Poin Penting:
- Keluhan: Pengguna JLU mengeluhkan pemasangan warning light alih-alih traffic light di dua perempatan.
- Lokasi: Perempatan Sukorejo-Balun dan Sidokumpul-Dlanggu.
- Dampak: Keresahan, bahaya keselamatan, dan sudah menelan korban jiwa.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Baru lima hari uji coba Jalan lingkar utara (JLU) Lamongan berlangsung.
Namun para pengguna jalan menyayangkan sarana prasarana di perempatan JLU tidak ideal.
Dua perempatan yang kini dikeluhkan pengguna jalan yang melintas dari utara ke selatan atau sebaliknya itu tepatnya ada di Sukorejo-Balun dan Sidokumpul- Dlanggu.
Pasalnya di dua perempatan JLU itu hanya terpasang warning light dan bukan traffic light, sehingga menimbulkan keresahan.
Para pengguna jalan menyayangkan kebijakan pemerintah yang hanya memasang lampu peringatan (warning light) di barat dan timur di perempatan Sukorejo-Balun dan Sidokumpul- Dlanggu.
Sementara arus lalin dari arah utara ke selatan atau sebaliknya di dua perempatan itu cukup padat. " Kok hanya dipasang lampu peringatan," gerutu salah satu pengguna jalan, Ijah warga yang hampir setiap hari berkegiatan ke kota, Kamis (21/8/2025).
Baca juga: Mancing Perdana, Nasib Mujur Ansori Juarai Lomba Mancing Ikan Lele di Lamongan: Awalnya Coba-coba
Sedangkan kendaraan besar yang memanfaatkan JLU dari dua arah, barat dan timur cukup banyak. Disisi lain, lampu peringatan di dua perempatan itu tidak berpengaruh bagi kendaraan roda empat yang melintas di JLU.
Akibatnya pengguna jalan di dua perempatan dari dua arah selatan-utara atau sebaliknya tidak ada kesempatan untuk menyeberang.
Selain efisiensi waktu, alasan keselamatan juga menjadi persoalan yang sangat krusial bagi pengguna jalan.
"Yang ada traffic light aja sering diterobos, apalagi hanya lampu peringatan. Sama sekali tidak ngefek bagi para driver kendaraan roda empat atau lebih," tandas Sahlan.
Dua perempatan JLU itu membuat spot jantung bagi pengguna jalan dari sejumlah desa yang ada di utara JLU, karena tidak bisa saling bergantian untuk melintas, bahkan cenderung berebut saling mendahului.
Warga meminta pemerintah kembali mengkaji pemasangan lampu peringatan di dua perempatan JLU tersebut. Apalagi jumlah kendaraan yang melintas di JLU kini terus bertambah.
Sementara di perempatan Sukorejo-Balun sudah menelan korban. Seorang Warga Desa Balun RT 01 RW 01 bernama Kurdi (60) ditabrak pengendara roda empat dan meninggal di perempatan JLU tersebut.
"Seharusnya dipasang traffic light seperti di perempatan JLU Deket," seloroh Hidayah, warga Deket.
Jalan Deket (perempatan JLU- Deket) dengan Jalan Sidokumpul-Dlanggu sama statusnya yakni sama- sama jalan kabupaten.
Kepala Dinas Perhubungan Lamongan, Dianto Hariwibowo dikonfirmasi terkait munculnya keresahan para pengguna jalan di dua perempatan JLU mengatakan, BPPJN mungkin mempunyak pertimbangan teknis disamping pembiayaan untuk pemasangan traffic light.
Baca juga: Lamongan Beri Penghargaan pada Peringatan HUT ke-80 RI, Apresiasi Berbagai Inovasi dan Prestasi
"Mereka mungkin memiliki pertimbangan teknis disamping pembiayaan untuk pemasangan TL," katanya Kamis (21/8/2025).
Ditambahkan, kemungkinan dari BPPJN akan melakukan evaluasi termasuk kemungkinan penambahan rambu pita penggaduh.
Apa Dishub Lamongan tidak mungkin mengganti lampu peringatan dengan traffic light ? Dianto menegaskan, kalau pihaknya masih harus mempelajari kewenangan maupun soal pembiayaannya.
"Masih kami pelajari masalah kewenangan maupun pembiayaannya, karena memang memang status jalan tarsebut jalan nasional," katanya.
Dianto menambahkan, saat ini JLU masih menjadi tanggungjawab BPPJN, karena jalan tersebut masih dalam masa pemeliharaan hingga akhir September nanti.