TRIBUNJATIM.COM - Duduk perkara hilangnya Yunita, guru muda, warga Desa Gantiwarno BK 12, Kecamatan Belitang III, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan terkuak.
Yunita sempat viral di media sosial karena dikabarkan hilang.
Kabar hilangnya Yunita ini bikin geger warga desa hingga media sosial.
Ia dikabarkan tidak pulang ke rumah sejak 13 Juni 2025.
Kini fakta baru terkuak, Yunita tidak hilang atau menjadi korban penculikan.
Guru berusia 26 tahun ini sengaja meninggalkan rumah karena tak mau dijodohkan dengan tetanggnya.
Awalnya, ia mengalami kerusakan sepeda motor saat hendak pulang ke rumah dari mengajar.
Yunita sempat menghubungi orang tuanya untuk dijemput.
Namun, ketika ayahnya tiba di lokasi, Yunita sudah tidak ditemukan.
Sepeda motor miliknya telah berada di sebuah bengkel.
Sedangkan ponsel miliknya ditemukan tersimpan di dalam bagasi motor.
Baca juga: Orangtua Cemas Anak Gadisnya 19 Hari Hilang, Ternyata di Hotel Bersama 4 Pria Dewasa, Ada Alat Hisap
Penjelasan pemilik bengkel
Pemilik bengkel menyebutkan bahwa Yunita terakhir terlihat pergi bersama seorang perempuan paruh baya.
Yunita dijemput seorang wanita dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra 125 berwarna hitam.
Perempuan tersebut dikabarkan bukanlah anggota keluarga Yunita.
Belum ada laporan polisi
Kapolsek Belitang III Iptu Sapariyanto saat dikomfirmasi, belum ada laporan kehilanganan dari pihak keluarga.
Namun ia akan mengecek ke pihak keluarga, yang kehilangan anggota keluarga tersebut.
"Belum ada yang melapor ke Polsek Belitang III, tapi coba nanti saya datangi rumah yang bersangkutan," katanya.
Dia menghimbau agar masyarakat aktif melapor jika ada anggota keluarga yang hilang.
Baca juga: Ambil Foto di Museum, Pasangan Malah Didenda Rp 815 Juta Gegara Kursi, Direktur: Mereka Hilang Akal
Ada Drama Perjodohan
Dalam konfirmasi pihak kepolisian terhadap pihak keluarga, terungkap adanya drama perjodohan.
Yunita, ternyata sengaja kabur meninggalkan rumah atas keputusannya sendiri.
Aksi ini dilakukannya sebagai bentuk penolakan terhadap perjodohan yang tidak ia kehendaki.
Peristiwa ini bermula saat Yunita meminta keluarganya untuk membatalkan pertunangannya.
Ia juga meminta agar mengembalikan lamaran beserta seserahan kepada pihak laki-laki.
Laki-laki yang mau dijodohkan dengannya itu ternyata tetangga sendiri.
Kaburnya Yunita itu juga diperkuat dengan sepucuk surat.
Surat itu ditinggalkan bersama telepon genggamnya di bagasi moto.
Dalam surat itu, Yunita menyatakan bahwa ia akan kembali ke rumah jika keinginannya dipenuhi.
Kapolsek Belitang III, Iptu Sapariyanto, mengatakan, setelah melakukan pengecekan langsung ke kediaman keluarga Yunita, Selasa (17/6/2025) sore, pihaknya menemukan sepucuk surat yang ditinggalkan Yunita, lengkap dengan telepon genggam yang diletakkan rapi di dalam jok sepeda motornya.
“Dalam surat itu, Yunita dengan tegas meminta agar rencana pertunangan dibatalkan dan serah-serahan dikembalikan kepada pihak laki-laki,” kata Kapolsek, Rabu (18/06/2025).
“Ia menyatakan akan kembali ke rumah jika permintaannya dihormati dan dapat dipenuhi,” tambahnya.
“Ini murni masalah keluarga. Tidak ada unsur pidana. Itulah mengapa pihak keluarga juga tidak melaporkan ke kami,” jelas Kapolsek Sapariyanto kemudian.
Kemudian, setelah fakta-fakta terungkap, barulah jelas bahwa kepergian Yunita adalah keputusan sadar dan personal.
“Pihak laki-laki pun masih tetangga sendiri. Mereka berusaha menyelesaikannya secara kekeluargaan,” pungkasnya.
Meski tidak ada pelanggaran hukum, kata Kapolsek, peristiwa ini menggugah kesadaran bahwa pentingnya komunikasi dan keterbukaan dalam keluarga menjadi kunci agar konflik semacam ini tak berujung pada tindakan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Baca juga: Negara Rugi Rp 8 Miliar, Sosok Pemilik Pasir Timah Kabur saat Hendak Diamankan TNI AL, Ada 45,7 Ton
Penjelasan Kepala Desa
Dikutip Tribun-Medan.com dari Sripoku.com, Kepala Desa Gantiwarno, Wahyudi Purnomo, mengonfirmasi pada Kamis (19/6/2025), bahwa mediasi antara kedua pihak keluarga telah dilakukan.
“Dari pihak keluarga sudah memenuhi apa yang diinginkan oleh Yunita untuk mengembalikan lamaran kepada pihak laki-laki,"ujarnya.
"Oleh sebab itu, orang tua Yunita berharap anaknya untuk segera kembali ke rumah,” pungkasnya.
Ia juga menegaskan bahwa pihak (laki-laki) pelamar telah menerima keputusan tersebut dengan lapang dada.
“Sudah dirembugkan, dan pihak pelamar sudah menerima bahwa Yunita memang tidak ingin melanjutkan perjodohan itu,” jelasnya.
Ia pun memastikan bahwa kepergian Yunita bukan karena kehilangan atau penculikan.
Namun, keputusan pribadi yang diambil karena ketidaksetujuannya atas perjodohan yang dirancang keluarga.
Yunita Belum Kembali
Meski proses pengembalian lamaran telah selesai dan kesepakatan tercapai, Yunita hingga kini belum kembali ke rumah.
Pihak keluarga masih menunggu dengan harapan ia akan segera pulang, sebagaimana yang dijanjikan dalam suratnya.
Peristiwa ini membuka diskursus baru mengenai posisi perempuan dalam tradisi perjodohan.
Tindakan Yunita, yang memilih meninggalkan rumah demi menolak kehendak orang tua, menunjukkan keberanian untuk menentukan jalan hidupnya sendiri.
Hingga berita ini diturunkan, keberadaan Yunita masih belum diketahui.
Pihak keluarga masih berharap putri mereka segera pulang dalam keadaan selamat.
Begitu juga halnya, wanita yang menjemputnya dengan sepeda motor Honda Supra 125 berwarna hitam itu segera mengantarkan Yunita ke rumah dengan baik-baik.
Keluarga berharap, Yunita tidak salah langkah dengan keputusannya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com
Berita Viral lainnya