Setelah berkomunikasi intens di medsos, korban sempat mendatangi pelaku di Kota Baubau, dengan niat berkenalan dengan keluarganya.
Namun di Kota Baubau, terduga pelaku membawa korban ke kuburan orang tuanya.
Setelah itu, korban pun mengajak pelaku ke Pinrang untuk menikah.
"Setelah di Pinrang keduanya musyawarah dan ditentukan tanggal pernikahan pada Selasa kemarin," ungkapnya.
Sebelum acara akad nikah, pihak penghulu dan pegawai sara meminta tanda pengenal pelaku.
Namun pelaku tidak mau menunjukan dokumen yang diminta.
"Dari sana keluarga korban curiga kepada terduga pelaku, sehingga meminta membuka cadar yang digunakan. Saat dibuka ternyata laki-laki," jelas Ridwan.
Modus Simpatri
Simpatri mengaku berniat ingin memanfaat korban.
Tapi dirinya tidak pernah berniat ke Pinrang untuk menikah.
"Saya hanya memanfaatkan saja. Dia (korban) yang ajak kenalan di TikTok dan dia yang ajak menikah," ujarnya.
Simpatri menambahkan, selama berhubungan dengan korban dirinya sudah menerima uang sebesar Rp 28 juta lebih.
"Jadi perempuan di TikTok hanya live-live saja pakai cadar. Datang di Pinrang tanggal 9, selama itu tidak buka cadar kecuali mandi," katanya.
Sebelumnya, identitas Simpatri terbongkar saat warga memaksanya membuka cadar di hari pernikahannya dengan R di Kampung Kalosi, Desa Basseang, Selasa (12/8/2025).
Warga curiga melihat gerak-gerik SM.
Warga lalu memaksa Simpatri membuka cadar.
Setelah warga mengetahui Simpatri adalah laki-laki, pelaku pun langsung diamuk massa.
Saat ini, Simpatri masih diperiksa di Mapolres Pinrang.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com