Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - SMP swasta di Surabaya mengingatkan lembaga negeri untuk tidak menambah kuota siswa pada masa Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) SMP.
Mengingat, hal ini berpotensi akan mengganggu proses penerimaan di lembaga swasta.
Data Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP swasta hingga Sabtu (5/7/2025), baru sekitar 30 persen bangku yang terisi.
"Informasi dari teman-teman (sekolah swasta), (angka pendaftaran) masih cukup lambat. Baru satu-satu (yang mendaftar) begitu," kata Wakil Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Surabaya Wiwik Wahyuningsih dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu (5/7/2025).
Wiwik optimistis, angka pendaftaran akan meningkat setelah seluruh jalur pendaftaran di lembaga negeri selesai. Saat ini, SPMB jenjang sekolah negeri telah memasuki jalur domisili sekaligus menjadi jalur pendaftaran terkahir (Jumat - Sabtu, 4-5/7/2025).
"Sekarang kan masih ada jalur domisili, biasanya kalau pendaftaran di SMP ditutup, (pendaftaran) baru akan meningkat karena beralih ke swasta. Biasanya begitu," tandasnya.
Sekalipun demikian, dirinya mengakui bahwa jika dibandingkan tahun lalu ada penurunan jumlah pendaftar untuk periode waktu yang sama. Biasanya, 10 hari menjelang tahun ajaran baru, jumlah pendaftar telah mencapainya lebih dari 50 persen bangku yang terisi.
Menurutnya, SPMB tahun ini memang berbeda dibanding tahun sebelumnya. Di antaranya, jadwal pendaftaran yang terlalu dekat dengan masuk sekolah.
"Tahun lalu, awal bulan seperti ini sudah selesai. Sekarang belum sehingga masyarakat masih menunggu jadwal pendaftaran di negeri selesai," katanya.
Kedua, pihaknya menduga wali murid dan orang tua juga mempertimbangkan aspek ekonomi mengingat saat ini baru memasuki tanggal gajian. Sehingga, mereka membutuhkan waktu untuk membayar uang pangkal sebagai bagian dari pendaftaran.
Ketiga, ada sejumlah lulusan SD di Surabaya yang telah mendaftar ke SMP di satu yayasan hingga sekolah di luar kota.
"Ada sekitar 8 ribuan yang mungkin mereka ini mendaftar di Pondok (pondok pesantren), ada juga yang berada di sekolah satu yayasan sehingga mereka mendaftar di SMP yayasan yang sama," tutur Wiwik.
Karenanya, di penghujung pendaftaran lembaga negeri, Wiwiek mengingatkan sekolah negeri untuk tidak menambah kuota. Sesuai komitmen awal, SPMB SMP negeri hanya akan menampung sekitar 18 ribu siswa.
"Saya mohon komitmen dari sekolah negeri. Kalau 18 ribu, ya harus 18 ribu. Jangan sampai ditambah," tandas Wiwik.