"Saya anak tunggal, tapi punya tiga adik angkat yang semuanya sarjana kesehatan. Kadang pulang ke Jember, tapi enggak kerasan, lalu balik ke sini lagi," ujarnya.
Hafid menceritakan bahwa ia menempuh pendidikan spesialis THT di Singapura, kemudian melanjutkan studi selama empat tahun di Italia.
Sepulangnya ke Indonesia, ia membuka apotek di Jember bersama sang istri yang berasal dari Cianjur dan juga berprofesi sebagai dokter.
Namun setelah kehilangan kedua orang tercintanya, Hafid memilih menjauh dari hiruk-pikuk dunia.
Ia membangun tempat tinggalnya bersama warga sekitar dan menjalani hidup dengan penuh ketenangan.
"Saya merasa lebih tenang seperti ini," ucap Hafid singkat ketika ditanya alasan memilih hidup di bawah kolong jembatan.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com
Berita Viral dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com