Inspirasi

Kisah Dewangga Siswa SD Surabaya, Sulap Sampah Organik Jadi Berkah Ekonomi Lewat Budidaya Maggot BSF

Penulis: Nur Ika Anisa
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEGIAT LINGKUNGAN - Si kecil pegiat lingkungan Dewangga Kasyafa Prestian tengah memberi makan ayam dari pakan maggot di rumahnya Kawasan Kebonsari Surabaya. Ia mengolah sampah organik untuk budidaya maggot dan dilanjutkan sebagai pakan ternak ayam.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nurika Anisa

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dewangga Kasyafa Prestian, siswa di Surabaya turut andil dalam pengolahan sampah organik dengan budidaya maggot maupun ternak.

Pelajar yang duduk di bangku sekolah dasar ini mampu memahami fungsi dan cara kerja maggot untuk mengolah sampah.

Seperti yang diketahui, maggot BSF adalah jenis lalat hitam (Black Soldier Fly atau Hermetia illucens). Lalat jenis ini kerap digunakan dalam proses daur ulang sampah organik.

“Saya sudah mengolah 60 ton lebih sampah organik. Dari februari sampai juni 2025 sudah 5750 kilogram BSF dan 1180 kilogram kasgot (bekas maggot),” ungkap Dewangga, Jumat (8/8/2025).

Baca juga: Inovasi Budidaya Maggot, Komunitas PEGA Ubah Sampah Organik Banyuwangi Jadi Sumber Penghasilan

Niat ini bermula dari keterlibatannya saat ingin turut serta di kompetisi bidang lingkungan hidup.

Dewangga meraih Juara 4 Lingkungan Hidup dan Juara I Pengolahan Sampah Organik Pangeran & Putri Lingkungan Hidup 2024.

Meski kompetisi itu telah usai, komitmen Dewangga untuk mengentaskan masalah sampah masih dilakoni hingga kini.

“Maggot ini awalnya dapat hadiah dari papi saat ulang tahunku, saya kembangkan terus. Soalnya berguna buat lingkungan dan bisa mengurangi sampah organik. Sekarang dikembangkan ke pakan ternak,” ungkapnya.

Kesadaran Dewangga akan lingkungan tidak datang tiba-tiba. Dalam keseharian, keluarganya konsisten menerapkan pemilihan sampah di dalam rumah.

Kebiasaan ini kemudian dibawa ke lingkungan sekolah. Ia juga mengumpulkan sisa bekal makan siang di sekolah, hingga sisa sayuran di pasar maupun sampah organik tetangga sekitar untuk maggot.

Tidak hanya itu, budidaya maggot ini juga mendapat setoran sisa limbah sampah organik dari hotel dan restoran.

Dari budidaya maggot, ia berhasil mengubah sampah menjadi berkah. Nilai ekonomis dari maggot juga disisipkan untuk membeli ternak.

“Sekarang juga pakan ternak, dimulai dari maggot untuk pakan ternak ayam. Awalnya 20 terus jadi 100 ayam. Sudah panen, dijual ke tetangga, ke pasar, uangnya beli ayam lagi. Setiap beli 100 ayam sampai banyak ternaknya,” ujarnya.

Baca juga: Budi Daya Maggot Lapas Kelas I Malang Hasilkan Produk Pakan Ayam Organik, Segera Diujicobakan

Dalam ternak ayam, Dewangga juga menjelaskan bahwa setelah seminggu ayam menetas bisa dikeluarkan dari mesin tetas ayam untuk penyesuaian lingkungan luar.

Halaman
12

Berita Terkini