Cuaca Tak Menentu dan Serangan Hama Bikin Biaya Produksi Petani Tembakau Sampang Membengkak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HAMA TEMBAKAU : Salah satu tanaman tembakau milik petani di Desa Sejati, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura yang kondisinya layu dan tumbuh tidak subur akibat terserang hama dan cuaca buruk, Minggu (24/8/2025).

Poin penting:

  • Petani tembakau sampang alami kerugian akibat hama dan cuaca buruk
  • Penanaman ulang hingga tiga kali tingkatkan biaya produksi
  • Kualitas tembakau menurun drastis

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Hanggara Pratama 

TRIBUNJATIM.COM, SAMPANG - Musim tanam tembakau tahun ini benar-benar menjadi ujian berat bagi para petani di Madura, khususnya di Desa Sejati, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang. 

Alih-alih panen melimpah, mereka justru dihantui cuaca tak menentu dan serangan hama yang semakin ganas, Minggu (24/8/2025).

Tanaman tembakau yang biasanya tumbuh subur, kini terlihat layu dan rusak akibat serangan ulat batang. 

Hama tersebut menyerang hampir merata dan meninggalkan kerusakan serius pada batang maupun daun, sehingga kualitas tembakau jauh dari harapan.

"Sekarang ada ulat batang yang merusak tanaman, sehingga hasil pertumbuhannya kurang bagus," kata Jamaluddin, salah satu petani tembakau setempat saat ditemui di ladangnya.

Lebih parahnya lagi, Jamaluddin mengaku sudah tiga kali melakukan penanaman ulang akibat gagal tumbuh optimal.

Kondisi ini membuat biaya produksi membengkak hingga mencapai Rp 4 juta, jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Untuk tahun ini saya sudah tiga kali menanam ulang, dan tentu saja biaya yang dikeluarkan jadi lebih besar," keluhnya.

Di tengah kondisi sulit itu, para petani hanya bisa berharap harga jual tembakau di pasaran tetap stabil. 

Tahun lalu, harga masih berada di kisaran Rp70 ribu hingga Rp90 ribu per kilogram. Namun, kabar terbaru justru menyebut harga tembakau tahun ini berpotensi turun.

"Kalau memang harganya turun, kami petani akan semakin terpuruk. Kami berharap pemerintah daerah dan pihak gudang bisa memperhatikan nasib kami di bawah," tutupnya.

Berita Terkini