Pemkot Surabaya beri Pendampingan ke Korban KDRT Pengusaha, Istri Sempat Ragu Penjarakan Suami

Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Samsul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KASUS KDRT VIRAL- Viral di medsos video amatir merekam seorang suami memukuli dan menyeret istrinya di teras rumah, Kelurahan Lontar, Sambikerep, Surabaya, pada Rabu (18/7/2025) pagi

Menurut anak korban MA, dua jenis usaha tersebut sebenarnya dapat dikatakan sebagai bisnis bersama milik keluarga yang dikelola bersama ibundanya. 

Namun, selama ini, cuma ayahandanya saja yang paling dominan menguasai usaha tersebut. Bahkan, keuntungan dari bisnis tersebut, tidak pernah secara transparan diberikan kepada ibundanya. 

"Rental mobil dan kontrakan. Masalah banyak, mobil digadaikan, disewa enggak bayar, dia ditipu orang itu biasa saja. Tapi kalau ibu saya butuh apa-apa langsung emosi," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di teras rumahnya, kawasan Kelurahan Lontar, Sambikerep, Surabaya, pada Rabu (18/6/2025). 

Anak korban MA mengaku agak bingung melihat sifat dari ayahandanya itu selama ini, yang begitu mudah tersulut emosi saat berkomunikasi dengan ibundanya. Bahkan, seringkali, disertai umpatan sarkas bahkan disertai aksi pemukulan dan penamparan. 

Entah apa yang menggelayuti benak dan pikiran sang ayahandanya. Terhadap anggota keluarganya sendiri terlalu pelit dan begitu gampangnya melakukan aksi kekerasan. 

Namun, terhadap orang lain, seperti mitra usaha, klien penyewa mobil rentalan, atau teman satu tongkrongan, ayahandanya itu, begitu gampang percaya. 

Sampai-sampai, ungkap anak korban MA, beberapa kali ayahandanya itu menjadi korban penipuan dari klien bisnis atau kustomer penyewa mobil. Sang ayahandanya, seperti cuek dan tak terlalu berlebihan mempermasalahkan hal tersebut. 

Mulai dari mobil pribadi bahan rentalan tiba-tiba dihilangkan dan digadai oknum klien tak bertanggung jawab, lalu klien rentalan mobil yang enggan membayar biaya sewa mobil, sampai ditipu kolega bisnis dengan kerugian jutaan rupiah. 

"Rental mobil dan kontrakan. Masalah banyak, mobil digadaikan, disewa enggak bayar, dia ditipu orang itu biasa saja. Tapi kalau ibu saya butuh apa-apa langsung emosi," jelasnya. 

Namun, tatkala sang ibunda meminta uang biaya kebutuhan sehari-hari. Menurut anak korban MA, ayahandanya itu, mendadak terpancing emosinya hingga membentak-bentak hampir semua orang seisi rumah. 

Bahkan, terhadap anaknya sendiri, yakin dirinya, sang kakak, serta adiknya yang masih bersekolah, ayahandanya itu, kerap mengungkit-ungkit seperti tak pernah ikhlas. 

"Dia itu kalau menafkahi itu selalu diungkit-ungkit. Seperti saat baju yang saya pakai ini dia selalu bilang; baju itu dari siapa yang beli, kasur yang kamu tiduri siapa yang beli, dan makanan yang kamu makan selama ini itu uang dari siapa, gitu," ungkapnya. 

Disinggung mengenai kondisi kejiwaan dari sang ayahandanya. Anak korban MA mengaku tidak mengetahuinya. Karena selama ini, ayahandanya tidak pernah menjalani perawatan kejiwaan di fasilitas kesehatan manapun. Lagi pula, ayahandanya itu, juga tidak terlalu menggubris mengenai kondisi kejiwaannya. 

"Enggak pernah, karena dia enggak percaya masalah penyakit mental," tuturnya. 

Menurut anak korban MA, kondisi kejiwaan ayahandanya itu masih terbilang normal seperti orang kebanyakan. Hanya saja, selama ini, ayahandanya memiliki sifat temperamen yang cenderung berlebihan. 

"Kalau kelainan sih enggak. Dianya sih memang tempramen," pungkasnya. 

Berita Terkini