Yang mengagetkan, bentrokan di Embong Malang itu terjadi di saat Pemkot Surabaya sedang gencar melakukan sosialisasi Kampung Pancasila melalui BPBD sebagai leading sector.
Pecahnya insiden tawuran itu menjadi ironi ketika semua OPD dan ASN sedang digerakkan untuk menyosialisasikan Kampung Pancasila yang bertujuan memperkuat ideologi, kerukunan, dan karakter masyarakat, tapi di sisi lain konflik justru masih muncul di jalanan.
Surabaya adalah kota “melting pot” yang dihuni berbagai suku dan latar belakang, sehingga rentan gesekan jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, dia menegaskan pentingnya merawat karakter Arek Suroboyo yang guyub dan kompak sebagai modal sosial.
“Surabaya ini kota terbuka, semua ada di sini. Justru dengan karakter Arek Suroboyo yang guyub, kita bisa tunjukkan bahwa keberagaman itu bisa jadi modal kekuatan, bukan sumber konflik,” kata Yona.