TRIBUNJATIM.COM - Dugaan perundungan muncul setelah kondisi seorang siswa yang mengikuti MPLS malah memburuk
Seorang siswa baru SMA Negeri di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, harus menjalani perawatan di rumah sakit selama 16 hari.
Siswa berinisial DPN (16) ini tiba-tiba berubah menjadi pendiam dan ketakutan usai mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) hari kedua, Selasa (15/7/2015) lalu.
Ibu DPN, Asiyah (48) menceritakan, awalnya anaknya mengikuti MPLS seperti biasanya. Tidak ada tanda-tanda aneh pada dirinya.
"Pulang sekolah masih seperti biasa. Malamnya mulai aneh, kayak anak ketakutan, cemas, enggak kayak biasanya ceria," ungkap Asiyah saat ditemui di rumahnya yang sederhana di Purwokerto, Jumat (8/8/2025), seperti dikutip TribunJaim.com dari Kompas.com, Sabtu (9/8/2025).
Asiyah sempat mencoba bertanya kepada anaknya.
Namun tidak ada sepatah kata pun yang keluar, kecuali hanya menunjukkan mimik wajah ketakutan.
"Saya tanya diam saja. Disuruh makan enggak jawab, biasanya jawab ya nanti. Saya rangkul, saya tanya, enggak jawab tapi kayak gini," kata Asiyah sambil kedua tangannya mengepal dan bergetar.
Pagi harinya, Asiyah dikagetkan karena dibangunkan adiknya yang melihat DPN kembali seperti menggigil.
"Paginya saya dibangunin adik, dia menggigil terus, sempat muntah, kemudian dibawa ke RS Bunda, tapi dokter enggak bisa menangani karena dia diam saja. Terus dibawa ke RS Sinar Kasih juga sama," ujar Asiyah.
Baca juga: Sosok Dananjaya, Pemimpin yang Membawa Semangat Baru di Operasional KA Makassar-Parepare
Keluarga akhirnya membawa DPN ke RS Wijayakusuma.
Setelah dirawat empat hari, DPN dirujuk ke RSUD Margono Soekarjo karena dikhawatirkan menderita radang otak.
"Hasil pemeriksaan tidak ada apa-apa. Di RSUD Margono Soekarjo dia sempat berontak, bahkan tangan dan kakinya sampai ada bekas talinya yang digunakan untuk mengikat," kata Asiyah.
Hasil pemeriksaan tim medis, kata Asiyah, tidak ada gangguan pada otak.
Setelah menjalani perawatan selama 12 hari, DPN akhirnya diizinkan pulang, pada Sabtu (2/8/2025).
Namun sampai saat ini, Danang belum bisa sekolah kembali.
DPN masih banyak terdiam di ruang tamu rumahnya.
Keluarga menduga DPN menjadi korban perundungan oleh temannya sesama siswa baru.
Pengakuan itu diucapkan DPN kepada budenya sebelum dibawa ke rumah sakit.
"Sebelum ke rumah sakit sempat ditanya budenya, kamu kenapa? dia nangis, katanya dipukul, dipukul siapa? teman sekelompok, katanya 3 orang," ujar Asiyah.
Baca juga: Daftar 5 SMA Taruna di Jawa Timur, Lulusannya Langganan Masuk Akademi Militer hingga Amerika
Sementara itu, pihak SMA Negeri 1 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mendalami dugaan perundungan yang menimpa salah satu siswa baru berinisial DPN (16).
Namun, pihak sekolah mengalami kesulitan karena sampai saat ini DPN tidak bisa diajak berkomunikasi.
"Kami belum bisa menyimpulkan apa-apa. Sampai saat ini kami belum menemukan bukti," kata Kepala SMA Negeri 1 Purwokerto Tjaraka Tjunduk Karsadi saat ditemui di sekolah, Jumat (8/8/2025).
Tjaraka mengatakan telah meminta keterangan kepada sejumlah pihak yang terkait dengan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), seperti panitia dan para siswa.
"Kami terus berusaha mencari informasi, kami tanyai semua. Sampai saat ini tidak ada yang merasa melakukan (perundungan), tidak ada yang melihat juga. Sementara anaknya belum bisa ditanyai," ujar Tjaraka.
Baca juga: Penuhi Kebutuhan Ruang ICU, RSUD Panggul Trenggalek Akan Belanja Alat Kesehatan Rp 4,75 Miliar
Menurut Tjaraka, MPLS yang digelar selama lima hari, 14-18 Juli 2025, diisi dengan berbagai materi dengan menghadirkan berbagai narasumber.
Kegiatan digelar di sebuah ruangan besar secara bersama-sama.
Namun demikian, Tjaraka menyatakan, sekolah berkomitmen untuk mengusut dugaan perundungan tersebut.
"Kami menganut prinsip sekolah bebas bullying, kami tidak mau ada pelaku maupun korban bullying di sekolah," tegas Tjaraka.
Tjaraka mengatakan, sekolah saat ini fokus memberikan pendampingan kepada DPN.
Baca juga: Berkas Pembunuhan Gadis di Persawahan Tuban masih P-17, Polisi Pastikan Proses Tetap Berlanjut
"Kami sudah beberapa kali melakukan kunjungan ke rumah siswa tersebut. Fokus kami siswa tersebut segera pulih dan dapat sekolah kembali," kata Tjaraka.
Sementara itu, Humas Komite SMA Negeri 1 Purwokerto, Yudho F Sudiro atau Itheng, berharap persoalan tersebut dapat segera diselesaikan.
"Kami berharap yang bersangkutan bisa sekolah kembali," kata Itheng.
Diberitakan sebelumnya, seorang siswa baru SMA Negeri 1 di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, harus menjalani perawatan di rumah sakit selama 16 hari.
Siswa berinisial DPN (16) ini tiba-tiba berubah menjadi pendiam dan ketakutan usai mengikuti MPLS hari kedua, Selasa (15/7/2015) lalu.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com