TRIBUNJATIM.COM - Kecewanya warga setelah tahu alasan mengapa mural gambar One Piece yang ada di lingkungannya dihapus.
Permintaan untuk menghapus mural One Piece itu disampaikan oleh aparat.
Supriyanto, Ketua Karang Taruna di Desa Jurangjero, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah menjelaskan jika aparat meminta agar mural gambar One Piece itu dihapus dari lingkungannya.
Aparat sendiri tak memberikan penjelasan pasti soal penghapusan mural itu.
Baca juga: Dulu Wapres Gibran Pakai Pin One Piece, Kini Benderanya Dilarang, Eks Tim Kampanye Prabowo: Beda
Supriyanto mengungkapkan aparat memintanya menghapus karena anime One Piece tengah viral di masyarakat.
"Lalu saya tanya, memang ada masalah apa Pak (dengan mural One Piece)? Dari pihak berwajib bilangnya sebenarnya tidak apa-apa cuma untuk saat ini, One Piece lagi viral, lalu diminta menghapus," katanya pada Senin (4/8/2025), dikutip dari Tribun Solo.
Supriyanto mengungkapkan mural tersebut dihapus olehnya meski sebenarnya dibuat oleh pemuda setempat.
Momen penghapusan mural 'One Piece' yang viral di media sosial lewat sebuah video itu dilakukannya pada Minggu (3/8/2025).
One Piece merupakan manga karya dari Eiichiro Oda yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1997 silam dan hingga saat ini, pembuatannya masih terus berlanjut.
Adapun manga ini pun dibuat dalam bentuk anime atau kartun Jepang dan pertama kali tayang dua tahun setelahnya, yaitu pada 20 Oktober 1999, di saluran televisi Fuji Television dengan judul sama.
Manga ini bercerita tentang tokoh utama bernama Monkey D. Luffy yang bercita-cita ingin menjadi Raja Bajak Laut dan menemukan harta karun legendaris bernama One Piece.
Terkait penghapusan mural tersebut, Supriyanto mengatakan para pemuda yang membuat mengaku kecewa.
Pasalnya, tidak ada motif tertentu dari pembuatan mural berupa wajah dari salah satu tokoh di One Piece bernama Shirohige tersebut.
"Teman-teman Karang Taruna sudah tahu, mau gimana lagi, banyak yang menyayangkan, kita tidak ada motif," katanya.
Sementara, Ketua RT setempat, Ranto, mengungkapkan aktivitas membuat gambar di jalan di tempat tinggalnya sudah kerap dilakukan para pemuda setempat setiap tahunnya.
Ia menegaskan hal itu sebagai bentuk penyaluran ekspresi melalui seni. Selaku ketua RT, Ranto pun tidak melarang aktivitas tersebut.
"Saya tidak melarang, disini bebas untuk berkreasi, memang untuk menyalurkan kreasi, tidak ada unsur yang lain," tambahnya.
Senada dengan pernyataan Supriyanto, Ranto juga menyebut para pemuda yang membuat mural itu kecewa setelah diminta aparat menghapusnya.
Menurutnya, kreasi pemuda setempat dengan membuat gambar seperti itu justru menjadikan HUT ke-80 RI semakin meriah.
"Pihak RT, tokoh masyarakat juga ikut senang, karena gambarnya menjadikan kemeriahan HUT RI jadi lebih hidup," pungkasnya.
Dandim Sragen: Penghapusan Disepakati Warga
Berbeda dengan pengakuan tokoh setempat, Dandim 0725/Sragen, Letkol Inf Ricky Julianto, menyebut penghapusan mural One Piece itu merupakan kesepakatan antara warga, perangkat desa, dan aparat keamanan.
Dia menegaskan penghapusan setelah ada imbauan agar HUT ke-80 RI diwarnai dengan nasionalisme dan simbol kenegaraan.
"Kegiatan tersebut merupakan hasil koordinasi seluruh pihak terkait (Apkam, perangkat desa, dan warga setempat) yang menetapkan bahwa gambar tersebut perlu dihapus, mengingat saat ini berada dalam momen penting menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80," kata Ricky, dikutip dari Kompas.com.
Di sisi lain, Ricky membantah TNI melarang adanya kebebasan berekspresi lewat permintaan untuk menghapus mural One Piece tersebut.
Baca juga: Istana: Bendera One Piece Bentuk Ekspresi, tapi Jangan Cemari Kesakralan 17 Agustus
Lagi-lagi, dia menjelaskan agar momen peringatan Hari Kemerdekaan RI diisi dengan semangat nasionalisme.
Dia juga enggan ketika pihaknya dianggap melakukan intervensi. Ricky menegaskan pihaknya yaitu Babinsa cuma berperan dalam memfasilitasi dialog antara warga dan aparat desa serta melakukan edukasi.
Lewat dialog itu, Ricky mengeklaim adanya kesepakatan agar mural itu dihapus.
"Masyarakat menyambut positif dan tidak ada permasalahan. Jadi, kami juga berharap tidak ada yang menarasikan imbauan kami di wilayah Sragen ini sebagai suatu tindakan yang mengancam demokrasi," tutur Ricky.
Populernya One Piece saat ini di masyarakat Indonesia berawal dari viralnya pengibaran bendera 'Jolly Roger' di truk-truk.
Adapun bendera itu, dalam anime One Piece, merupakan simbol dari bajak laut yang melakukan perlawanan terhadap penguasa.
Disebut, pengibaran bendera tersebut dalam rangka kritik dari masyarakat terhadap kebijakan pemerintah.
Sementara, dalam ceritanya, penguasa yang dimaksud adalah pihak bernama Pemerintah Dunia (World Goverment) dan militernya yakni Marines.
Namun, Marines menganggap pengibaran bendera Jolly Roger merupakan wujud tindak kriminal serius.
Sebagian artikel telah tayang di Tribun Solo