Berita Viral

Kisah Syarifah Gadis Aceh Dinikahi Adams Bule Nigeria, Cinta Bersemi dari Latihan Bahasa Inggris

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PERNIKAHAN VIRAL - Potret pernikahan Syarifah Nurafifah, wanita asal Aceh, dengan Adams Ismaila Damilola, pria asal Nigeria, yang menjadi viral di TikTok. Awal kisah cinta terungkap.

TRIBUNJATIM.COM - Pernikahan gadis Aceh dan pria Nigeria menjadi viral di media sosial TikTok.

Wanita Aceh itu diketahui bernama Syarifah Nurafifah (25).

Sementara pengantian pria bernama Adams Ismaila Damilola (28).

Syarifah dan Adams, 28 tahun, pertama kali berkenalan lewat aplikasi Muzz, sebuah platform khusus untuk para Muslim yang ingin memperluas pertemanan atau mencari jodoh.

Awalnya, Syarifah hanya ingin berlatih bahasa Inggris karena Adams fasih menggunakan bahasa tersebut.

Namun, obrolan ringan mereka berkembang menjadi sebuah hubungan yang penuh makna.

“Awalnya saya cuma ingin latihan bahasa Inggris, tapi lama-lama kami saling berbagi cerita dan nilai-nilai yang kami pegang ternyata sangat mirip, terutama soal iman dan keluarga,” ungkap Syarifah, Selasa (5/6/2025).

Adams yang tumbuh di lingkungan non-muslim juga merasa tertarik dengan latar belakang Syarifah yang berasal dari Aceh, daerah yang kuat dengan nilai-nilai Islam.

Dari situ, keduanya mulai membangun hubungan yang serius meski harus menjalani hubungan jarak jauh selama empat tahun.

Pernikahan mereka berlangsung pada 12 Juli 2025 di rumah keluarga Syarifah di Indonesia dengan suasana sederhana tapi sangat khidmat.

Keduanya mengenakan pakaian adat khas Aceh, kebaya dan beskap yang dibuat khusus dari Surabaya.

Meskipun keluarga Adams tidak dapat hadir secara langsung, mereka tetap memberi restu melalui perwakilan.

“Dia banyak belajar tentang budaya Aceh dan Islam sebelum menikah. Kami sama-sama menyukai makanan pedas, jadi banyak kesamaan yang membuat kami makin dekat,” kata Syarifah, seperti dilansir dari SerambiNews.

Dekorasi pernikahan yang mengusung tema elegan dengan nuansa Aceh menjadi daya tarik tersendiri.

Warna emas dan putih mendominasi, memperlihatkan kemewahan tanpa meninggalkan kesederhanaan yang khidmat.

Baca juga: Mujur Nasib Pekerja Honorer Nikahi Bule Turki, Suami Pengacara, Kenal 2 Tahun Dapat Panai Rp 70 Juta

Setelah video dan foto pernikahan mereka diunggah di TikTok, Syarifah dan Adams menjadi perbincangan hangat.

Sayangnya, tak semua komentar positif.

Banyak netizen yang menyoroti warna kulit Adams, bahkan ada yang menyampaikan komentar bernada rasis dan seksual.

Syarifah mengaku sempat merasa sedih dan terkejut dengan komentar negatif tersebut.

Namun, ia memilih untuk fokus pada hal positif dan nilai-nilai yang mereka pegang.

“Saya tidak pernah peduli dia dari negara mana atau warna kulitnya apa, karena saya percaya di mata Allah yang membedakan manusia hanyalah iman, bukan ras,” ujar Syarifah.

Adams pun ikut menenangkan Syarifah dan heran dengan komentar-komentar negatif tersebut, apalagi sebagian datang dari orang yang mengaku Islami.

Baca juga: Dulu Artis Diam-diam Nikahi Bule Nigeria Demi Obati Derita, Kini Langgeng, Intip Potret Lucu Anaknya

Meski berasal dari budaya yang berbeda, Syarifah dan Adams mengaku perbedaan tersebut tidak terlalu besar karena keduanya sama-sama muslim dan memiliki pola hidup yang cukup serupa.

Namun, ada beberapa perbedaan kecil yang menarik, terutama terkait makanan dan cara berkomunikasi.

“Salah satu hal lucu adalah kebiasaan suami saya setiap kali makan makanan Aceh seperti keumamah atau ikan tumis, dia selalu bilang, ‘Enak!’ dengan ekspresi semangat yang menggemaskan,” cerita Syarifah sambil tersenyum.

Selain itu, Adams juga suka meniru gaya bicara Syarifah dalam Bahasa Indonesia, misalnya mengucapkan kalimat seperti, “Jangan gitu lah,” meski dengan intonasi yang belum tepat.

Adams kini sedang belajar Bahasa Indonesia dan sedikit-sedikit Bahasa Aceh secara perlahan.

Di rumah, mereka menjalankan peran masing-masing tanpa aturan kaku, yang penting saling membantu dan mengerti satu sama lain.

“Saya paling kagum dengan kedisiplinan suami saya terhadap waktu. Dia sangat menghargai waktu dan selalu berusaha tepat waktu dalam segala hal,” ungkap Syarifah.

Syarifah menyadari bahwa masih banyak orang yang merasa heran melihat perempuan Indonesia menikah dengan pria berbeda ras karena hal itu masih jarang terjadi dan dianggap “spesial” atau aneh.

Padahal menurutnya, itu hal yang biasa saja.

“Yang penting itu seiman, komunikasinya sejalan, dan punya visi-misi yang sama,” kata Syarifah.

Harapannya ke depan, keluarga kecil mereka bisa terus tumbuh dalam kebaikan, saling menjaga, dan tidak menyakiti hati orang lain.

"Harapan saya ke depan, semoga keluarga kami terus tumbuh dalam kebaikan, saling jaga, dan tidak menyakiti hati orang lain," pungkasnya. 

Kisah Lain

Pernikahan lain yang tak kalah viral adalah pernikahan kakek Sa'iun dan Bunga Fitri cinta beda usia 46 tahun di Bengkulu Tengah.

Perkenalan keduanyapun terbilang cukup singkat.

Sai’un, pria 73 tahun yang berprofesi sebagai petani kopi dan sawit, 

Sementara Bunga Fitri, perempuan berusia 27 tahun.

Pernikahan mereka digelar pada 2 Juli 2025 viral di media sosial.

Pernikahan mereka viral karena mereka terpaut usia 46 tahun.

Diungkapkan Sai'un jika mereka sudah merasa cocok saaat pertama kali bertemu di rumah keponakannya.

“Pertama ke rumah ponakan saya itu, kita langsung dapat perasaan,” ujar Sai’un, sambil melempar senyum yang tak bisa disembunyikan.

“Dua minggu kemudian langsung yakin dia jodoh Datuk," sambungnya.

Baca juga: Dulu Kuliah di ITB Sering Bawa Bekal Ikan Asin, Haqiqi Kini Jadi Bos Tambang, Nikahi Bule di Kampung

Cinta mereka bermula dari percakapan sederhana.

Fitri, yang memiliki keterbatasan dalam berbicara dan kondisi fisik, pernah berkeluh kesah kepada sahabatnya bahwa ia ingin segera menikah.

Sahabatnya yang adalah adalah keponakan Sai’un kemudian menawarkan untuk mengenalkannya kepada sang paman. 

Pertemuan pertama pun terjadi di rumah sang teman. Sai’un mengaku langsung merasa nyaman dengan Fitri.  

Pertemuan itu menjadi awal dari segalanya.

Bagi Fitri, menerima lamaran Sai’un bukan soal usia atau harta. Melainkan karena merasa cocok secara pribadi.

Fitri menilai Sai’un adalah sosok yang baik hati, bertanggung jawab, dan mau menerima dirinya apa adanya. 

 
Pernikahan mereka berlangsung dalam kesederhanaan, dihadiri keluarga dan tetangga dekat.

Tak ada panggung megah atau dekorasi berlebihan. 

Hanya doa, restu, dan janji untuk saling menjaga hingga akhir hayat.

Latar kehidupan mereka pun jauh dari gemerlap. 

Rumah kayu yang mulai memudar warnanya dan kebun pisang di belakang rumah menjadi saksi bisu kisah kasih tak biasa ini.

Sai’un, yang tinggal di Desa Jambu Kecamatan Taba Penanjung, berencana membawa istrinya ke sana.

“Kalau saya ke kebun, Fitri temenin. Kalau di rumah juga begitu. Saya butuh teman hidup, karena anak-anak sudah punya rumah sendiri,” tuturnya.

Pernikahan ini memicu beragam reaksi dari masyarakat. Ada yang menganggap hubungan mereka tulus dan layak diapresiasi.

Ada pula yang meragukan ketulusannya karena jarak usia yang jauh. Namun bagi pasangan ini, komentar orang tak penting.

“Namanya jodoh, tidak ada yang tahu,” ucap Sai’un mantap. “Kalau sudah cocok, usia bukan halangan,” kata Sai’un.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini