TRIBUNJATIM.COM - Kasus korupsi ekspor crude palm oil yang dilakukan perusahaan Wilmar Group masih berlanjut.
Uang tunai Rp11.880.351.802.619 disita oleh Kejaksaan Agung.
Berdasarkan pantauan di lokasi, sebanyak Rp 2 triliun uang tunai ditampilkan sebagai perwakilan dari seluruh uang yang disita oleh penyidik.
Uang pecahan Rp100.000 ini terlihat ditumpuk hingga menggunung dan mengelilingi lokasi duduk para narasumber yang akan memberikan keterangan.
Tidak hanya itu, tumpukan uang ini terlihat memadati bagian depan meja para narasumber di salah satu ruangan di Gedung Bundar Jampidsus, Kejaksaan Agung.
Saat ini, penyidik maupun Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar belum memberikan penjelasan terkait asal uang yang disita ini.
Baca juga: Beasiswa Ditilap Dosen, Mahasiswi Dipaksa Ganti Rugi Rp 4,8 Juta karena Putus Kuliah: Uang dari Mana
Diketahui, Kejagung tengah menyidik kasus dugaan korupsi dari pemberian vonis lepas kepada Wilmar Group dan sejumlah korporasi lainnya.
Saat ini, ada delapan orang yang menjadi tersangka.
Mereka adalah Social Security Legal Wilmar Group Muhammad Syafei.
Kemudian, Ketua Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan (Jaksel), Muhammad Arif Nuryanta; Panitera Muda Perdata Jakarta Utara, Wahyu Gunawan (WG);serta kuasa hukum korporasi, Marcella Santoso dan Ariyanto Bakri.
Lalu, tiga majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ekspor CPO, yakni Djuyamto selaku ketua majelis serta Agam Syarif Baharuddin dan Ali Muhtarom selaku anggota.
Kejaksaan menduga Muhammad Arif Nuryanta yang saat itu menjabat sebagai Wakil Ketua PN Jakarta Pusat menerima suap Rp 60 miliar.
Sementara itu, tiga hakim, Djuyamto, Agam Syarif Baharuddin, dan Ali Muhtarom, sebagai majelis hakim diduga menerima uang suap Rp 22,5 miliar.
Suap tersebut diberikan agar majelis hakim yang menangani kasus ekspor CPO divonis lepas atau ontslag van alle recht vervolging.
Vonis lepas merupakan putusan hakim yang menyatakan terdakwa terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan, tetapi perbuatan tersebut tidak termasuk dalam kategori tindak pidana.
Sementara itu kisah lainnya, video warga Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, bernama Wildan yang menawarkan jasa penukaran uang, viral di media sosial.
Jasanya ini tersedia di beberapa kota dan bisa menukar uang baru tanpa batasan jumlah, tetapi dengan biaya tertentu.
Ia menyediakan pecahan mulai dari Rp1.000 hingga Rp20.000.
Tampak dalam video yang beredar, tumpukan uang baru tersebut tersusun rapi di dalam plastik di sebuah ruko.
Pria dalam video mengatakan, uang tersebut berjumlah Rp2 miliar dengan pecahan uang kecil.
Tak ayal video ini viral usai diunggah lagi di akun Instagram @palembangg Senin (24/3/2025).
Dalam video, terlihat pria berkaos hitam merekam berbagai pecahan uang kecil tersebut.
"Tanggal 19 Maret 2025, ini Rabu ya masuk 10 R ya, dua miliar, 10 R baru. Ini 5 R baru ya. 20 R ya," ucapnya.
"Terus seribuan baru. Dua ribuan ya," lanjut dia seraya menghitung tumpukan uang.
Pria berkaus cokelat tersebut lantas memberikan alamat ruko bagi yang ingin menukar uangnya.
Baca juga: Pilu Penjual Jagung Rebus, Uang Rp 1 Juta Raib saat Istri Ketiduran Jaga Kios, ada yang Merogoh
"Alamatnya depan Hotel Adam ya, Bangil ya. Sampingnya POM Sidowayah. Yuk, merapat bosku," lanjutnya.
Pada video selanjutnya, pria tersebut kembali memamerkan jumlah uang yang kembali didapatnya.
Terlihat dari video yang beredar, ia berada di dalam mobil yang penuh dengan uang baru.
"Hari ini 21 Maret, ready 3 M ya," tutur pria tersebut.
Ia kemudian menunjukkan pecahan uang kecil senilai Rp20 ribu, yang berjumlah Rp1 miliar.
"20 R terbanyak 1 miliar ya bosku," ujarnya, melansir Tribun Jambi.
Adanya jasa yang ditawarkan Wildan ini tentu menjadi buruan masyarakat setempat.
Seperti diungkap seorang warga, Latifah.
Ia mengaku lebih memilih menukar uang di tempat Wildan karena lebih praktis dibanding layanan Kas Keliling BI.
"Saya tukar di sini karena tidak ada batasan dan mudah, tanpa harus ribet daftar online seperti di Bank Indonesia," katanya.
Baca juga: Kesaksian Bendahara soal Uang Dana Desa Rp388 Juta Raib di Mobil Kades, Hanya Dibungkus Kresek Hitam
Unggahan Wildan ini juga memicu beragam respons dari netizen.
Beberapa mempertanyakan bagaimana uang baru dalam jumlah besar bisa beredar di luar sistem BI.
Tak sedikit yang bertanya-tanya bagaimana cara Wildan memperoleh pecahan uang baru tersebut hingga mencapai Rp2 miliar.
Banyak pula yang berasumsi jika Wildan meminta bantuan orang dalam dari bank.
"Masih bingung banget. @bank_indonesia kan bikin sistem antrean buat penukaran uang baru, tapi di medsos ada yang nyetok Rp 2 miliar cash di rumah. Ada potensi uang palsu gak ya?" tulis salah satu pengguna X, dikutip pada Selasa (25/3/2025).
Diakui Wildan, ia sengaja mencari tukaran uang tersebut dari penjual lainnya yang menawarkan.
Bahkan tak jarang juga Wildan mencari di platform online.
Hal itu diungkap Rama Wildan di akun TikTok miliknya.
Namun Rama Wildan tak terlihat menjelaskan secara rinci penjual uang yang sudah dibelinya tersebut.
"Begini ceritanya, uang baru itu kita kulakan ke seseorang ya. Bukan, kita bukan orang bank ya, gitu lho."
"Ada orang yang nawari kita barang dari Surabaya, di mana kita ambil. Kita juga kadang nyari di online, kadang gitu."
"Jadi kalau ada barang (uang baru) kita ambil," jelasnya.
Lebih lanjut, Rama Wildan juga membantah memiliki orang dalam dari bank yang menyuplai uang baru untuknya.
"Bukan kita main orang dalem, enggak segitunya lah, enggak gampang. Saya ini cuma usaha musiman aja, cuma setahun sekali."
"Kalau enggak ada saya, di Malang ya anak buah saya, di Surabaya, di Pasuruan, di Probolinggo, Banyuwangi, Jawa Timur pun atau pun Jawa Tengah, atau luar Jawa, ini beneran ya semuanya ambil di saya."
"Karena saya carinya di mana saja, di TikTok, di Instagram itu ada orang-orang kulak-an itu. Saya sistemnya kulak-an, gitu ya," jelasnya.