TRIBUNJATIM.COM - Nasib seorang bayi berusia 2 bulan sungguh mengenaskan.
Orangtuanya dibuat menanggung sakit lantaran saran dari dokter di RSUD di Bandar Lampung diikuti.
Dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Moeloek Bandar Lampung, Provinsi Lampung, diduga memperjualbelikan alat medis kepada pasien serta pelayanan yang buruk.
Dugaan itu berawal dari bayi berusia 2 bulan bernama Alesha Erina Putri meninggal dunia usai menjalani perawatan di RSUD Abdoel Moeloek.
Ayah Alesha, Sandi Saputra, menceritakan putrinya dirujuk ke RSUD Abdoel Moeloek pada 9 Juli 2025 dengan diagnosis penyakit hirschsprung, yakni penyakit bawaan lahir yang menyebabkan sulit buang air besar.
Sandi dan istrinya, Nida Usofie, bertemu dengan dokter BR, yang menawarkan dua opsi operasi terhadap anak mereka.
Pertama, operasi pemotongan usus yang harus dilakukan beberapa kali.
Opsi kedua, yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan, menggunakan alat medis yang bisa mempermudah operasi menjadi satu kali tindakan.
Sandi pun memilih opsi kedua.
Ia bahkan telah membayar Rp 8 juta yang ditransfer ke rekening pribadi si dokter demi kesembuhan putrinya.
Baca juga: Anak di Bondowoso Nekat Mencuri Mobil Orang Tuanya Bos Dapur MBG, Ngaku Terlilit Utang
Sandi mengatakan, komunikasi dengan dokter BR tersendat setelah uang ditransfer.
"Malam di-WA baru dibalas paginya setelah anak saya meninggal," kata Sandi, Kamis (21/8/2025).
Selain dugaan jual beli alat, keluarga juga mengeluhkan pelayanan RSUD Abdoel Moeloek yang dinilai lambat dan buruk.
"Tidak ditangani dengan baik. Seharusnya kan bayi itu dilihat, bajunya basah ada bercak darah bekas operasi diganti kek. Tapi ini enggak, dibiarkan saja bayi dengan popok yang berlumuran darah bekas operasi," beber dia.
Usai operasi, pihak keluarga juga menyebut dokter yang menangani tidak lagi memantau kondisi Alesha secara langsung.
Saat kondisi Alesha semakin menurun, keluarga disarankan untuk memindahkannya ke ruang PICU.
Namun, ruangan di RSUD Abdoel Moeloek sudah penuh.
Alih-alih melakukan komunikasi langsung antar rumah sakit, pihak RSUD Abdoel Moeloek justru meminta keluarga pasien untuk mencari sendiri ketersediaan ruang PICU di RS lain.
Baca juga: Kiesha Berniat Nyaleg, Pasha Ungu Malah Dirumorkan Mundur dari DPR, Sigit Purnomo Bantah
Keterlambatan penanganan akhirnya mengakibatkan bayi malang itu meninggal sebelum bisa dipindahkan.
Pihak keluarga pun berharap ada penjelasan dan iktikad baik dari pihak RSUD Abdoel Moeloek.
"Kami ingin ada itikad baik dari pihak-pihak terkait atas dampak dari persoalan ini. Kami enggak ingin ada lagi pasien yang mengalami pelayanan seperti yang kami rasakan," ujar dia.
RSUD Abdoel Moeloek buka suara
Manajemen RSUD Abdoel Moeloek buka suara soal dugaan praktik jual beli alat medis yang dilakukan oknum dokter.
Direktur RSUD Abdoel Moeloek Imam Ghozali mengatakan, kejadian ini merupakan ulah oknum dan bukan kebijakan resmi rumah sakit.
"Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga. Kami sangat prihatin, dan rumah sakit akan merespons cepat kejadian ini," ujar Imam Ghozali, Kamis.
“Jika ada praktik di luar ketentuan resmi, itu murni ulah oknum, bukan kebijakan RSUDAM," lanjutnya.
Imam menekankan bahwa pihaknya tidak akan menoleransi praktik pungutan liar atau jual beli alat kesehatan.
Saat ini, terus Imam, kasus tersebut sedang ditangani secara internal.
Baca juga: Penantian Panjang Sardi dan Sri Wahyuni, 43 Tahun Menikah Akhirnya Sah Secara Hukum Negara
Rumah sakit masih menunggu rekomendasi untuk menentukan langkah terhadap oknum yang terlibat.
"Kejadian ini membuka fakta bahwa praktik semacam itu memang ada. Kami tegaskan, RSUD Abdul Moeloek tidak akan menoleransi hal tersebut," ucap dia.
"Saya sedang berada di Jakarta. Saat ini masalah ini sedang dirapatkan oleh Komite Medik, Komite Mutu, dan Wakil Direktur Pelayanan Medik," ujarnya lagi.
Imam juga mengungkap kondisi medis bayi Alesha yang menurutnya mengalami kelainan bawaan sejak lahir.
Dia menyebut pasien mengalami kelainan kongenital, yaitu saraf untuk buang air besar tidak berfungsi akibat saraf terputus.
Biasanya kelainan ini tidak berdiri sendiri, dan pada kasus ini pasien juga memiliki kelainan jantung.
Baca juga: Warung di Tuban Kembali Kedapatan Jual Minuman Beralkohol, Botol Arak Disembunyikan di Semak-semak
Meski demikian, ia menegaskan bahwa inti masalah tetap pada dugaan permintaan biaya tambahan oleh oknum tenaga medis.
"Permasalahan bukan pada kondisi medis, tetapi pada oknum yang meminta uang dengan alasan membeli alat. Itu jelas tidak dibenarkan. Saya sangat prihatin dan menegaskan tidak akan menoleransi praktik semacam ini," ujar Imam.
Sebagai langkah ke depan, manajemen rumah sakit berkomitmen untuk memperketat pengawasan dan memastikan seluruh pelayanan berjalan sesuai prosedur.
"Siapa pun yang terbukti melakukan praktik di luar ketentuan resmi akan ditindak tegas. Kami ingin memastikan pelayanan di RSUD Abdul Moeloek profesional, transparan, dan tidak membebani pasien dengan biaya tambahan," ujar dia.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com