TRIBUNJATIM.COM - Agus Riyadi, Camat Sungai Bahar, Jambi, kini menjadi perhatian publik usai video viral memperlihatkan siswa MTsN 7 menangis.
Para siswa tergabung dalam drumband tersebut merasa kecewa karena batal tampil, meski sudah berlatih cukup lama.
Momen itu terjadi lantaran penampilan mereka dihentikan demi perayaan ulang tahun istri sang camat.
Peristiwa ini membuat nama Agus Riyadi semakin disorot, termasuk sosok maupun harta kekayaannya.
Baca juga: Camat Ganti Rugi Rp5 Juta untuk Siswa Drum Band MTsN yang Gagal Tampil, Minta Maaf
Dikutip dari akun Linkedin miliknya, Agus Riyadi diketahui lulusan SMAN 1 Jambi (1993 - 1995).
Ia kemudian melanjutkan pendidikannya Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta dengan mengambil jurusan Sarjana Teknik (S.T.).
Agus Riyadi kemudian jadi abdi negara. Sekarang jabatannya Eselon III.
Jabatan Eselon III biasanya disebut Jabatan Administrator, setelah adanya penyederhanaan eselon melalui Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 dan dilanjutkan dengan kebijakan penyederhanaan birokrasi tahun 2019.
Jabatan ini berada satu tingkat di bawah Eselon II (Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama) dan satu tingkat di atas Eselon IV (Jabatan Pengawas).
Agus pernah menjabat sebagai Kepala Sub Bagian (Kasubag) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi.
Agus Riyadi baru menjabat sebagai Camat Sungai Bahar pada Mei 2022 lalu.
Ia dilantik langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Budi Hartono, pada Jumat (20/5/2025).
Sebagai camat, Agus Riyadi juga wajib membuat Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Ia diketahui memiliki harta kekayaan mencapai Rp118.163.078.
Jumlah tersebut ia laporkan pada 13 Maret 2025.
Pundi-pundi kekayaan Agus Riyadi terdiri dari aset tanah seluas 98,79 meter persegi di Kabupaten Batang Hari.
Tanah dan bangunan senilai Rp355.000.000 itu dia dapatkan dari hibah tanpa akta.
Agus Riyadi tidak memiliki kendaraan atau harta bergerak lainnya.
Akan tetapi ia memiliki kas dan setara kas sebanyak Rp303.975.
Jumlah harta Agus Riyadi harus dikurangi karena memiliki utang Rp237.140.897.
Awal mula viral
Kejadian ini bermula saat video viral belasan siswa MTsN 7 Muaro Jambi tampak menangis lantaran gagal tampil di perayaan HUT ke-80 di wilayah Sungai Bahar, Muaro Jambi, pada Minggu (17/8/2025).
Rekaman tersebut diunggah sejumlah akun Instagram, seperti @lets.talkandenjoy, pada Senin (18/8/2025) kemarin.
Tampak group drumband MTsN 7 Muaro Jambi gagal tampil karena pihak panitia acara malah memutar lagu Selamat Ulang Tahun dari Band Jamrud.
Rekaman selanjutnya memperlihatkan siswa MTsN 7 Muaro Jambi tampak menangis.
"Sudah nggak papa, nggak papa. Tidak usah tampil lagi. Biar aku upload di medsos," kata seseorang dalam rekaman.
Dalam narasi yang beredar, lagu tersebut sengaja diputar karena istri Camat Sungai Bahar Agus Riyadi berulang tahun.
Agus Riyadi sudah membantah hal ini dan memberikan klarifikasinya.
“Tidak tahu, karena itu kejutan untuk saya, karena saya ulang tahun 16 Agustus silam, bukan istri saya,” katanya, dikutip dari TribunJambi.com, Selasa (19/8/2025).
Agus Riyadi menjelaskan, insiden bisa terjadi karena miskomunikasi.
Ia sudah meminta maaf langsung ke pihak sekolah usai kejadian.
“Anak-anak sudah bubar, aku meminta maaf kepada kepala sekolah, aku terkejut berita itu tiba-tiba viral,” ujarnya.
Kata Sekda
Sekda Muaro Jambi, Budhi Hartono ketika dikonfirmasi menyebut jika dirinya bersama Majelis Kode Etik ASN Kabupaten Muaro Jambi telah memanggil camat tersebut untuk dimintai keterangan dan klarifikasi terkait dengan video yang viral beberapa hari yang lalu.
Berdasarkan keterangan camat, dirinya tidak tahu-menahu terkait dengan adanya rencana pemutaran lagu Selamat Ulang Tahun tersebut.
Lagu itu diputar tanpa sepengetahuan dirinya selaku camat.
Itu merupakan kejutan dari pemain voli yang menang pada Kejuaraan Kapolres Cup beberapa waktu lalu.
Meski tanpa sepengetahuan dirinya, namun Majelis Kode Etik tetap menyayangkan adanya kejadian tersebut, sebab seharusnya camat merespons dan menghentikan musik tersebut.
"Kejadian itu di luar kendali camat. Tapi seharusnya camat merespons. Ketika musik ulang tahun berbunyi, harusnya dia menghentikannya," kata Budhi.
Setelah mendengarkan klarifikasi dari camat tersebut, Sekda berjanji akan memberikan sanksi kepada camat. Namun hingga kini belum disimpulkan sanksi apa yang akan diberikan.
"Bersama majelis kode etik, kita pelajari sanksi yang akan diberikan," kata Sekda.
Setelah mempelajari Perbup itu, nantinya baru bisa diberikan sanksi apa yang pantas untuk diberikan kepada camat tersebut.
"Dalam dua atau tiga hari inilah," imbuhnya.
Profil Singkat Sungai Bahar
Nama daerah: Kecamatan Sungai Bahar
Kabupaten: Muaro Jambi
Provinsi: Jambi
Ibu kota kecamatan: Desa Bahar Mulya
Jumlah desa: 11 desa (di antaranya Sungai Bahar I, Sungai Bahar II, Sungai Bahar III, Bukit Mulya, Suka Makmur, Bahar Mulya, Tridadi, dan lainnya).
Penduduk: Mayoritas adalah transmigran (asal Jawa, Bali, Lampung, dll.) yang datang sejak program transmigrasi era 1980-an.
Kondisi Geografis
Sungai Bahar merupakan kawasan yang dulunya hutan, kemudian dibuka untuk program transmigrasi.
Wilayahnya sebagian besar berupa lahan perkebunan, terutama sawit dan karet, yang menjadi sumber ekonomi utama masyarakat.
Letaknya relatif jauh dari Kota Jambi, sehingga dulu sempat dikenal sebagai daerah cukup terisolasi, namun kini akses jalan sudah lebih baik.
Ciri Khas dan Kehidupan Masyarakat
Penduduknya beragam, hasil perpaduan masyarakat lokal Jambi dengan para transmigran.
Bahasa sehari-hari: campuran Bahasa Jawa, Melayu Jambi, dan bahasa daerah lain.
Budaya gotong royong masih kuat, diwarisi dari tradisi transmigran.
Banyak masyarakat menggantungkan hidup dari perkebunan sawit rakyat.
Potensi dan Isu
Potensi utama: perkebunan sawit, karet, serta pengembangan pertanian pangan.
Isu: sering muncul konflik lahan antara warga dengan perusahaan perkebunan besar, serta akses infrastruktur dan pelayanan publik yang masih perlu ditingkatkan.
Artikel ini telah tayang di Tribun Jambi