“Setelah Eras menyesali dan permohonan maaf dari keluarga ini, kami berharap proses penahanan yang dilakukan kepolisian 20 hari atau 40 hari agar perkara ini segera dilimpahkan (ke persidangan). Biar nanti kita bisa membuka fakta yang sebenarnya di persidangan,” kata dia.
“Tentunya pasti, karena ini kan ada dugaan dari publik dan dari masyarakat sekarang bahwa adik-adik kami ini, Eras ini, yang melakukan pembunuhan. Jadi makanya kami segera mau membuktikan, bukan Eras dan kawan-kawan yang melakukan pembunuhan ini,” tambah Adrianus.
Adrianus juga menyinggung adanya peran pihak lain dalam kasus ini.
Ia menyebut kliennya hanya diminta untuk menjemput paksa korban, lalu menyerahkannya ke seseorang di wilayah Cawang, Jakarta Timur.
Baca juga: Buah Pisang Sisa Menu MBG Diolah Siswa SMA Jadi Kue Bolu, Aksinya Jadi Sorotan
“Adik kami, Eras (salah satu pelaku) diminta untuk menjemput paksa (menculik). Setelah adik kami, Eras dan kawan-kawan menjemput di waktu sore, ada perintah dari oknum F,” ujarnya.
Menurutnya, setelah korban diserahkan, Eras dan rekan-rekannya kemudian mendapat perintah lain untuk mengantarkan kembali korban. Namun, saat itu korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa.
“Pada saat mereka mengantar itu, mereka juga dalam tekanan,” kata Adrianus.
“Dan mereka, salah satu terduga penjemputan paksa ini, menyampaikan ke keluarganya bahwa mereka memang baru diperintahkan untuk membuang jenazah. Jadi peran mereka itu sampai di situ,” jelasnya.
Baca juga: Pria di Jombang Ditemukan Tak Bernyawa di Tepi Jalan, Warga Sempat Lihat Korban Jalan Sendirian
Sementara itu, Polisi mengonfirmasi salah satu otak pelaku adalah motivator Dwi Hartono (DH).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengonfirmasi identitas akun media sosial milik Dwi Hartono.
“Benar (@klanhartono) Instagram-nya DH,” kata Ade Ary saat dikonfirmasi, Selasa (26/8/2025).
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, Dwi Hartono diduga memiliki sebuah yayasan amal yang bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, dan UMKM.
Dalam bio akun Instagram miliknya, Dwi menautkan nama yayasan @hartono_foundation.
Yayasan tersebut pertama kali mengunggah konten di akun Instagramnya pada 1 Februari 2019.
Aktivitasnya tampak berfokus pada pemberian beasiswa pendidikan, terutama untuk mahasiswa perguruan tinggi.