Kelenteng Kwan Sing Bio memiliki bangunan berwarna merah, kuning, dan hijau dengan berbagai hiasan khas Tionghoa seperti naga, lilin, dan lampion.
Bagian bangunan klenteng ini terbagi menjadi tiga ruangan di bangunan utamanya.
Ruang pertama yang berada di bagian depan digunakan sebagai tempat membakar hio.
Pada ruang kedua yang berada di bagian tengah kerap digunakan sebagai tempat sembahyang dan tempat meletakkan buah-buah persembahan.
Sementara pada ruang ketiga yang berada di bagian belakang merupakan tempat arca atau patung Dewa Kwan Kong dan arca lainnya yang dikeramatkan.
Tidak hanya itu, pada halaman belakang area klenteng, pengunjung juga dapat menemukan bangunan megah layaknya istana yang dilengkapi dengan gerbang, kolam, jembatan kelok sembilan, gazebo, dan lain-lain.
Baca juga: Keindahan Air Terjun Sedudo Nganjuk Masih Jadi Daya Tarik Wisatawan di Hari Ketiga Lebaran
Rumah Pemujaan Dewa Kwan Kong
Sebagai tempat ibadah, Kelenteng Kwan Sing Bio merupakan rumah pemujaan bagi Dewa Kwan Kong.
Dewa Kwan Kong merupakan dewa pelindung utama yang sosoknya digambarkan sebagai panglima perang pada zaman Dinasti Han.
Pada masanya, Dewa Kwan Kong merupakan jenderal perang yang cukup terkenal yang hidup di zaman Sam Kok (tahun 221-269 Masehi).
Kesetiaan dan kejujurannya kemudian membuat Dewa Kwan Kong dipuja berbagai kalangan.
Di Kelenteng Kwan Sing Bio, ulang tahun Dewa Kwan Kong akan diperingati setiap tanggal 24 bulan keenam pada penanggalan Tionghoa.
Sehingga pada tanggal tersebut, banyak peziarah yang sengaja datang ke Tuban untuk memperingatinya.
Hal ini juga yang menjadi alasan di Kelenteng Kwan Sing Bio sempat berdiri patung Dewa Kwan Kong setinggi 30 meter.
Pembangunannya memakan waktu 1,5 tahun dan menghabiskan dana sebesar Rp 2,5 miliar.