TRIBUNJATIM.COM - Kasus Raya, bocah berusia tiga tahun meninggal karena tubuhnya penuh dengan cacing menjadi sorotan publik.
Raya berasal dari Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Cacing yang dikeluarkan dari tubuh Raya diprediksi hampir 1 kilogram lebih.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Tim Penanganan Keluhan sekaligus Humas RSUD R Syamsudin SH, dr. Irfanugraha Triputra.
"Barusan saya confirm, tidak pernah ada penimbangan secara formal berat cacingnya berapa, tetapi prediksi memang (lebih) 1 kg, berat pastinya tidak diketahui berapa," kata dr. Irfanugraha dalam keterangannya kepada Kompas.com via WhatsApp, Rabu (20/8/2025) siang.
Baca juga: Raya Meninggal di Usia 3 Tahun Gegara Tubuh Dipenuhi Cacing, Pilu Ayah TBC & Ibu Gangguan Kejiwaan
Awal Ketahuan: Cacing Keluar dari Hidung
Dokter Irfanugraha melanjutkan Raya pertama kali datang ke RSUD R Syamsudin SH pada 13 Juli lalu dengan kondisi tak sadarkan diri.
Awalnya, Raya tak sadarkan diri diduga karena penyakit TBC yang diidapnya.
Selang beberapa observasi dan perawatan di rumah sakit, kemudian dalam tubuh bocah berusia tiga tahun itu ditemukan cacing yang pertama kali keluar dari hidungnya.
"Awal mula sekali itu ketahuan dari hidung, selanjutnya saat perawatan tampak juga lewat BAB-nya," jelasnya.
"Kami menduga berarti kemungkinan (faktor Raya) tidak sadarnya ada dua, antara ada faktor risiko tertular dari TBC-nya, ada faktor juga karena infeksi cacingnya. Jadi, kami koreksi dulu dilakukan penanganan awal infus cairan diperketat," jelas Irfanugraha.
Setelah mendapat perawatan di rumah sakit tersebut, kemudian Raya dikabarkan meninggal dunia pada 22 Juli 2025.
Kematian Raya kemudian menjadi sorotan termasuk lingkungan dan tempat tinggal selama ini.
Sebab, Raya disebutkan sering bermain di kandang ayam.
Baca juga: Raya Anak 3 Tahun Meninggal karena Tubuh Penuh Cacing, Ayah Sakit TBC, Sering Main Bersama Ayam
Penampakan Rumah Raya
Rumah Raya terletak di Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tepatnya Kampung Padangenyang Kadusanan Lemah Duhur.
Rumah panggung sederhana berukuran 4x7 meter persegi tersebut dihuni Raya bersama keluarganya.
Ia mengalami masalah kesehatan serius akibat infeksi cacing hingga meninggal.
Raya adalah anak dari pasangan Udin (32 tahun) dan Endah (38 tahun), serta memiliki seorang kakak bernama Risna (7 tahun).
Jalan Terjal dan Kandang Ayam
Saat tim Kompas.com mengunjungi kediaman Raya, akses menuju rumah tersebut cukup terjal.
Kendaraan roda empat harus diparkir di pinggir jalan atau area lahan kosong, dan pengunjung harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melalui jalan berbatu kerikil.
Rumah Raya, yang dicat putih dengan atap asbes, memiliki dinding dari tripleks dan lantai kayu.
Di sekitar rumah, ayam dan domba terlihat beraktivitas, sementara kandang domba berdiri hanya tiga meter dari pintu masuk rumah.
Suara riuh ayam dan domba cukup terdengar, disertai aroma tak sedap dari kotoran hewan.
Kondisi sanitasi rumah ini sangat memprihatinkan.
Baca juga: Kehidupan Raya Bocah 3 Tahun Meninggal karena Tubuh Penuh Cacing, Dokter Sebut Sudah Infeksi Parah
Andalkan MCK Tak Layak
Untuk memenuhi kebutuhan mandi, mencuci, dan buang air, mereka hanya mengandalkan MCK sederhana yang tidak layak.
Toilet yang terletak di luar rumah, dibuat tanpa penghalang, sehingga bisa dilihat jelas oleh umum.
Kepala Dusun 03 Lemah Duhur, Arif Rahman, mengonfirmasi keluarga Raya menggunakan toilet yang tidak layak tersebut.
"Sumber air untuk kebutuhan rumah tangga diambil dari sungai terdekat. Air dari kolam yang berasal dari sungai Cianaga dimasukkan ke drum untuk keperluan sehari-hari, seperti buang air," jelas Arif saat ditemui di rumah orang tua Raya pada Kamis (21/8/2025) pagi.
Saat ini, kedua orang tua Raya sedang dirawat di Bandung untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan penyakit yang mereka derita.
Sementara itu, kakak Raya, Risna, tinggal sementara dengan bibinya.
"Kakak Raya (Risna) hari ini tinggal dengan bibinya. Keluarga Udin yang lain juga ada di sini," tutup Arif.
Kondisi ini menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat di daerah terpencil, terutama dalam hal akses kesehatan dan sanitasi yang layak.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com