnya kalah.

Terlihat banyak warga yang berkerumun di tempat judi sabung ayam yang berlokasi di Kabupaten Kupang.

Terkait anggotanya yang diduga terlibat judi sabung ayam, Kepala Kepolisian Resor TTS Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sigit Harimbawan mengatakan berkomitmen menindak tegas anggotanya itu.

"Yang bersangkutan (Aiptu F) sedang kita panggil mas untuk dilakukan pemeriksaan," tegas Sigit kepada Kompas.com, Senin (16/6/2025).

Sigit telah memerintahkan penyidik Propam Polres TTS menyelidiki judi sabung ayam yang melibatkan Aiptu F tersebut.

Propam telah memeriksa Aiptu F pagi tadi sekitar pukul 10.00 Wita di ruangan Propam Polres TTS.

Menurutnya, jika terbukti bersalah terlibat praktik judi sabung ayam, maka akan diberikan sanksi hukuman disiplin sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2023 tentang Disiplin Anggota Polri.

"Termasuk juga, akan memberikan sanksi yang bersifat komulatif seperti teguran tertulis, penundaan mengikuti pendidikan, penundaan kenaikan gaji berkala, penundaan kenaikan pangkat, mutasi yang bersifat demosi, pembebasan dari jabatan dan penempatan dalam tempat khusus," tegasnya.

Sementara itu, kasus sabung ayam yang viral juga terjadi di Lampung.

Pengakuan Peltu Lubis menjadi sorotan setelah menyebut dirinya selalu memberi jatah Rp 1 juta setiap membuka judi sabung.

Menurut Peltu Lubis, dirinya kerap berkoordinasi dengan Kapolsek Negara Batin setiap akan menggelar judi sabung ayam dan koprok yang dikelolanya bersama Kopda Bazarsah.

Peltu Lubis memberikan pengakuan saat memberi kesaksian di sidang Kopda Bazarsah di Pengadilan Militer I-04 Palembang atas kasus penembakan tiga orang polisi Way Kanan Lampung, Senin (16/6/2025).

Mulanya, Peltu Lubis ditanya oleh Ketua Majelis Hakim, Kolonel CHK Fredy Ferdian Isnartanto soal apakah ia selalu berkoordinasi dengan Kapolsek.

Baca juga: Pantas Judi Sabung Ayam Milik Dua Anggota TNI Digerebek Hingga Tewaskan Tiga Polisi, Setoran Macet?

"Saya koordinasi ke Kapolsek setiap mau ada kegiatan saja komandan, lewat telepon," ujar Peltu Lubis dalam persidangan. 

Peltu Lubis memperagakan percakapannya dengan korban yakni Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto lewat telepon. 

"Karena sudah akrab jadi saya telpon. 'Pak Kapolsek saudaraku, kami izin buka'. Lalu dijawab Kapolsek silahkan saja yang penting jangan ada keributan. Kalau tidak lewat telepon, saya datang ke Polsek atau kami bertemu di Sub Ramil," katanya.

Setiap membuka judi sabung ayam dan koprok di hari Senin dan Kamis, Peltu Lubis memberikan uang kepada Kapolsek Rp 1 juta sebagai tanda 'menghargai'.

"Uang apa itu?," tanya Hakim Ketua.

"Menghargai Kapolsek komandan. Jatah menghargai Kapolsek biasanya kasih Rp 1 juta, tapi yang terakhir sebelum penggerebekan saya janjikan Rp 2 Juta. 'Jatah abang besok Rp 2 juta' saya bilang, karena mau lebaran komandan jadi dilebihkan," katanya.

"Kapolsek yang sebelum-sebelumnya juga begitu komandan, " sambungnya.

Tetapi di hari penggerebekan pada 17 Maret 2025 Peltu Lubis hendak menyerahkan uang tersebut kepada korban Kapolsek Negara Batin, tetapi di kantornya tidak ada orang.

"Saya datang ke gelanggang judi hari itu, uangnya mau saya ambil dari Bazarsah buat Kapolsek. Tapi pas saya telpon-telpon Kapolsek tidak angkat, di Polsek juga tidak ada orang. Jadi uangnya masih Bazarsah pada waktu itu," katanya.

Lalu yang lebih mengejutkan, Lubis mengaku ada oknum polisi lain yang menerima 'jatah' dari kegiatan judi tersebut mulai dari anggota Polsek hingga Brimob yang hanya datang sekadar makan di warung dekat gelanggang judi. 

"Anggota yang datang itu ya hanya makan dan merokok di warung nanti yang bayarnya Bazarsah, komandan. Terus kalau pulang dikasih uang Rp 100 ribu satu orang. Makanya saya kaget kok bisa digerebek," katanya.

Isu setoran hasil judi ayam

Tiga korban penembakan di Way Kanan, Lampung yang merupakan anggota polisi itu mengejutkan publik.

Penembakan tersebut dilatari oleh judi sabung ayam yang berlokasi di Kampung Dusun Karang Manik, Kecamatan Negeri Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung. 

Berdasarkan ulasan Tribunnews.com, acara judi sabung ayam itu digelar setelah oknum TNI berinisial Kopka B menyebarnya lewat medsos.

Ternyata, dalam pengembangan kasus ini ada isu keterlibatan oknum polisi dalam judi sabung ayam tersebut.

Diduga, ada setoran hasil judi ayam kepada oknum polisi itu.

Teerkait hal ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun mengimbau masyarakat untuk menunggu hasil investigasi.

"Di era media sosial dan kecerdasan buatan seperti sekarang, lebih baik kita menunggu tim yang bertugas dan pasti akan ada penyelesaian," kata Listyo Sigit saat dihubungi oleh Kompas.com pada Kamis (20/3/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari Wartakotalive.com, Sabtu (21/3/2025).

Sementara itu, Kapendam II/Sriwijaya, Kolonel Eko Syah Putra Siregar membenarkan soal adanya bagi-bagi uang yang dinikmati oleh segelintir oknum ini.

"Sudah satu tahun lho, bagi-bagi duit (judi sabung ayam). Ada duit dikasih, Polsek-Koramil, makan duit,"

"(Kalau) pembagian, saya tidak tahu, ada yang menerima duit, dan ini beroperasi satu tahun," kata Eko, Kamis (20/3/2025).

Baca juga: Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Dekati Ustaz Khalid Basalamah, Gus Miftah Kecewa sempat Jaga Jarak

 Mengutip Kompas.com, informasi bagi-bagi uang judi sabung ayam tersebut didapatkan dari keterangan para saksi, Peltu Lubis dan Kopka Masarsyah.

"Judi ada profit, ada penerima duit. Saksi menjelaskan (setoran) ada. Kalau saksi ngomongnya gitu, ada duit, ada setoran, ya ada," katanya.

Ia menegaskan, pihaknya pun masih mendalami pengakuan para saksi tersebut.

"Oknum-oknumnya siapa saja, kita tunggu proses selanjutnya,"

"Duit dibagi ada, ya. Kita bukan bodoh-bodoh amatlah, duit (judi) ada dibagi iya. Duit ada setor iya, gitu sajalah," tuturnya.

Sementara itu, Asisten Intelijen Kasdam II/Sriwijaya, Kolonel Yogi Muhamanto mengatakan, hubungan antara Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto dan Komandan Pos Ramil Negara Batin Peltu Lubis sangat baik.

Ia menuturkan, pihak kepolisian mengetahui adanya arena sabung ayam.

Bahkan, Peltu Lubis selalu memberitahukan kepada Lusiyanto apabila ada kegiatan tersebut.

"Saat Peltu Lubis minta izin menyelenggarakan gelanggang sabung ayam, Lusiyanto menjawab silakan, yang penting harus aman. Kata aman yang dimaksud adalah setoran uang. Jadi, memang ada setoran uangnya,” kata Yogi, dikutip dari TribunSumsel.com.

Diduga, ada komunikasi yang tidak pas antara Lubis dan Lusiyanto sebelum hari penggerebekan.

"Komunikasi yang tidak baik itu yang akhirnya memicu insiden yang tidak diinginkan tersebut,” tutur Yogi.

Seperti diketahui, tiga orang anggota polisi tewas ditembak TNI saat tengah merazia sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025).

Baca juga: Sosok Ali Rahman, Bupati Way Kanan Meninggal di 18 Hari Menjabat, Sakit Komplikasi Sejak Lama

Sementara itu, menanggapi hal ini, Koordinator Roda Institute, Rijal Ilyas, menilai bahwa tragedi ini harus menjadi momentum bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk memberantas perjudian di seluruh Indonesia.

"Ini saat yang tepat bagi Presiden Prabowo untuk membersihkan semua lokasi perjudian ilegal yang meresahkan masyarakat. Saya yakin beliau mampu menyelesaikan persoalan ini," ujar Rijal dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Rabu (19/3/2025).

Tidak hanya di Lampung, Rijal juga menyoroti maraknya praktik perjudian di daerah lain, termasuk Batam, Kepulauan Riau. 

Baru-baru ini, media sosial diramaikan dengan laporan adanya kasino ilegal yang menawarkan permainan seperti Casino, Roulette, dan Baccarat di kawasan apartemen.

"Penegak hukum harus segera bertindak menutup tempat-tempat ini. Kenapa dibiarkan? Kapolda Kepri beserta jajaran Kapolres dan instansi terkait harus turun tangan dan menindak tegas," tegasnya.

Menurut Rijal, lokasi perjudian di Batam bahkan sudah terungkap di media sosial.

"Jika memang benar, maka harus segera ditindak. Ini bukan lagi rahasia umum, bukti-buktinya sudah jelas beredar di media sosial," lanjutnya.

Selain menuntut ketegasan aparat, Rijal juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif melaporkan lokasi perjudian di daerah masing-masing.

"Mari bersama-sama membersihkan Indonesia dari praktik perjudian yang mengganggu ketertiban masyarakat. Apalagi saat ini bulan suci Ramadan, dan jelas bahwa judi dilarang oleh undang-undang. Tidak ada yang boleh kebal hukum di negara ini," tegasnya.

Dengan meningkatnya perhatian publik terhadap perjudian ilegal, pemerintah dan aparat kepolisian diharapkan bertindak cepat untuk menertibkan lokasi-lokasi tersebut guna menjaga keamanan dan ketertiban di Indonesia.

Fakta kelam

Lokasi sabung ayam yang menewaskan tiga anggota polisi saat gerebek judi sabung ayam menguak fakta kelam.

Kodam II/Sriwijaya dengan Polda Lampung kini diketahui melakukan investigasi.

Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah ada keterkaitan orang lain yang melakukan penembakan.

Ternyata lokasi sabung ayam yang digerebek itu berada di kawasan hitam.

Hal tersebut diungkap oleh Kapendam II/Sriwijaya, Kolonel Eko Syah Putra Siregar.

Baca juga: Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak TNI saat Gerebek Judi Sabung Ayam di Lampung, Kronologi Terungkap

 "Kita harus pahami lokasi yang digunakan untuk sabung ayam bisa dikatakan istilahnya kawasan 'hitam'. Artinya, senjata-senjata yang beredar sudah turun temurun, sudah menjadi perbincangan umum," kata Eko, dikutip dari TribunSumsel.com.

Karena mudahnya peredaran senjata di kawasan tersebut, tim gabungan pun perlu mendalami lagi apakah ada orang lain lagi yang memiliki senpi atau ikut melakukan penembakan terhadap tiga anggota polisi.

"Keterkaitan anggota apakah pelaku ada juga orang lain yang menembak, makanya mohon bersabar,"

"Tim gabungan antara kita dengan Polda Lampung sedang menginvestigasi. Kami tetap komunikasi ke media jika ada update berikutnya," ungkapnya.

Selain itu, Eko menuturkan, dalam kasus penembakan ini masih banyak yang perlu dibuktikan.

 "Itu yang harus dipahami, siapa yang menembak dan senjata yang digunakan apa. Itu masih kami cari keberadaan senjata yang digunakan," terang Eko.

Diwartakan sebelumnya, Kolonel Eko Syah Putra Siregar mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki soal dugaan keterlibatan anggota TNI.

Ia mengatakan, ada sanksi tegas yang bakal diberikan apabila benar ada anggota TNI yang terlibat dalam insiden ini.

"Untuk nantinya, apabila ada keterlibatan oknum, kita pastikan akan ada sanksi-sanksi yang diberikan," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.

Ia pun meminta masyarakat menunggu hasil investigasinya.

"Terkait tentang isu yang sedang berkembang, dimohon untuk menunggu konfirmasi hasil penyelidikan/investigasi lebih lanjut," ujar Eko.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Terkini