Viral Internasional

Sebar Hoaks Siswi Tewas usai Masuk Mesin Cuci, Bu Guru Santai Ngaku Tak Salah di Depan Hakim

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GURU SEBAR HOAKS - Potret siswi Malaysia, Zara Qairina Mahathir. Mirisnya, dalam kasus kematiannya, seorang guru bahasa Inggris bernama Siti justru menyebar kabar tak benar alias hoaks, Minggu (24/8/2025).

Di hadapan Hakim Khairatul Animah Jelani, Siti Hajar dengan tenang menyatakan, “Saya mengaku tidak bersalah.” 

Atas perbuatannya, ia didakwa di bawah Pasal 505(b) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang mengatur larangan membuat atau menyebarkan pernyataan, rumor, atau laporan yang dapat menimbulkan ketakutan, keresahan publik, maupun ancaman terhadap ketertiban umum. 

Jika terbukti bersalah, Siti Hajar terancam hukuman hingga dua tahun penjara, denda, atau keduanya. 

Baca juga: 5 Fakta Kematian Siswi Zara Qairina, 195 Orang Diperiksa, Keluarga Curigai Jejak Memar

Alasan untuk Konten

Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Saifuddin Nasution Ismail sebelumnya mengonfirmasi, guru tersebut mengakui menyebarkan klaim tidak benar itu hanya untuk membuat konten TikTok. 

“Ini jelas tindakan yang tidak bertanggung jawab karena menciptakan keresahan publik di tengah kasus sensitif yang masih dalam penyelidikan,” ujarnya. 

SISWI TEWAS - Potret siswi Malaysia, Zara Qairina Mahathir. Ia ditemukan tewas di saluran pembuangan air. Kematiannya diduga ada unsur bullying. (Sinarharian/bernama)

Zara Dibully hingga Diduga Dilecehkan  

Penyelidikan atas kasus tewasnya Zara Qairina berfokus pada tiga elemen utama, yakni intimidasi, pengabaian, dan pelecehan seksual. 

Soal fokus penyelidikan, hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Saifuddin Nasution Ismail, dalam keterangan resminya di Dewan Rakyat, Selasa (20/8/2025).

Menurut Saifuddin, kepolisian telah menyerahkan seluruh dokumen penyelidikan kepada Kamar Jaksa Agung (AGC) setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk pengambilan keterangan dari 195 saksi.

“Saya tidak mengesampingkan adanya bullying. Dari kesimpulan yang kami tarik, intimidasi terbukti. Sekolah harus menjadi tempat yang aman bagi anak-anak kita, dan administrator sekolah harus memahami bahwa insiden semacam itu harus ditangani secara transparan. Itulah sebabnya penyelidikan kami difokuskan pada unsur bullying,” ujarnya, mengutip Malay Mail.

Saifuddin juga menambahkan terdapat unsur pengabaian dari sekolah terkait keluhan Zara.

Baca juga: Lirik Lagu Justice for Zara, Viral Terkait Kasus Siswi Malaysia Tewas di Saluran Pembuangan Air

Karena Zara sebelumnya pernah mengajukan keluhan resmi kepada pihak sekolah namun tidak mendapatkan penanganan yang memadai.

Selain itu, dugaan pelecehan seksual juga menjadi salah satu fokus penting dalam proses penyelidikan.

Menteri Saifuddin menegaskan, keputusan mengenai langkah hukum selanjutnya kini berada di tangan AGC. 

Halaman
123

Berita Terkini