Poin penting:
- Musim giling di PG Mojopanggung terganggu kemarau basah
- Produksi gula lebih rendah ketimbang tahun lalu
- PG Mojopanggung menerapkan sistem bagi hasil dengan petani
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Musim giling 2025 di Pabrik Gula Modjopanggoong (PG Mojopanggung) Tulungagung terganggu kemarau basah yang masih berlangsung.
Hujan sporadis di musim kemarau membuat rendemen tebu masih di angka 7 persen lebih. Rendemen tebu adalah persentase kandungan gula dalam tebu.
Sementara pada musim giling tahun lalu, di bulan yang sama rendemen bisa tembus 8,5 persen.
“Untuk produksi gula lebih rendah dibanding tahun lalu. Sebab sampai pertengahan Agustus masih turun hujan,” ujar General Manager (GM) PG Mojopanggung Tulungagung, Sugianto, Kamis (14/8/2025).
Angka rendemen ini menunjukkan, dari 100 kg tebu hanya menghasilkan sekitar 7 kg gula.
Sementara tahun lalu dari 100 kg tebu bisa menghasilkan 8,5 kg gula.
Rendemen tebu sudah meningkat dibanding awal giling di Bulan Mei 2025, yang hanya 6 persen.\
Baca juga: Jadwal Bazar Murah Polres Malang, Ada Beras SPHP Rp 58 Ribu/5 Kg hingga Gula Rp 15 Ribu/Kg
Dengan kadar air yang tinggi, maka butuh lebih banyak bahan bakar untuk menguapkan air dan mendapatkan kristal gula.
Karena itu Sugianto berharap rendemen tebu bisa terus meningkat sehingga produksi semakin efektif.
Kelebihan tahun ini, produksi tebu mengalami peningkatan sehingga yang digiling ke PG Mojopanggung, diperkirakan juga meningkat.
“Dari luas hamparan yang sama dibanding tahun lalu, tahun ini meningkat 15-20 persen. Jadi berat tebu yang disetor juga meningkat,” sambung Sugianto.
PG Mojopanggung menerapkan sistem bagi hasil untuk produksi gula yang dihasilkan.
Menurut Sugianto, hampir 80 persen gula hasil giling merupakan milik petani yang menyetor tebu, sisanya milik PG Mojopanggung.