Sementara, dilansir Britannica, lempeng Kamchatka mengacu pada bagian selatan Semenanjung Kamchatka yang berada di atas batas lempeng konvergen tempat lempeng pasifik menunjam ke bawah lempeng Okhotsk.
Adapun lempeng tersebut berada di zona subduski Palung Kuril-Kamchatka.
Di sisi lain, Kamchatka telah dilanda lima kali gempa yang berkekuatan di atas M 7 di mana terakhir kali terjadi pada 25 Maret 2020 lalu dengan kekuatan M 7,5.
Sementara, gempa terkuat di Kamchatka terjadi pada 4 November 1952 lalu dengan kekuatan M 9,0.
Akibatnya, tsunami setinggi 15-18 meter menerjang kota terdekat yaitu Severo-Kurilsk.
Berdasarkan data dari pemerintah, gempa disertai tsunami itu mengakibatkan 2.336 orang tewas. Selain itu, pemerintah setempat juga membangun kembali kota tersebut dengan memindahkannya ke lokasi yang lebih tinggi.
Sementara, lokasi kota yang lama dibangun pelabuhan dan berujung dilarangnya penduduk untuk tinggal di sekitar tempat tersebut.
Baca juga: Simulasi Penanganan Gempa Bumi di RSI Siti Hajar Sidoarjo, Pegawai Evakuasi Pasien ke Titik Aman
Dampak Gempa di Negara Lain
Gempa di Kamtchaka hari ini dilaporkan telah mengakibatkan jatuhnya korban luka.
"Ada beberapa pasien yang telah dirawat di rumah sakit akibat gempa yang terjadi," kata Menteri Kesehatan Kamtchaka, Oleg Melnikov, dikutip dari TASS.
Dia mengatakan seluruh korban tidak ada yang menderita luka serius.
"Semua korban dalam kondisi baik. Tidak ada luka serius yang terjadi," tambahnya.
Gempa juga berdampak ke beberapa negara di sekitarnya seperti Jepang. Pekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima pun berujung dievakuasi karena adanya peringatan tsunami.
Sementara, menurut laporan NHK, tsunami pertama terjadi di Prefektur Hokaido dengan ketinggian 30 cm.
Selain itu, adapula rekaman yang memperlihatkan warga Jepang berada di rooftop gedung setelah adanya peringatan tsunami imbas gempa di Rusia.