Berita Viral

Kepala Disetrika Sampai Wajah Tak Dikenali, Ida Eks TKW Bikin Keluarga Pilu Ketemu saat Pulang

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PILU KELUARGA - Kisah ida TKW (Tenaga Kerja Wanita) yang disiksa oleh majikannya di Penang, Malaysia. Ida awalnya bekerja dengan niat baik pulang ke Indonesia.

TRIBUNJATIM.COM - Seorang perempuan yang bekerja sebagai TKW di Malaysia bernasib mengenaskan.

Dapat majikan yang tak menyenangkan, TKW satu ini akhirnya keluar dari rumah.

Ida adalah warga Desa Koto Lebuh Tinggi, Kecamatan Siulak, Kabupaten Kerinci,  Jambi.

Ia menjadi korban penganiayaan majikannya di Malaysia dan kerap lupa ingatan.

Niat ingin mengubah nasib di negeri orang, perempuan berusia 47 tahun dengan nama sapaan Ida itu justru mengalami perlakuan kasar dari majikan tempatnya bekerja hingga sakit-sakitan. 

Ida mengalami penganiayaan oleh majikan dan kini kondisinya semakin memburuk dan pasrah.

Kini, ibu dua anak yang telah menjanda itu hanya bisa terbaring di tempat tidur. 

Dia membutuhkan bantuan dari pemerintah atas apa yang telah dialaminya. 

Kisah berawal saat ibu dua anak tersebut berangkat ke negeri jiran pada 2023 lalu. 

Ida berlayar tanpa melalui jalur tenaga kerja Indonesia (TKI) resmi. 

Baca juga: Akal Bulus Wanita Bawa Bayi di Lapas Kelas 1 Madiun, Selundupkan Sabu dalam Popok

Dia berangkat sendiri melalui jalur darat. 

Sesampai di Malaysia, Ida yang merupakan tulang punggung keluarga, bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah keluarga di Penang. 

Tak berapa lama bekerja untuk majikan pertama, Ida berganti tempat kerja dan majikan.

Bekerja untuk majikan kedua, awalnya lancar-lancar saja.

Setiap satu bulan sekali, dia bisa berkomunikasi dengan anak-anaknya di Kerinci via telepon. 

Kisah ida TKW (Tenaga Kerja Wanita) yang disiksa oleh majikannya di Penang, Malaysia. (Serambinews.com)

"Awalnya lancar setiap dua bulan sekali, selalu kirim uang untuk anak-anaknya," ujar Cindy adik Ida.

Cindy adek korban menceritakan, saat menjemput kakaknya di Malaysia ia sempat dijebak atau ditipu oleh pengacara majikan tempat kakaknya bekerja. 

Kejadian saat dirinya melihat kondisi kakaknya di rumah sakit dengan kondisi tidak wajar, tubuh penuh bekas luka.

"Kakak saya sempat mengatakan dirinya sering dipukul, tapi pengacara bilang majikannya orang baik," ucapnya. 

Karena kakaknya datang tanpa melalui jalur TKI resmi, Cindy memutuskan untuk membawa kakaknya pulang. 

"Saat kami minta pulang, pengacara majikan minta kami menunggu dan berjanji mengurus semua biayanya, termasuk biaya selama di rumah sakit," ungkap Cindy. 

Namun setelah ditunggu selama tiga minggu di Penang, rencana yang disampaikan itu tak kunjung ada informasi. 

"Saat pengacara itu ngomong memang kita sempat tanda tanggani surat yang isinya semuanya pakai bahasa inggris. Keselahan kita saat itu tidak minta diterjemaahkan. Ternyata isi surat itu kita yang membiayai semua. Padahal saat ia menjelaskan lain," sesalnya. 

Kondisi itu sempat membuat Cindy Kebinggungan, selain kabar dari pihak majikan melalui pengacaranya sudah tidak ada lagi. 

Sementara kakaknya masih terbaring di rumah sakit. 

"Binggung saja lalu pergi ke Kuala Lumpur, di sana Kebetulan saya ketemua orang baik asal Medan. Dia yang mengantar saya untuk melaporkan ke KJRI," jelasnya. 

Pihak KJRI itulah yang membantu dirinya untuk membawa kakaknya hingga pulang ke Indonesia. 

"Bagaimana kelanjutan kasus dengan pihak majikan saya tidak tahu. Cuma kemarin kita pulang diurus sama KJRI. Kaka saya pulang dari Malaysia langsung ke Jakarta, dari Jakarta menuju Padang. Dan dari Padang langsung ke Kerinci menggunakan Ambulance," sebutnya.

Baca juga: Klarifikasi BI soal Viral Uang Pecahan Rp80.000 Disebut Bakal Diluncurkan saat HUT ke-80 RI

ida TKW (Tenaga Kerja Wanita) yang disiksa oleh majikannya di Penang, Malaysia.

Sadis, kepala Ida disetrika oleh sang majikan, membuat kondisinya terbilang parah.

Wanita 47 tahun itu bahkan terbaring lemah mengalami lupa ingatan dan wajahnya sudah sulit dikenali.

Adik Ida, Cindy yang saat itu datang menengok pun sempat tak mengenali lagi wajah kakaknya.

"Tidak bisa apa-apa lagi, pakai diapers (popok sekali pakai) di rumah. Lupa ingatan, sesekali dia ingat. Saat ingat, dia cerita perlakuan yang didapatkannya, sampai kita tidak sangup mendengarnya," tutur Cindy

Namun, kabar mengejutkan pada April 2025. Cindy mendapat telepon dari pihak agen yang menyampaikan bahwa kakaknya dalam keadaan sakit. 

Tapi, anehnya, dia tidak diperkenankan untuk berbicara dengan kakaknya tersebut. 

"Kami panik, kami tidak diperbolehkan VC (video call) untuk mengetahui keadaannya," ungkapnya. 

Prihatin dengan kondisi kakaknya, Ida dan pihak keluarga berembuk. 

Akhirnya, Cindy pun diutus berangkat ke Malaysia untuk menjemput kakaknya itu. 

Sesampai di Malaysia, Cindy langsung menemui kakaknya yang sedang terbaring di rumah sakit di Penang. 

Di sana, dia hanya disambut pengacara majikan tempat kakaknya bekerja. 

"Pertama kali melihat, saya sampai tidak mengenali wajah kakak saya. Kondisinya memprihatinkan. Tangan penuh luka, di kepala juga ada bekas disetrika, macam-macamlah," tutur Cindy menceritakan saat menjemput kakaknya itu. 

Kakaknya terbaring di kasur rumah sakit, diduga karena mendapat kekerasan dari majikannya. 

Sebab, saat Cindy menghampiri, kakaknya yang terbaring langsung meneteskan air mata.

"Di telinganya, saya katakan, kakak bangun, ya, kita pulang ke Indonesia. Saat itu kakak saya hanya menyebutkan, ya Allah, tolong, tolong, takut, takut," ujar Cindy menirukan kalimat dari kakaknya. 

Kini, kakaknya telah sampai ke kampung halamannya di Desa Koto Lebuh Tinggi, Siulak, Kerinci, Provinsi Jambi. 

Namun, kondisi Ida masih terbaring di kasur, bahkan semakin parah. 

Bukan hanya sakit, kini Ida juga sering lupa ingatan. 

"Tidak bisa apa apa lagi, pakai diapers (popok sekali pakai) di rumah. Lupa ingatan, sesekali dia ingat. Saat ingat, dia cerita perlakuan yang didapatkannya, sampai kita tidak sangup mendengarnya," kata Cindy.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini