“Misalnya kalau pasien sudah ada diabetes atau prediabetes, dari pemerisaan nutrigenomik kita tahu bahwa ini peningkatan sensitivitas insulinnya akan meningkat dengan melakukan olahraga. Kita bisa tekankan kepada penderita ayo lakukan olahraga,” ujarnya.
Langkah selanjutnya juga tidak kalah penting, lanjut dr. Liona, yaitu monitoring status nutrisi sebagai parameter pemantuan pengaturan pola makan yang telah dijalani.
“Jadi misalnya nanti sudah periksa, terus diintervensi ini, itu yang diperlukan adalah yang monitoring. Pemeriksaan trace element, pemerisaan vitamin, mineral,” sebutnya.
Dengan nutrigenomic, setiap individu kini dapat menyusun strategi pola makan yang selaras dengan profil genetik masing-masing.
Selain diet dan olahraga, pemeriksaan ini juga dapat membantu memahami terkait respons gen terhadap kafein, laktosa, susu, maupun gluten.
“Pemeriksaan ini dapat dilakukan sedini mungkin,” tuturnya.